#WCL 1.

67 12 4
                                    

Halo semua:)

Jangan lupa kasih votenya ya:)

Happy reading:)
.
.
Gue sekarang lagi di cafe Chief bersama Renkyo, ini memang jadi tampat favorit kami.

"mbak, pesan orange jus dua ya" ujar gue ke pelayan.

"Oke ditunggu kak"

Gak lama kemudian tiga orang cowok menhampiri meja kami.

"Alex,Kai,Albert ngapain kalian kesini," tanya gue ketiga cowok tadi.

Tanpa menjawab pertanyaan gue Alex narik baju Renkyo dan membawanya keluar dari cafe Chief. Spontan gue ngejar mereka.

"Alex! Apa yang kau lakukan kepada Renkyo," tanya gue marah.

"Lex, lepaskan Renkyo atau gue panggil polisi supaya lo ditangkap," ujar gue menegahi mereka berdua.

"Sayang, kamu kok gitu sama aku," ujar Alex ke gue.

Amit-amit cabang bayi. Batin gue.

"Gue bilang lepas ya lepas, atau gue telfon polisi!" ujar gue ketus pada Alex.

Akhirnya Alex melepaskan Renkyo.

"Awas aja lu ya, liat aja nanti!" ujar Alex kepada Renkyo meninggalkan cafe Chief.

*******

Pagi hari tiba, menyambut gue terbangun. Batin gue.

Hari ini minggu.

"Pagi sayang," ujar seorang pria tampan ke gue.

"Pagi kembali Pa," ujar gue ke papa.

"Ayo, kita sarapan mamamu dan kembaranmu sudah menunggu diruang makan," cakap papa kembali ke gue.

"Baiklah pa," ujar gue.

Ya, seperti yang gue ceritain di part sebelumnya gue punya kembaran cowok namanya Branka.
Orang yang paling ngeselin sedunia akhirat.

Gue turun kebawah untuk sarapan pagi sebenernya sih gue males banget liat wajahnya si Branka.

Tapi gue laper. Batin gue.

"Pagi Ma," ujar gue ke mama sambil ngambil sepotong roti diatas meja.

"Pagi juga sayang," ujar mama ke gue.

"Eh! Lu kagak ucapin selamat pagi buat gue juga gitu?" ujar Branka ke gue.

"Najis!" ujar gue.

"Bitara, kamu gak boleh kayak gitu ke kakak kamu," ujar papa membela Branka.

"Iya iya pa," ujar gue pasrah.

"Pagi semangka kembaran gue" ujar gue.

Najis. Batin gue.

"Pagi juga Bibit Jagung," ujar Branka ke gue.

"Yee enak aja lo bilang gue bibit jangung, lo aja tuh yang semangka," ujar gue muter mata gue.

"What lo bilang apa? Gue gak denger," ujar Branka ke gue lagi.

"SE-MA-NG-KA," ujar gue ngeja-ngeja.

"Apa? Gak kedengeran gue," ujar Branka lagi ke gue.

"Beneran budeg rasain lo," ujar gue.

"Sudah kalian ini berantem terus pagi, siang, malam berantem terus kerjaannya," ujar papa marah.

"Iya pa iya," ujar gue dan Branka serentak.

*******

Hari menunjukkan pukul 11.00 wib.

"Boring," ujar gue sendiri sambil nonton acara di tv.

"Woi," ujar Branka mengejutkan gue.

"Anjir. Anak setan," ujar gue marah ke Branka.

"Berarti lo adek setan Haha," ujar Branka ke gue.

"Lo tau gak?" ujar Branka lagi ke gue.

"Kagak!" ujar gue.

"Tadi..." ujar Branka lagi.

"Tadi apa?" ujar gue mulai kepo.

"Tadi, Guee gak ngapa ngapain Haha," ujarnya sambil ketawa.

"Apaansiih gak jelas," ujar gue mutar bola mata.

Nih anak kenapa bisa jadi kembaran gue sih. Batin gue.

*Beberapa menit kemudian*

"Brankaa Setannnn!" ujar gue marah ke Branka karena dia sengaja numpahin segelas air ke baju gue.

"Iya adek setan," ujarnya sambil ketawa dan lari kekamarnya.

Untung papa mama gak dirumah. Batin gue.

Bodo ah, mending gue main kerumah Dillya. Batin gue.

Gue nuker baju yang dibasahin Branka.

Gue makai baju kaos pink dengan celana levis putih dan makai sendal jepit.

******


Thank You All:)

Jadi gimana ceritanya menarik atau membosankan?
Atau B aja?

Tolong komen ya kasih kritik and sarannya.

Tunggu part selanjutnya.

See you again:)



Seperti KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang