8

1.4K 118 8
                                    

Ayo voment lagi

Author pov

Oke ini tidak baik bagi hubungan Kim Bum dan So Eun. Memang ini bukan pertama kali mereka bertengkar. Dan biasa bisa diselesaikan dengan pertandingan basket. Tapi kali ini terasa beda. Entahlah, hanya mereka yg merasakannya.

Kim Bum kehilangan jejak So Eun. Dia cukup frustasi. Namun dia tetap mencarinya. Dia mencoba ke lapangan indoor basket. Karna dia pikir biasa mereka kalau bertengkar pasti akan ketemu disana.

Pintu lapangan basket tidak dikunci sehingga Kim Bum langsung menorobos masuk kedalam. Namun tidak ada siapapun.

Sial!

Kim Bum kembali menyusuri tempat lainnya. Sampai tanpa sengaja dia harus menyerempet bahu seseorang yg sedikit terhuyung dan memekik.

"Akh."

Kim Bum menoleh dan ternyata itu adalah Suzy, salah satu sahabat So Eun. Tanpa pikir panjang Kim Bum langsung mencengkram kedua bahu Suzy.

"Suzy, dimana So Eun. Aku akan minta maaf. Dia hanya salah paham. Aku akan hen..." Cerocos Kim Bum yg distop oleh Suzy.

"Stop!"

Kim Bum bungkam seketika.

"Sebelumnya aku ingin menanyakan dulu sesuatu." Kata Suzy.

Kim Bum mengangguk dengan wajah cemasnya.

"Apa kau... percaya pada So Eun?" Tanya Suzy.

Sejenak Kim Bum mengernyitkan dahinya mendengar pertanyaan Suzy. Namun setelah menatap Suzy entah mengapa Kim Bum seakan mengerti maksud dari kata percaya yg ditanyakan Suzy.

"Aku percaya." Sahut Kim Bum mantap.

Suzy menghela nafasnya sejenak lalu menatap Kim Bum.

"Aku tidak tahu pasti dia dimana. Tapi aku hanya tahu tempat favorit yg lain yg dia suka selain lapangan basket." Kata Suzy.

"Dimana itu?" Tanya Kim Bum antusias.

"Ruangan latihan tari."

#####

Kim Bum segera berlari menuju ruang untuk latihan tari. Sesampai disana dia mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan tersebut. Namun hasilnya nihil. Ruangan itu kosong dan sepi. Kim Bum mendesah frustasi. Namun sekali lagi dia mengelilingi ruangan itu dengan perlahan sambil melamunkan hubungannya dengan So Eun yg belakangan ini terasa beda. Mereka tidak sesantai seperti dulu lagi. Namun Kim Bum tiba-tiba terhenti saat berada di depan cermin besar yg digunakan untuk melihat gerakkan-gerakan para penari.

Samar-samar dia mendekati cermin besar itu dan menempelkan telinganya ke cermin dan dia mendengar ada suara sedang menggerutu. Kim Bum sepertinya tidak terkejut. Dia memutuskan mencari akses ke ruangan dibalik cermin tersebut.

#####

So Eun ternyata berlatih tariannya ditempat rahasianya seperti biasa. Namun karna kesal dan sedih gerakan tariannya tidak beraturan dan sering menabrak beberapa barang di ruang rahasia itu. Dan juga dengan emosinya tersebut dia seakan tuli terhadap disekitar. Padahal dari tempatnya dia bisa mendengar dan melihat siapa pun yg masuk ke aula utama kelas tari ini. Namun sampai detik ini dia tidak menyadari bahwa latihannya diperhatikan seseorang yg sudah berhasil mendapatkan akses masuk ruangan itu.

"Ehem." Dehem seseorang.

So Eun tersentak dan menoleh keasal suara deheman tersebut. Dan betapa terkejutnya dia karna itu adalah Kim Bum.

"Bum-ah." Gumam So Eun dengan mimik terkejutnya.

Kim Bum melangkah mendekati So Eun dengan tatapan sendunya. Tanpa terasa langkah Kim Bum sudah berada sejengkal di hadapan So Eun.

Degub jantung mereka bergerak seirama yaitu kencang. Namun mungkin dalam arti yg berbeda.

'Gawat, apa dia melihat tarianku. Bisa-bisa dia curiga kalau aku adalah Eunnie.' Batin So Eun.

'Maafkan aku So Eun. Aku tidak menyangka kau harus menyembunyikan bahkan bakatmu dengan cara seperti ini.' Batin Kim Bum.

"So Eun, aku minta maaf tentang tadi. Dan aku juga minta maaf karna sering memaksakan kehendakku tanpa memperdulikan perasaanmu." Ucap Kim Bum.

So Eun mengangkat sebelah alisnya.

"Apa maksudmu?" Tanya So Eun merasa aneh dengan perkataan Kim Bum.

"Maksudku ya tentang ini semua. Aku tidak tahu kalau kau begitu menyembunyikan bakatmu sampai harus latihan diam-diam begini." Sahut Kim Bum sambil matanya menatap semua ruangan yg ada.

'Oke, sepertinya dia belum curiga.' Batin So Eun.

"Yah, kau tahu kan. Para sepupuku yg mulutnya seperti ember?" Kata So Eun asal.

Kim Bum tersenyum manis.

Setelah itu So Eun memakai jaketnya dan membawa ranselnya. Setelah selesai dia kembali menatap Kim Bum.

"Aku juga minta maaf karna tadi aku terlalu emosi." Kata So Eun.

Kim Bum seketika memeluk So Eun dengan erat. So Eun terkesiap dan menegang.

"Apapun yg terjadi bisakah kau berjanji untuk tidak meninggalkanku?" Tanya Kim Bum dalam pelukan.

So Eun mengangguk dan menangis dalam diam.

#####

Kim Bum Pov

Sudah seminggu aku mencari Eunnie tapi semua nihil. Karna memang petunjuknya sangat minim. Sedangkan acara lomba tari akan segera tiba. Yg artinya acara wisuda adalah keesokkan harinya setelah lomba tersebut.

Aku kuatir tidak akan bertemu Eunnie lagi.

Bagaimana dengan So Eun?

Sampai detik ini kami masih baik-baik saja. Meski semakin hari aku merasakan getaran aneh dalam hatiku kepadanya. Tapi aku masih terus mengelak.

Tiba-tiba kudengar seseorang memanggilku

"Kim Bum-ah." Panggil orang itu.

Kutolehkan kepalaku ke suara tersebut.

Oh, ternyata salah satu sepupu So Eun.

"Oh hai." Jawabku seadanya.

"Aku mau mengundangmu Bum-ah." Katanya sambil menyodorkan sebuah undangan.

Akupun mengambilnya sambil melihat-lihat.

"Undangan apa ini?" Tanyaku.

"Acara perpisahan." Katanya.

"Aku harap kau akan datang." Lanjutnya sambil mengerling nakal. Kemudian diapun pergi.

Aku hanya menghela nafas. Aku benci ini. Ini bukan pertama kali aku menghadiri pesta mereka. Tapi yg aku benci adalah setiap aku kesana aku harus menyaksikan So Eun yg diperlakukan sebagai pembantu. Dan aku tidak suka begitu.

Tapi ini demi kehormatan keluarga mau tak mau aku memang harus ramah.

To be continue...

WE (CINDERELLA STORY) (BUMSSO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang