4

1.6K 141 10
                                    

Lagi getol update nih.

Ayo kasih aku semangat dong lewat vomentnya dong.

Kim Bum pov

Kemarin aku tidak menduga kalau diminta melatih anak-anak klub. Namun saat melatih aku merasa ada yang aneh. Saat aku menatap pantulan diriku di kaca dinding dalam kelas itu, darahku berdesir dan jantungku berdebar sangat kencang. Aku yakin itu bukan karna aktifitas gerakku dalam nari. Tapi aku mencoba menepis tentang perasaan anehku. Well, aku tidak mau dianggap stres karna melamun saat melatih.

Sekarang hari menjelang malam. Tiba-tiba aku jadi rindu pada si kutu alias So Eun.

Aku tahu tidak mungkin aku berbincang santai dirumahnya. Karna setiap aku terang-terangan mengunjunginya sang bibi dan sepupu-sepupunya pasti mencegah aku bertemu dengannya. Karna para sepupunya sangat ngefans denganku. Hei, itu kenyataan loh. Jadi sekarang mungkin sebaiknya aku menyelinap saja.

Aku sudah sampai di bagian belakang rumah So Eun. Aku tahu kamarnya ada di bagian belakang rumah. Oh, ternyata dia belum tidur. Lampu kamarnya masih menyala. Akupun mencari alat bantu untuk memberinya kode untuk keluar.

#####

So Eun pov

Tak
Tak
Tak

Aku mendengar ada sesuatu mengetuk kaca jendelaku. Akupun melangkah pelan kejendela untuk mengetahui siapa yang melakukannya.

Kubuka jendelaku dan kucari siapa yang mengetuk jendelaku ini.

Saat ku kebawah betapa terkejutnya aku karna pelakunya adalah Kim Bum.

Dia hanya menunjukkan kudanya. Sedangkan aku hanya terkekeh.

Lalu akupun mencari tambang yang biasa kupakai jika aku nyelinap karna pulang malam. Setelah ketemu kuulurkan kebawah dan diujung yg kupegang ku ikat dibalok yang tertanam di samping jendela. Setelah itu kuberikan kode padanya untuk memanjat lewat tambang ini. Diapun mengangguk dan memanjati tambang itu.

Wow, dia sangat ahli dalam memanjat. Seperti banyak hal yang bisa dia lakukan. Benar-benar calon suami idaman.

Hah? Aku mulai melantur.

Beberapa menit kemudian dia sudah masuk kekamarku ini.

"Fiuh, aku jadi mengingat romeo yang menyelinap untuk bertemu juliet." Katanya sambil menggaruk-garuk tengkuknya tak gatal.

Aku hanya memutar bola mataku malas.

Setelah itu dia duduk di sofa yang berhadapan dengan ranjangku.

"Ada apa malam-malam kemari?" Tanyaku.

"Aku merindukanmu." Sahutnya dengan tatapan yang sulit kubaca.

"Oke. Lalu sekarang apa yang kita lakukan." Kataku mencoba tenang.

"Kita ngobrol." Katanya.

Aku hanya terkekeh mendengar perkataannya.

"Baiklah." Kataku.

"Oiya, apa kau ikut lomba tari?" Tanyanya.

"Mungkin." Sahutku acuh.

"Aku akan senang kalau kau mau ikut." Katanya.

Aku menoleh ke dia. Dia menatapku.

"Bum, meski aku memiliki warisan, tapi banyak keluargaku yang mengincar untuk menguasai hartaku. Jadi untuk saat ini aku tidak bisa egois hanya memikirkan hobiku saja. Aku ingin hidup dengan tenang sampai lulus. Lalu kerja dan mengelola perusahaan orang tuaku." Terangku.

Diapun menghela nafas lalu menggenggam kedua tanganku.

"Hei, kau jangan pesimis gitu. Bukankah kau adalah gadis yang keras? Pantang menyerah." Katanya.

Jantungku kembali berdetak kencang. Aku perlahan melepaskan genggamannya. Aku tidak ingin jatuh dalam pesonanya.

Ya, sejak dia mengatakan arti cinta dihadapan umum waktu itu aku menyadari bahwa ternyata aku mencintainya.

Namun aku sadar siapa aku, dan tidak mampu berharap bahwa dia akan membalas rasaku. Maka aku harus balik ke prinsipku. Hidup tenang sampai lulus.

"Gomawo Bum. Akan aku pikirkan." Kataku.

Diapun mengulas senyum lembutnya.

#####

Author pov

Para peserta lomba tari mulai intens dalam berlatih. Mereka seakan tak kenal lelah. Ini termasuk So Eun. Bahkan dia sampai cuti dari kerja partimenya.

"Jadi, bagaimana hasilmu?" Tanya Suzy.

Saat ini So Eun dan Suzy sedang dikantin untuk makan siang.

"Aku cukup yakin. Setidaknya juara dua." Sahut So Eun tersenyum.

"Hmmm, boleh juga. Katanya juara dua dapat beasiswa full. Tapi apa kau akan memakai beasiswa itu?" Tanya Suzy lagi.

"Kalau aku mendapatnya tentu kupakai. Lalu biaya dari bibi bisa kusumbang untuk panti-panti." Sahut So Eun.

"Hei teman, kenapa kau pintar sekali ya." Ujar Suzy.

Dan akhirnya merekapun tertawa terbahak-bahak.

"Oiya, minggu depan adalah hari acara pesta penyambutan mahasiswa-mahasiswa baru. Kau harus ikut ya. Tidak ada alasan." Kata Suzy.

So Eun terkekeh dengan tingkah temannya satu ini. Lalu kemudian seulas senyum miring tercetak di bibir manis tersebut.

To be continue...

Eeeee minta saran dong. Mau dibikin sampai BUMSSO nya kerja atau endnya sampe mereka lulus doang nih?

Ayo dijawab ye.

WE (CINDERELLA STORY) (BUMSSO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang