13 : Jihoon's Story #2

32 4 34
                                    

Selamat Membaca 😀

--

"Tumben enggak bolos lo, Hoon?" tanya Guanlin saat melihat Jihoon memasuki ruang osis.

Walaupun Guanlin bukan ketua osis lagi, namun ruang osis tetap menjadi ruangan favorit mereka.

"Tadinya mau, tapi tuh anak tiba-tiba nongol di apartemen gue. Katanya di tinggal sama Woojin," ucap Jihoon.

"Gue tahu lo bakalan bolos, mangkanya gue sengaja ninggalin Baejin. Jadi mau enggak mau lo harus ke sekolah," ucap Woojin.

"Kok Baejin bisa masuk ke apartemen Jihoon?" tanya Euiwoong.

"Kita semua tahu kata sandi apartemen satu sama lain. Jaga-jaga kalau ada apa-apa Woong," jawab Kayla.

"Terus waktu kemaren kenapa Baejin enggak masuk saja? Kenapa malah tekan bel?"

"Gue enggak enak. Sudah ngilang, terus main masuk saja."

"Masalah abeoji lo lagi?" tebak Guanlin.

"Iya. Masalah hidup gue apalagi kalau bukan itu?"

"Sudahlah Hoon. Ikhlasin saja. Ikuti apa kata abeoji lo. Daripada lo semakin tersiksa kayak gini. Lebih baik lo nyerah," ucap Guanlin.

"Kan tadi pagi gue sudah kasih renungan panjang lebar Hoon," Baejin ikut menimbrung.

"Kok pada tahu semalam abeoji gue datang?"

"Aku papasan sama abeoji Jihoon," ucap Kayla.

"Unit apartemen gue kan tepat di samping unit apartemen lo, kedengeran Hoon," ucap Guanlin.

Jihoon menarik nafas berat, "Gue masih belum bisa ikhlas."

"Dicoba dulu Jihoon."

"Ya, lo pada ngomong doang gampang. Yang ngejalanin kan gue. Susah tahu!"

"Lo pikir, gue ikhlasin Eli gampang? Lo pikir berusaha buat bangkit setelah masa-masa sulit gue, itu mudah? Enggak Hoon. Waktu itu gue juga susah. Sama kayak lo susah buat ikhlasin mimpi lo, waktu itu gue juga harus ikhlasin Eli pergi," ucap Baejin.

Ucapan Baejin membuat Jihoon terdiam. Mencerna perkataan Baejin.

"Gue butuh waktu sendiri," ucap Jihoon, pergi meninggalkan ruang osis.

"Enggak perlu ditahan Woong. Jihoon bakalan baik-baik saja," ucap Woojin begitu melihat Euiwoong ingin menahan Jihoon.

"Gue boleh tahu masalahnya?" tanya Euiwoong.

Guanlin melihat kearah Woojin, meminta persetujuan. Woojin mengangguk.

Flashback

Saat itu mereka baru masuk SMA. Ketika anak-anak lain belum mempunyai impian di masa depan, lain halnya dengan Jihoon dan Woojin.

Si kembar yang tiada hari tanpa bertengkar itu telah menyusun rencana masa depan mereka dengan rapih. Membayangkan masa depan itu terwujud sempurna membuat Jihoon dan Woojin tersenyum senang.

Arsitek. Profesi yang diminati Jihoon dan Woojin.

Semalam, Jihoon dan Woojin telah merancang masa depan mereka dan telah mempresentasikan di depan teman-temannya, membuat teman-temannya merasa takjub dan bangga.

I'll Remember (PARK WOOJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang