Festival Lampion
2 bulan telah berlalu...
Awalnya Hye mi pikir saat ia terbangun semuanya akan kembali seperti semula. Seperti yang diharapkan semua orang ketika mengalami kejadian yang sangat aneh dihidupnya semua berharap kejadian itu hanya mimpi belaka.
Namun saat Hye mi terbangun ia masih tetap sama. Ia masih ada di Joeson.
Hari-harinya ia lewati untuk bekerja sebagai pelayan di warung Bibi Han ja. Ia tak punya tempat untuk pergi dari situ. Bahkan jika utangnya telah lunas untuk Bibi Han ja. Hye mi akan memohon untuk diberikan izin tinggal di situ.
Hari ini warung Bibi Han ja tutup. Sebab malam ini mereka akan pergi melihat festival lampion di tengah kota. Jadi mereka berdua akan menikmati malam festival itu dengan tubuh yang nyaman tanpa perlu merasa lelah setelah seharian bekerja. Hubungan Hye mi dengan Bibi Han ja sudah cukup dekat seperti ibu dan anak.
“ Bibi,, Apa kita bisa pergi lebih tempo..?? ” tanya Hye mi yang sudah tak sabaran
“ kita akan pergi pukul 7 malam...”
“ lagian pergi secepat itu kau tidak akan melihat apa-apa...” jawab Bibi Han ja yang sedang berbaring di meja warung makan miliknya diluar.
Hye mi bisa melihat para penduduk yang hilir mudik menyiapkan festival itu. Hye mi benar-benar tak sabaran untuk melihat festival itu.
Apalagi Bibi Han ja berkata dimalam itu jika kita mengucapkan permohonan maka doa itu akan terkabul dan itu yang ingin dilakukan Hye mi. Memohon kepada dewa untuk mengembalikkanya kembali ketempat asalnya.
“ Bibi...?? ” panggil Hye mi pada Bibi Han ja yang masih berbaring
“ Apa keluarga kerajaan juga akan pergi melihat festival...?? ”
“ Tentu saja...”
“ WaHHh,,, ini berarti aku bisa melihat Raja secara nyata...” ungkap Hye mi dengan mata berbinar-binar.
Bibi Han ja yang mendengar celoteh Hye mi bangun dari tidurnya dan menjitak kepala Hye mi dengan keras.
“ Bodoh,, !! ”
“ Rakyat seperti kita tidak akan bisa melihat Yang mulia..”
Hye mi yang masih meringgis kesakitan sembari memegang kepalanya menatap kesal ke arah Bibi Han ja
“ Memangnya kenapa..?? ”
“ Dia kan Raja, semua orang pasti ingin melihatnya...”
“ Lagi pula aku penasaran dengan wajah aslinya apakah sama dengan lukisan-lukisan sejarah yang selama ini aku pelajari...”
Bibi Han ja hanya menyeritkan keningnya. Garis-garis kerutan terlukis di pelipisnya. Lagi-lagi Bibi Han ja kembali mendengar ocehan Hye mi yang aneh lagi. Baginya cerita Hye mi sangat tidak masuk akal.
“ Apa Bibi pernah masuk ke istana..?? ”
“ Apa istana yang kulihat di Seoul sama dengan yang sekarang..?? ”
“ Apa didalam sana banyak pelayan dan penjaga..?? ” tanyanya dengan bertubi-tubi saking penasarannya dengan kehidupan istana.
“ Jika kau ingin berkunjung ke sana, aku akan membawamu...”
“ Benarkah..?? Bibi serius..?? ” serunya sambil memegang tangan Bibi Han ja
“ Apa kita harus membayar masuk ke dalam sana..?? apa di zaman ini juga harus menggunakan tiket masuk..?? ”
Bibi Han ja hanya menghela nafas panjang melihat Hye mi kembali berkata hal yang membingungkan dirinya. Ia pun membalas genggaman tangan Hye mi padanya.“ Tentu saja...”
“ Kita berdua harus membayar 10 Yang untuk masuk kedalam istana jadi total yang harus kita berdua bayar adalah 20 Yang...”
“ Itu artinya utangmu bertambah lagi...”
“ hahaha... Jangan bercanda Bi...”
“ Tega sekali Raja memungut pajak seperti itu, ia harusnya membuka istananya lebar-lebar untuk rakyatnya...”
Entah mengapa Bibi Han ja merasa didalam diri Hye mi ada sesuatu yang sangat berbeda dan luar biasa.
Sesuatu yang tidak di punya orang lain pada umunya. Sesuatu yang benar-benar berbeda. Cara berpikir yang sangat simple dan sederhana.
“ Kau pikir masuk ke istana itu mudah..?? ”
“ Mendekat ke gerbang istana saja sudah membuatku merinding apalagi masuk kedalam istana...”
“ Bagaimana jika aku menjadi Ratu dan membawa Bibi masuk kedalamnya...?? ”
“ Ah, iya jika di Seoul aku hanya perlu memberikan Bibi tiket masuk gratis dan Bibi bisa berjalan-jalan sepuasnya didalam istana dengan menggunakan hanbook sewaan yang bagus-bagus..” tutur Hye mi sembari mengingat kembali istana Gyeongbok Di pusat kota Seoul.
Tempat itu sekarang menjadi tempat wisata terkenal di Korea selatan. Salah satu tempat yang paling banyak di kunjungi oleh wisatawan mancanegara.
“ Lagi-lagi kau berbicara hal yang tidak ku mengerti... ”
“ memang Bibi tidak percaya jika aku dari masa depan..?? ” tanya Hye mi dengan kesal
“ Tentu saja..!!! jika kau dari masa depan kau pasti orang hebat bukan..?? kau bisa melakukan apapun tapi nyatanya kau datang seperti gembel..”
“ Kau pikir aku akan percaya padamu, Hah.?? ”
Hye mi hanya tersenyum simpul lalu memeluk tubuh Bibi Han ja dari samping. Kepalanya ia sandarkan dipelukannya.
“ Aku pasti akan merindukanmu Bi..”
“ Jika saat itu aku kembali ke masa depan...”
“ Aku harap aku bisa membawamu ke sana...” ujar Hye mi dengan lirih. Bibi Han ja pun membalas pelukan Hye mi dengan menepu-nepuk tangan Hye mi
“ Berjanjilah padaku,, kau harus kembali dengan selamat...” ucapnya dalam hati.
Tatapan matanya terlihat senduh. Ingatan Bibi Han ja kembali tergiang dengan sikap Hye mi yang awalnya terlihat aneh dan cara bicara yang sedikit berbeda dari orang-orang pada biasanya dan juga ia mengatakan banyak hal yang tidak di mengerti olehnya.
Awalnya ia juga tidak percaya dengan perkataan Hye mi namun seiring berjalannya waktu mau tak mau Bibi Han ja harus percaya padanya. Walau itu sulit di tangkap oleh akal sehat manusia.
Kali ini lamunannya terbuyarkan. Hye mi telah melepaskan pelukannya dan kini menatap ke arah jalan di depan gubuk mereka dengan semangat memandang orang-orang yang lewat.
“ Akan sangat bahaya, Jika ada orang lain yang tahu tentang kebenaranmu Nak....” gumam Bibi Han ja sembari menatap Hye mi
#30DWC
#30DWCJilid15
#Day10
#Squad2
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mysterius Man ( END)
Historical FictionPerputaran aliran waktu. Hye mi wanita 23 tahun ini menemukan dirinya kembali saat ia SMA kelas 2 dan bertemu dengan seorang pria misterius dengan penampilan ala kerajaan josen yang sangat lusuh... Apa yang sebenarnya terjadi...?? . . . Cover by Bkh...