Chapter 17

2.2K 190 10
                                    

Chapter 17
Rencana Jae Hoon

Hye mi tak tahu. Dimana lagi ia akan terhempas. Yang Hye mi tahu, badannya seperti berada di atas sebuah lantai. Artinya ia berada pada sebuah bangunan.

Angin berhenti berhembus. Dan Hye mi mulai mengedarkan matanya. Ia menyelidiki tempat ia berada. Sebuah kamar, entah kamar siapa.

Tapi Hye mi tidak terlalu mempedulikannya. Matanya melotot tajam. Saat ia sadar bahwa dirinya berada dalam dekapan Jae Hoon yang tengah berbaring. Tanpa pikir panjang, gadis itu segera mencubit pinggul Jae Hoon dengan keras.

" AuWw!!!" Jae Hoon memekik kencang. Ia pun segera melepas Hye mi.

" APA YANG KAU LAKUKAN!!!" amuk Jae Hoon. Ia sudah bangun dan berdiri menjauhi Hye mi.

" Mencubitmu." sahut Hye mi pendek

" Kau---"

BrAKk

" Hye mi?"

Hye mi dan Jae Hoon saling pandang ke arah sumber suara. Bibi Han ja menatap Hye mi dan Jae Hoon silih berganti.

Namun saat menyadari orang yang di samping Hye mi adalah Jae Hoon. Tubuh Bibi Han ja langsung gontai dan merosot ke bawah.

" Bibi!!" pekik Hye mi dengan panik. Gadis itu menghampiri Bibi Han ja dengan cepat.

" Ya- Yang mulia.." hormat Bibi Han ja dengan gerakan berlutut.

Hye mi menatap Jae hoon dengan garang

" Lihat apa??!! Bantuin!!"

Bibi Han ja terkejut bukan main. Bagaimana bisa Hye mi dengan mudahnya memerintah Jae Hoon.

" Hye mi... Dia..."

Jae Hoon entah kenapa menurut begitu saja dengan titah Hye mi. Tapi saat Jae Hoon ingin membantu. Buru-buru Bibi Han ja bangkit dari tempatnya.

" Yang mulia." suara Bibi Han ja terdengar bergetar.

" S- suatu kehormatan Yang mulia mengunjungi gubuk saya." kepala Bibi Han ja menunduk. Tak berani menatap langsung wajah Jae Hoon.

Jae Hoon menatap Hye mi sebentar.

" Nanti malam datang ke istana." tuturnya pada Hye mi

" Aku akan meminta seseorang menjemputmu."

Hye mi ingin mengucapkan sesuatu. Tapi sebuah gerakan tangan membukam bibir Hye mi.

" Bibi... Rahasiakan hal ini dari siapapun."

Bibi Han ja mengganguk patuh. Lantas Jae Hoon pun berjalan pergi keluar dari kamar.

" Apa yang terjadi, Hye mi?" tanya Bibi Han ja. Dan Hye mi hanya menghela napas berat.

🎎🎎🎎

Kasim Ming duduk dalam diam. Meratapi nasibnya seorang diri di depan kamar pribadi Jae Hoon.

Pria tua itu bingung. Kemana tuannya itu pergi. Tak ada pesan ataupun sesuatu yang di tinggalkan Jae Hoon padanya. Untunglah, Raja belum mengetahui hal ini.

Jika sampai Kasim Ming mengatakan Jae Hoon menghilang. Kasim Ming yakin, ia tak kan melihat matahari besok pagi.

" Apa yang kau lakukan disini?"

Kasim Ming yang sedari tadi melamun. Terkejut mendengar suara yang sangat ia rindukan. Ia mengedikpkan matanya berulang kali. Lalu bangkit dan menerjang Jae Hoon dengan sebuah pelukan.

" Lepaskan!!" ngerutu Jae Hoon

" Yang mulia. Hu.. hu.. Hamba cemas memikirkan anda."

Kasim Ming semakin mempererat pelukannya.

" KASIM MING!!" suara Jae Hoon meninggi satu oktaf.

Pelukan Kasim Ming pun terlepas.

" Ikut aku!" titah Jae Hoon seraya masuk dalam kamarnya.

🎎🎎🎎

Bibi Han ja hanya terdiam tanpa berkomentar apapun. Setelah Hye mi menceritakan apa yang telah terjadi.

Dimulai saat ia bertemu Min Hoo di jembatan dan kemunculan Jae Hoon yang menyentuh tangannya. Lalu berlanjut saat ia dan Jae Hoon kembali ke masa SMA Hye mi. Dan pertemuan mereka dengan orang tua Hye mi.

Bibi Han ja percaya semua itu. Tapi ia tak kan mengatakannya terang-terangan.

" Jadi seperti itu pertemuanmu dengan Yang mulia?"

Hye mi mengganguk pelan.

" Entah apa Dewa melakukan ini padaku." ngerutu Hye mi

" Kutukan." batin Bibi Han ja " Apa langit sengaja mengirim Hye mi untuk Negri ini?"

Malam pun tiba. Dan seperti yang di janjikan Jae Hoon sebelumnya. Seorang pria berkuda datang menjemput Hye mi.

Hye mi pikir tak ada cara lain untuk menyelesaikan ini. Jika Jae Hoon menawarkan ada seseorang yang bisa membantu. Maka Hye mi tak punya pilihan lain. Masalah ini harus tuntas. Hye mi tak ingin terombang-ambing di perputaran waktu.

" Pakai ini!" seorang pria bercadar hitam memberikan setumpuk pakaian pria pada Hye mi di depan halaman.

" Jae Hoon?" tebak Hye mi. Walau Jae Hoon sudah merubah penampilannya seperti seorang Ninja. Manik mata itu sudah sangat di kenali Hye mi.

" Kau mengenaliku?" suara Jae Hoon terdengar terkejut. Ia pikir Hye mi akan berpikir ia orang suruhannya.

" Kau pikir aku bego apa? Matamu itu sangat aku kenali." omel Hye mi

Jae Hoon hanya memutar bola matanya dengan malas.

" Cepat ganti baju. Kita akan bertemu Mook di rumahnya."

" Mook?" ulang Hye mi dengan bingung.

" Kau akan tahu nanti. Cepat ganti bajumu!!" tukas Jae Hoon dengan datar.

Hye mi hanya mengerucutkan bibirnya. Lalu berbalik masuk dalam rumah.

" Berhati-hatilah, Hye mi." seru Bibi Han ja yang membantu Hye mi berganti baju.

" Aku tahu, Bi. Akan ku selesaikan semua yang terjadi ini. Hingga Hye mi dapat kembali ke masa depan."

Bibi Han ja tak menjawab perkataan Hye mi. Ia hanya tersenyum tipis. Selepas berganti baju, Hye mi pun kembali menghampiri Jae Hoon. Bibi Han ja agak takut melihat Jae Hoon. Jadi, ia hanya mengintip dari jendela.

" Ayo pergi." sahut Hye mi seraya jalan memutar ke arah kuda. Namun gadis itu bingung bagaimana menaikkinya.

" Mana kudamu?" tanya Jae Hoon

" Aku pikir kita akan sekuda." sahut Hye mi polos.

" Aku tidak bilang kau dan aku akan naik kuda yang sama..!" ungap Jae Hoon masam

" Lalu? Aku naik apa?"

" Kau tak punya kuda sendiri?" tanya Jae Hoon

Hye mi menggeleng

" Lari-lah." seru Jae Hoon datar. Pupil mata Hye mi pun membulat besar

" Apa kau bilang?!" pekik Hye mi " Lari?"

" Kau sangat hebat dalam berlari. Jadi larilah."

Hati Hye mi serasa mencolos. Bisa-bisanya Jae Hoon menyuruhnya berlari di malam seperti ini.

" Kau pergi saja, kalau begitu." marah Hye mi " Buat apa aku ikut. Jika kau menyuruhku berlari"

Jae hoon memutar bola matanya dengan malas. Ia pun lantas berjalan ke arah Hye mi.

" Kau lupa? Apa yang terjadi jika kita saling bersentuhan?"

Hye mi tersentak mendengar pertanyaan Jae Hoon. Jae Hoon benar, jika mereka bersentuhan. Maka mereka akan terlempar oleh waktu. Dan akhirnya sebuah gagasan pun lahir.

Hye mi berjalan di samping kuda. Sementara Jae Hoon duduk manis di atas kuda kesayangannya. Ironis.

___///____///____

Tbc

Entah mengapa gue sendiri tertawa waktu nulis adegan terakhir.

ヽ(^。^)丿

The Mysterius Man ( END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang