5

41 7 0
                                    

Happy reading...

•••

"Lun... Sandra!!!"

"Hah... kenapa sama Sandra Ca?" memegang pundak Caca.

"Ayo makanya buruan ke kelas!" menarik paksa Luna dan berlari menuju kelas mereka diikuti Natha dibelakangnya.

Didalam kelas sudah banyak yang mengerumuni bangku Luna. "Misi-misi gue mau liat Sandra!" ucap Luna sambil terus berusaha menerobos masuk.

Dilihatnya Sandra yang terbaring lemas, Luna buru-buru mendekat terlihat jelas wajah panik Luna. "Ya Tuhan, San lo kenapa, hei San?..." menepuk-nepuk pelan pipi Sandra berulang kali.

"Lun tolongin gue... kayanya gue keracuan deh, perut gue sakit." ucap Sandra lirih hampir seperti bisikan.

"Kenapa gak ada yang panggil ambulan atau sekedar bawa Sandra ke UKS, Nat buruan telpon ambulan!" Luna mulai menangis dia tak henti-hentinya memeluk Sandra dan menyuruhnya untuk bertahan. "Ih... Natha kok malah ketawa, lo gak ada pulsa nih pake ponsel gue aja!" mengeluarkan semua isi tasnya dengan tangan gemetar.

"Tenang kalik Lun..."

"Gimana bisa tenang orang Sandra lagi kaya gin-" beralih menatap Sandra. "Oh... ternyata lo bohongin gue ya San... jahat lo bikin gue jantungan pagi-pagi!" melihat eskpresi Sandra yang tersenyum namun lebih mirip sengiran kuda membuatnya mendapat tabokan maut dari Luna.

"Selamat ulang tahun sayangku..." ucap Sandra.

"Happy birthday Luna..." ucap Caca dari belakang Luna. Saat Luna berbalik ia melihat kue ulang tahun berukuran sedang dengan lilin yang tertata rapi diatas kue.

"Dari mana lo tau gue ultah hari ini Ca?" dengan air mata yang menggantung disudut matanya.

"Tuh dari anak rese." balas Caca dengan menunjuk Sandra menggunakan dagunya.

"Ih... Sandra cara lo bikin gue jantungan beneran tau..."

"Bisa gak ngomelnya nanti aja, tangan gue mulai keram nih!" ucap Caca.

"Sorry Ca, hihi..." sebelum Luna meniup lilinnya tak lupa ia mengucapkan doa. "Makasih ya gusy, lo semua temen gue paling best." memberikan dua ibu jarinya pada teman-temannya. "Oh ya ngomong-ngomong kok gue gak liat Wizi dari tadi padahal udah jam segini, kemana dia ya?" melihat sekeliling kelasnya yang sudah terlihat ramai.

"Entahlah gue gak tau tuh anak kemana, bodo amat dia mau kemana, gue harap dia enyah sekalian dari hidup gue!" ketus Sandra.

"Lo kenapa sih, lagi berantem ya?" tanya Luna.

"Lebih baik lo jauhin dia deh Lun!" sahut Sandra masih mempertahankan suara ketusnya.

"Sandra bener Lun, lo jauhin Wizi, oke?" timpal Caca.

"Lo berdua kenapa sih?" heran Luna.

"Loh San gue liat kemaren lo masih bareng Wizi." ucap Natha.

"Lah intinya lo harus jauhin Wizi Lun!" Luna hanya terdiam melihat sikap sahabatnya kali ini, tidak biasanya Sandra bersikap tidak suka pada Wizi.

"Oh ya Lun, lo jadi ngisi pensikan?" tanya Natha mengalihkan pembicaraan yang menurutnya membuat suasana tegang.

"Iya dong sekalian gue pinjem gitar lo ya Nat."

Beberapa jam kemudian Wizi memasuki kelas, ia melewati Luna tanpa sedikitpun melihatnya. Luna sempat heran dengan perubahan sikap Wizi padanya.

"Guys yuk ke kantin gue traktir. Yuk San jangan ditekuk gitu dong mukanya!" memegang lengan Sandra untuk mengajaknya berdiri. "Zi ayo lo ikut juga, lo gak lupakan hari ini hari spesial gue, gue traktir makan di kantin?" melihat Wizi yang sibuk bermain ponsel.

LUNATHA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang