11 end

58 6 0
                                    

Semoga untuk chapter yang terakhir ini bisa berkesan buat kalian...

Sebenernya cerita ini mau di lanjut sampe puluhan chapter tapi author takut kalian pada bosen...

Okee happy reading readers...

***

Natha sudah memberitahunya jika lima menit lagi ia menjemputnya. Luna juga sudah mengirim pesan pada abangnya bahwa dia akan menghadiri party Dave bersama Natha dan akan pulang terlambat.

Tak butuh waktu lama mobil Natha memasuki halaman rumah Luna, hari ini Luna tak bisa menahan rasa groginya ia selalu mengecek make up yang dia pake siapa tau luntur karena keringat dingin selalu terlihat di pelipisnya.

Akhirnya orang di dalam mobil keluar dan melamba kearah Luna, ia berjalan menghampiri Luna yang sama sekali tak bergerak dari tempatnya.

"Sorry udah lama ya?"

"Natha... Lo..." ucap Luna.

"Aduh gue ga tau lagi harus pake baju apa, masalahnya baju putih gue ga banyak." menggaruk kepalanya yang sudah jelas tak gatal.

"Lo... Keren..." ucap Luna lagi.

"Apa?"

"Malam ini lo keren sumpah Nat..." sambil berjalan mendekati Natha yang hanya berdiri terdiam. "Mana ponselmu?" setelah berdiri dihadapan Natha.

"Hah?... buat apa?"

"Udah sini!" Natha mengambil ponselnya yang ia simpan di saku depan celananya, memberikannya pada Luna yang tengah tersenyum manis dengan wajah yang terkena cahaya lampu membuatnya semakin cantik.

"Buat apa sih?"

"Dah deh..." menekan nekan ponsel Natha membuka salah satu aplikasi. "Hitungan ke tiga senyum..." mengarahkan layar ponsel yang menampilkan wajah keduanya. "Satu... Dua... Tiga..." satu gambar tercetak jelas dilayar ponsel Natha. "Nah kalo yang ini baru bagus buat lo jadiin wallpaper." menyerahkan kembali ponsel Natha.

"kok lo tau foto lo gue jadiin wallpaper?"

"Apa sih yang ga gue tau..."

"dasar songong."

"enak aja, gue tau waktu gue rebut ponsel lo di cafe siang tadi." memanyunkan bibirnya.

"sorry gak bilang dulu sama lo."

"ga papa santai aja kali." memukul pelan lengan Natha. "Ya udah yuk berangkat, si Sandra udah spam chat gue dari tadi."

"Oke."

Seperti biasa Natha menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang, dia tak mau menanggung resiko jika mengendarai dengan kecepatan tinggi.

Bukan hanya itu saja alasan dia membawa mobilnya dengan kecepatan sedang tapi ia ingin lebih berlama lama bersama Luna yang malam ini entah kenapa terlihat manis menurutnya.

Tiga puluh menit waktu yang mereka habiskan hanya dengan iringan lagu dari radio mobil Natha hingga sampai dirumah Dave yang halamannya sudah dipenuhi jajaran mobil mobil tamu.

"Yuk langsung masuk aja, inget ya Nat lo harus sama gue oke..."

"Iya bawel... Lo udah bilang kaya gitu sepuluh kali."

Mereka masuk dengan bergandengan tangan, Luna melihat sekelilingnya mencari seseorang yang sedari tadi menelponnya dengan omelan hingga bosan mendengarnya.

"Woy... Lun sini!" teriakan toa Sandra mengalihkan penglihatan Luna pada sepasang kekasih yang saling merangkul memamerkan kemesraannya.

"Itu Sandra, yuk Lun kesana." tunjuk Natha pada sosok Sandra yang berdiri sendirian dengan satu gelas sirup di tangannya.

LUNATHA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang