9

57 5 0
                                    

Thanks yang udah kasih vote dan comment cerita ini❤❤

Happy reading...

"Gue-"

"PERHATIAN SEMUA!..." suara keras laki-laki membuat pandangan semua yang ada di kantin termasuk Luna dan kawan-kawan terfokus padanya. "GUYS GUE NGUNDANG KALIAN YANG ADA DISINI BUAT DATENG KE PARTY GUE BESOK MALEM."

"Ada apa emangnya Dave, lo mau ngadain party kawinan lo sama Wizi?" ucap salah satu teman semeja Dave.

"Bukan dong bro, kalo gue nikah sama Wizi lo orang pertama yang gue kasih undangan wedding gue." balas Dave.

"Terus party dalam rangka apa tuh?" tanyanya lagi.

"GUE MAU NGADAIN BIRTHDAY PARTY, GUE HARAP LO SEMUA DATENG KE RUMAH GUE." ucap Dave. "GUE GAK PERLU DAPET HADIAH DARI LO SEMUA, GAK BUTUH, OKE!" sombongnya.

"Sombong banget dia, makin ilfeel aja gue." kritik Sandra setelah Dave selesai memberi pengumuman yang menurutnya tidak penting.

"Ya kaya lo sama-sama sombongnya." balas Dimas.

"Ih enak aja, gue tadikan cuma bercanda buat basa-basi." bela Sandra.

"Iya in aja." jawab Dimas.

"Lun lo mau berangkat bareng gue?" tanya Sandra.

"Gak usah San rumah gue kan berlawanan arah sama rumah Dave tar lo repot lagi, gak usah kan gue ada Natha." melirik Natha yang ada didepannya.

"Ya juga sih, ada sopir ngapain repot-repot cari tebengan." balas Sandra.

"Enak aja gue disamain sama sopir!" sewot Natha dengan melotot membuat Luna tertawa.

***

Siang ini parkiran sangat ramai dengan suara klakson kendaraan, hampir semua anak di sekolah Luna membawa kendaraan.

"Seharusnya tadi gue bawa motor aja jadi bisa nylesep-nylesep gak kejebak macet kaya gini!" dumel Natha.

"Nat sorry ya tadi gue gak bermaksud buat malu-maluin lo didepan temen-temen." sesal Luna.

"Gak papa kok Lun, santai aja gak usah dipikirin gue aja udah lupa." tersenyum damai kearah Luna.

"Makasih ya Nat, gue bercandanya kelewatan." masih terdengar nada sesal dari Luna.

"Sama-sama, gak papa Lun..." balas Natha.

"Kalo gitu besok ke birthday party pake baju warna samaan yuk, gimana kalo pake warna-"

"Putih..." ucap Luna dan Natha bersamaan.

"Haha... kok bisa sama sih?" ucap Luna.

"Mana gue tau, gue kira lo mau warna biru." balas Natha.

"Alah... lo jangan ngeles gitu, pasti lo ikut-ikutan gue, ngaku lo Nat!" menoel lengan Natha berulang kali.

"Enak aja yang ada lo yang ikut-ikutan gue..." balas Natha.

"Ya gak lah, pasti lo..."

"Tuh... pipinya merah gitu, pasti lo lah, haha..." tawa Natha memenuhi mobilnya.

"Ih... nyebelin deh..." tak henti-hentinya Luna mencubit Natha, mereka bersama-sama saling membalas, sudah lama mereka tak merasakan suasana seperti ini. Mereka tersadar setelah suara klakson dari belakang mereka menyuruh mobil Natha segera berjalan.

"Lo sih jadi kena marahkan gue." ucap Natha.

"Lo nya aja yang gak denger klakson mereka." bela Luna.

LUNATHA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang