7. Shortcut

2.4K 311 4
                                    

Sudah seharian Jungkook mengurung dirinya di dalam kamar. Berulang kali menyalahkan dirinya yang terlihat bodoh karena begitu mencintai gadis
yang meninggalkan-nya. Jungkook merasa dipermainkan saat ini. Tidak taukah Rose betapa sulitnya ia menahan rasa rindu selama tiga bulan? Namun rasa rindu itu kini justru dibalas dengan rasa sakit.

"Jung." Suara seseorang bersamaan dengan ketukan pintu membuat Jungkook tersadar dari lamunannya.

"Jung aku membawa yogurt untukmu. Tolong buka pintunya." Seseorang dari luar sana kembali mengetuk pintu. "Aku tahu kau masih marah karena aku mengikutimu kemarin, tapi kumohon bukalah pintunya."

Jungkook menghela nafas kasar. Kembali mengingat kejadian sehari yang lalu. Setelah dibuat kacau dengan Rose yang pergi begitu saja, tiba-tiba Jisoo datang berlari menghampirinya lalu berusaha menenangkan Jungkook. Jungkook tak suka diuntit seperti ini. Kenapa Jisoo menambah beban masalahnya saja?

Sejujurnya, ia jadi merasa lebih tenang dengan kehadiran Jisoo yang menenangkannya, mengusap pundaknya berusaha menyalurkan kekuatan. Namun, ia tetap tak suka cara Jisoo menguntitnya. Ia tahu gadis itu khawatir, Jisoo selalu seperti itu jika menyangkut masalah Jungkook.
Tapi bukan berarti ia harus bertindak mengesalkan seperti ini.

Jungkook terus mengabaikan ketukan pintu dan suara Jisoo. Ia kemudian melirik jam di dinding yang masih menunjukan pukul 5.02 KST. Gadis itu ternyata sangat niat untuk meminta maaf padanya, bahkan sampai datang sepagi ini. Karena tak sampai hati terus mengabaikan Jisoo, akhirnya Jungkook membukakan pintu kamarnya.

"Masuk."

Jisoo tersenyum lalu melangkah masuk dengan ragu. Ia membawa sekantong plastik di tangan kanannya. Jisoo kemudian mendudukan dirinya di atas kasur Jungkook.

"Jung, aku minta maaf."

"Sudah, lupakan."

Jisoo tersenyum kecut melihat reaksi Jungkook yang dingin.

"Aku membawa ini untukmu."

Jungkook mengambil plastik yang Jisoo serahkan. Mengintip isi plastik yang berisi sekotak Pizza dan sebotol yogurt.

"Aku tahu kau mengurung diri di kamar sejak kemarin. Kau pasti tidak makan apa-apa."

"Tapi aku mohon, jangan biarkan suasana hatimu merusak kesehatanmu Jung."

Jungkook menghela nafas. Ia tak pernah bisa marah lama-lama dengan gadis di sampingnya ini. Perhatiannya selalu membuat Jungkook luluh.

Jungkook tersenyum tipis. "Terima kasih."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hoseok menguap lebar, merasa jenuh dengan kegiatannya hari ini. Kelas Hoseok hari ini kosong karena urusan mendadak dosennya. Ia jadi tak tahu harus melakukan apa. Kalau boleh memilih, Hoseok memilih pelajaran daripada mengisi kekosongan dengan bosan seperti ini. Dulu saat Jisoo belum lulus, ia selalu mengajak Jisoo mengobrol di kafetaria. Namun sekarang berbeda, karena Jisoo sudah lulus meninggalkan dirinya yang kelulusannya tertunda setahun.

"Hei, aku pinjam fd." Suara berat seorang pria tiba-tiba memecah lamunan Hoseok.

Hoseok segera memalingkan wajahnya menatap pria itu.

"Yoongi?"

"Aku pinjam fd. Cepatlah."

Hoseok merogoh tasnya berusaha mencari benda kecil itu. "Untuk apa?"

"Minta film."

Hoseok tertawa. "Sejak kapan kau senang menonton film?"

Hoseok terlihat tercengang karena pria beku itu meminjam flasdisk nya untuk meminta film. Setau Hoseok, Yoongi tak pernah tertarik dengan hal-hal semacam itu. Aneh memang. Yoongi datang seolah-olah tengah kerasukan setan.

LISTEN TO ME | RoseKook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang