10. Bitter Sweet

2.5K 327 13
                                    

Jungkook membuka matanya yang terasa berat. Cahaya lampu masuk ke dalam celah irisnya menyilaukan. Setelah membuka kedua matanya dengan sempurna, Jungkook telah mendapati dirinya terbaring di atas ranjang.

Ranjang kamarnya.

Kemudian Jungkook mengalihkan pandangan pada pria paruh baya dan wanita paruh baya yang terduduk di kasurnya. Mereka sedikit terkesiap lalu mengulas senyum begitu mendapati anak mereka sudah terbangun.

"Akhirnya kau sadar nak." Ibu Jungkook mengusap-usap puncak kepala Jungkook bak mengusap kepala anak kecil.

"Ck, kau ini, ayah menyuruhmu mencari udara segar. Bukan mabuk-mabukan seperti ini."

Jungkook hanya bisa menghela nafas mengingat dirinya memang bersalah.

"Jeong, tak seharusnya kau mengomeli anak yang baru tersadar dari pingsannya." Ibu Jungkook mengusap pundak ayah Jungkook berusaha menenangkan.

"Maaf, membuat kalian cemas," ucap Jungkook dengan suara kecil.

"Jangan ulangi lagi. Kau memang sudah cukup umur, tapi bukan berarti kau bisa minum seenaknya seperti ini."

Jungkook mengangguk lemah. Ayah Jungkook akhirnya kembali tersenyum. Ia tak bisa terlalu lama marah pada bocah ini.

"Hye, kau tidak menyuruh Rose kemari?" Tanya ayah Jungkook yang membuat Jungkook seketika membeku di tempat. Apa baru saja ayahnya menyebut nama Rose? Tidak, tidak. Pasti Jungkook hanya salah dengar. Ia tak tahu efek bir-nya bisa separah ini. Jungkook kira ia sudah sadar sepenuhnya.

"Gadis itu pamit pulang. Katanya ia sudah dicari oleh orang tuanya." Ibu Jungkook, Jihye menghela nafas. "Dia bilang besok akan kemari untuk menjenguk Jungkook."

Tunggu, tunggu. Apa?

"Hei nak, bersyukurlah kau memiliki gadis sebaik dia. Rela membawa tubuh besarmu pulang dengan susah payah." Ayah Jungkook menepuk-nepuk pundak Jungkook sembari terkekeh. "Ngomong-ngomong. Kenapa kau tak pernah bercerita pada kami kalau kau punya kekasih Jung?"

Hah?

Jungkook ingin membenturkan kepala pada tembok saat ini juga. Sialan, ia tak bisa membedakan mana kenyataan dan mana halusinasi.

"Apa yang kalian bicarakan?" Tanya Jungkook kebingungan. Well, ia benar-benar butuh jawaban dari penyataan konyol ayah ibunya.

"Kau pikir siapa yang membawamu kemari kalau bukan kekasihmu? Dia tak sengaja menemukanmu tengah terkapar dalam keadaan mabuk berat di bar."

"Ia menggunakan ponselmu untuk menghubungi ayah. Lalu mengantarmu pulang dengan mobil."

Jelas ayah Jungkook panjang lebar. Sukses membuat mulut Jungkook hampir menganga. Ternyata ini bukan halusinasi.

Tapi untuk apa? Untuk apa gadis itu peduli?

"Aku pikir ayah dan ibu yang membawaku pulang."

"Maaf nak, kami sudah berniat menjemputmu. Tapi Rose berkata, ia tak mau merepotkan ibu dan ayah. Ia bisa mengantarmu pulang. Dia benar-benar gadis baik." Jelas Jihye.

Baik? Bolehkah Jungkook tertawa saat ini.

Title 'Baik' tak pantas didapatkan oleh gadis yang suka mempermainkan perasaan orang.

Sungguh, Jungkook bingung dengan situasi ini. Sejenak termenung berpikir, sebuah asumsi konyol seketika melintas pada pikiran pria itu.

Cih, apakah dia ingin menjadikanku pelarian karena Yoongi sudah memutuskannya?

LISTEN TO ME | RoseKook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang