14. Her

3K 343 33
                                    

Jungkook kini tengah duduk termenung sembari menatap keluar kaca jendela mobil. Jendela yang sedikit terbuka menggerakan surai tipisnya. Ia duduk di samping Jisoo yang sengaja ikut untuk membantu menjelaskan semua pada Rose, bahwa hubungannya dan Jisoo terjadi hanya karena Jungkook ingin melarikan diri dari bayang-bayang Rose. Karena Jungkook sangat mencintainya hingga sulit untuk melupakan gadis itu.

Sebenarnya Jungkook juga merasa bersalah pada Jisoo. Bagaimana tidak? Ia hanya memanfaatkan perasaan yang dimiliki gadis itu sebagai tempat pelarian. Jungkook tak pernah memaksa Jisoo menuruti keinginannya untuk membantu menjelaskan kesalahpahaman ini pada Rose. Namun Jisoo tetaplah Jisoo, gadis aneh yang terkadang memiliki jalan pikiran sulit ditebak.
Justru sebelum Jungkook hendak meminta Jisoo ikut dengannya, seakan bisa membaca pikiran Jungkook, gadis itu tersenyum lalu menawarkan diri membantu dengan bersemangat. Aneh, pikir Jungkook. Bahkan setelah apa yang Jungkook lakukan Jisoo masih bisa tersenyum tulus dan membantunya seperti ini.

Lagi, Jungkook merasa dirinya pria paling brengsek di muka bumi.

Menyakiti dua orang yang sangat ia sayang, apa namanya kalau bukan brengsek?

"Hei Jung, daritadi kau melamun. Jangan gugup." Jisoo tersenyum lalu mengambil sesuatu dari kantung plastik yang ia bawa, entah apa di dalam sana. "Ini minumlah. Aku sempat membelinya di supermarket tadi."

"Terima kasih Jis." Jungkook mengambil botol yogurt dari tangan Jisoo. Kemudian ia menatap Jisoo dalam. "Maaf aku-"

"Sstt..." Jisoo menempelkan telunjuknya pada bibir Jungkook. "Jangan katakan. Aku tidak apa-apa."

Jisoo tersenyum sangat lembut dan tulus hingga membuat Jungkook semakin diserang rasa bersalah. Namun, Jungkook memutuskan untuk tetap bungkam dan membalas senyum Jisoo dengan senyum terbaiknya.

Jungkook sangat bersyukur diberi sahabat sebaik gadis ini. Ia sangat mengerti Jungkook dan peduli padanya. Suatu saat nanti, Jungkook harus membalas semua kebaikan Jisoo dan menebus kesalahan karena pernah melukai gadis itu.

Jungkook mengalihkan atensinya dari Jisoo menuju kedua orang yang tengah asik sendiri di depannya. Mereka terus melontarkan candaan dan sesekali saling menghina, berakhir dengan tawa terbahak-bahak membuat seisi mobil dipenuhi suara mereka. Yoongi dan Jiho benar-benar serasi. Bahkan Jungkook sedikit terkejut melihat pria dingin itu sedikit banyak mengoceh.

"Hentikan Yoon! Fokuslah menyetir, nyawa tiga orang ada di tanganmu sekarang." Jiho mencubit pinggang Yoongi membuat Yoongi menggerakan badan kegelian.

"Bodoh, kalau kau terus menggangguku, bagaimana bisa aku konsentrasi babe. Secara tidak langsung nyawa tiga orang juga ada di tanganmu."

Jiho tertawa melihat ekspresi marah Yoongi yang terlihat lucu. Segera ia mencubit pipi tembam Yoongi gemas.

"Kau menggemaskannn." Jiho terus mencubit pipi Yoongi membuat pria itu makin lama semakin merasa terganggu.

"Rose! Hentikan." Seru Yoongi, yang secara tidak sengaja membuat pria yang duduk dibelakang Yoongi sedikit terkesiap karena mendengar nama 'Rose'. Jungkook jadi sedikit sensitif dengan nama itu.

"Yoon, kan aku sudah bilang padamu, mulai sekarang jangan panggil aku Rose, sayang."

"Maaf, aku lupa."

Jungkook yang mendengar konversasi di depannya langsung menimpali.

"Tidak papa jika kau mau memanggil Jiho dengan nama Rose. Aku tidak keberatan."

Jiho terkekeh. Membuat Jungkook bingung dengan apa yang ia tertawakan.

"Yoongi, jika kau memanggil Jiho 'Rose', lalu kau memanggil Rose apa?"
Tanya Jisoo ikut bergabung.

LISTEN TO ME | RoseKook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang