1. Halsinki

10.1K 691 40
                                    

Jungkook tahu Rose menyukai Bunga, ia menggemari seni, dan tak menyukai film horror.

Ia memiliki keluarga yang tinggal di Seoul yang terdiri dari orang tua dan adiknya.

Hanya itu. Hanya itu yang Jungkook ketahui. Mengenai kepribadian, jangan ditanya. Jungkook baru mengenal Rose dalam jangka waktu sehari. Waktu yang sangat teramat singkat bagi sepasang kekasih mulai memutuskan untuk menjalin hubungan.

Gila? Katakan saja Jungkook gila karena langsung menyatakan perasaannya pada gadis yang belum lama ia kenal. Dan lebih gilanya lagi, Rose juga menerima Jungkook dengan senang hati. Beri applause untuk pasangan tergila tahun ini.

Jungkook pertama kali bertemu sosok Rosseane Park di sebuah museum seni kontemporer Kiasma, di Helsinki, Finlandia. Negara tempat Jungkook mengenyam pendidikan sekarang. Ia mendapati gadis bersurai coklat itu tengah memandangi lukisan karya Antonio Rotta dengan tatapan penuh kagum. Mata Jungkook tak bisa lepas dari sosok gadis yang tengah tersenyum itu. Senyum yang sangat manis dan tulus, tatapan mata yang begitu lembut, tubuh indah dengan kaki jenjang, tidak lupa rambut coklat panjangnya yang menawan. Jungkook tak bisa melupakan saat-saat itu. Saat-saat dimana ia mulai menganggumi Rosseane Park.

Jungkook saat itu sangat ingin mengobrol dengan Rose. Namun ia ragu pada dirinya sendiri. Sejujurnya ia cukup kesulitan dalam hal interaksi dengan orang baru. Mencari topik adalah hal tersulit bagi Jungkook saat bertemu orang baru.

Namun. Hanya Rose. Hanya dia satu-satunya orang yang bisa membuatnya berbincang dengan mudah. Mengingat mereka sama-sama menyukai lukisan kontemporer. Jungkook dan Rose mengobrol seakan mereka telah saling mengenal selama sepuluh tahun.

"Kau suka lukisan Antonio Rotta?" Tanya Jungkook tanpa basa-basi mensejajarkan tempat ia berdiri di samping Rose.

"Iya aku suka. Kau juga?" Tanya Rose sedikit kaget karena sesosok pria tiba-tiba telah berdiri di sampingnya seperti hantu.

"Iya. Walaupun aku juga menyukai Anders Gustaf dan Jan Van." Jungkook melirik Rose sembari tersenyum.

"Benarkah?! Aku juga menyukai mereka. Wah, kita memiliki selera yang sama." Rose tertawa. Menertawakan kebetulan yang tak ia duga ini. Walau kebetulan-kebetulan yang lebih mengejutkan akan datang sebentar lagi.

Jungkook ikut tertawa sekaligus mengaggumi tawa cantik dan manis itu dalam hati. Ia tak henti-hentinya memuji gadis di sampingnya dalam hati. Ingin rasanya ia mengeluarkan semua pujian itu dari mulutnya.

Konversasi terus berlanjut. Mereka terus membahas lukisan karya Antonio Rotta dengan antusias. Mulai dari Rose yang menceritakan pengalaman pertamanya melihat lukisan karya Antonio Rotta bersama ibu dan adiknya saat ibu dan adiknya berkunjung ke Finlandia. Sampai Jungkook yang tersesat di dekat museum Kiasma saat pertama kali berkunjung ke Finlandia dan memutuskan untuk melihat-lihat museum, dan pada akhirnya tertarik pada lukisan seni kontemporer.

"Itu sangat lucu. Berterima kasihlah pada takdir yang membuatmu tersesat. Karena dengan itu kau jadi menyukai lukisan kontemporer." Rose menertawakan cerita Jungkook yang menurutnya menggelikan.

"Mungkin kali ini aku juga ingin berterima kasih kembali pada takdir, karena telah mempertemukanku denganmu di museum ini." Jungkook menyunggingkan kedua sudut bibirnya. Membuat pipi gadis di sampingnya mulai memerah.

"Kau lucu sekali." Rose masih tertawa salah tingkah dan sesekali menepuk pundak Jungkook.

"Ngomong-ngomong kita belum berkenalan." Lanjut Rose.

Jungkook baru sadar jika sedari tadi mereka belum berkenalan. Topik yang mereka bicarakan terlampau asik hingga membuat keduanya lupa akan hal penting yang sebenarnya harus ditanyakan.

LISTEN TO ME | RoseKook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang