Part-2

797 103 237
                                    

Masih dalam suana di kantin, Pita menatap lurus kedepan memperhatikan langkah demi langkah pria tersebut yang anehnya semakin membuat jantung Pita berdetak lebih cepat, tidak sampai di situ ia sekarang merasa oksigen di sekelilingnya semakin menipis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih dalam suana di kantin, Pita menatap lurus kedepan memperhatikan langkah demi langkah pria tersebut yang anehnya semakin membuat jantung Pita berdetak lebih cepat, tidak sampai di situ ia sekarang merasa oksigen di sekelilingnya semakin menipis. Membuat nafasnya tercekat. Nafas ta! Nafas.

Sungguh keadaan jantung Pita saat bisa membuatnya masuk rumah sakit di duga mengalami penyakit kelainan jantung.

"Tari nafas ta," ujar Vichi lalu memasukkan satu bakso ke dalam mulutnya.

"Chi, itu mereka ngapain kesini?"

Demi apapun pertanyaan yang baru saja di lontarkan Pita, pertanyaan konyol tentu saja mereka kesini karena lapar, Eh- apa-apaan ini? Naufan, Azka, dan Dave menuju mejanya.

Yang benar saja.

"Hai, gabung boleh?" tanya Azka ramah.

Tidak! Ingin rasanya Pita menjawab seperti itu, jika berada satu meja dengan azka kesehatan jatungannya menjadi taruhan. Namun bibir kecil itu tak mampu mengucapkan apa yang di perintahkan otaknya, naluri hatinya mengambil kendali kerja tubuhnya. Menapik kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

"Boleh dong! Kantin kan milik bersama, di buka untuk umum" ujar Naufan langsung duduk di depan Vichi.

"Geseran dikit fan" ujar Azka.

"Lo duduk, duduk aja kali. Depan Pita kosong tuh." Ujarnya lalu mulai mengambil gitar yang ada di pangkuan Dave.

"Rekomen lagu dong chi," ujar Nuafan.

"Diam-diam suka bagus tuh."ucap Vichi lalu menyuku lengan Pita, seakan memberi kode.

"Oke,"

Naufan mulai menarik senar gitar tersebut, hingga menimbulkan alunan-alunan nada yang indah.

Aku diam, diam, suka kamu...
Ku coba mendekat, ku coba mendekat hatimu,
Aku diam, diam, suka kamu...

Pita yang larut dalam lagu yang di bawakan Naufan kembali mengingat pertemuan pertamanya dengan Azka.

Flashback on

"Yang peralatan mosnya nggak lengkap, baris di depan gue, sekarang!" teriak salah satu senior yang menjadi panitia MOS.

Mendengar itu membuat Pita mendadak keringat dingin, bagamana ini, dia lupa membawa papan nama yang masuk ke dalam list perlengkapan MOS yang wajib di bawa.

Masih berdiri di tempatnya Pita mondar-mandir tidak jelas, menghidar dari seniornya pun tidak bisa.

"Eh, lo ngapain berdiri di situ? Nggak merasa bersalah?" tanyanya dengan nada sarkas.

Tanpa menunggu panggilan ke dua lagi, Pita mulai mempercepat langkahnya dan berbaris di belakang salah satu siswa yang kini bernasib sama dengannya.

The Squad Girls [SELASAI]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang