Senin, 7 januari 2019.
Suasana sekolah kembali di rasakan Cara dkk. Tahun ini adalah tahun ajaran baru, mereka resmi menyandang status XII IPS2.Tidak ada yang berubah kala gadis itu berjalan menyusuri koridur demi koridur untuk sampai pada kelas barunya.
"Gak! Pokoknya gue gak mau Mario di ganti jadi ketua kelas." teriak Iren sambil menatap nyalang Nuca yang notabenenya sepupu gadis itu sendiri.
Dari luar saja suara Iren sudah terdengar membuat Cara mengendus berjalan melewati dua manusia yang sedang bersitegang.
"Woi, siapa yang nyuruh lo duduk di situ?" ujar Nuca menegur Cara.
"Apasih, gak jelas." ucap Cara lalu melanjutkan aksinya duduk di bangku paling pojok persis pada posisinya di kelas 11 dulu.
"Selain struktur kelas yang di ubah, sekarang gue yang atur kalian duduk sama siapa. Ngerti?" ujar Nuca.
"Apa-apaan sih, lo?" ujar Cara menyeritkan keningnya bingun.
"Gak ya! Gue gak setuju. Pokoknya struktur kelas gak ada yang boleh berubah soal perkara tempat duduk, empat bangku paling pojok di belakang kosongin. Selepas dari itu, lo semua bebas pengen duduk di mana trus sama siapa. Ngerti lo semua?" teriak Iren.
"Mau lo apa sih?" ujar Nuca jengah.
"Lo gak usah sok ngatur di sini, yang paling berhak buat ngatur-ngatur ya gue." ujar Iren lagi.
Nuca terkekeh pelan lalu sudut bibirnya tertarik, "Karena lo anak pemilik yayasan begitu?"
"Nah, itu lo nggak bego."
"Tapi sayangnya, ini perintah langsung dari kepsek dan kalau ada yang keberatan silakan menghadap langsung sama beliau." ujar Nuca tersenyum penuh kemenangan.
"Lo gak usah bawah-bawah nyokap gue deh nu!" sarkas Iren penuh emosi.
"Good morning everyone long time no see you guys, sumpahhh gue keliyeran cari nih kelas. Ettt wait, wait, 'kok suasana mencekam gini, ya?" ujar Pita yang baru saja datang. Gadis itu tiba-tiba saja masuk dengan segala kehebohan yang ia miliki tidak tahu keadaan dalam kelasnya sekarang bagaimana.
"Minggir, lo." ujar Nuca sambil mendorong pelan tubuh Pita agar memberinya jalan, soalnya gadis itu mendadak diam di ambang pintu, menutup akses satu-satunya kelas Xll IPS2
"Apa sih, nu? bisa santai gak sih lo? main dorong-dorong aja." kesal Pita.
"Itu kenapa, sih?" tanya Pita sambil berjalan ke ara Cara, duduk di samping gadis itu, yang kini juga menatap lurus ke arah pintu, Nuca sudah tidak ada di sana namun kesalnya pada pria itu masih di ubun-ubun.
"Gila"
"Sinting"
Ujar Cara dan Iren bersamaan.
Beberapa menit kemudian bell masuk menyusul yang paling membuat Iren kesal sosok pria yang beberpa menit tadi sok-sok mengatur kelas namun di saat jam pelajaran begini dia menghilang entah kemana.
"Mar, ambil alih kelas." tutur Iren, Mario hanya mengangguk pria itu baru saja ingin melakukan tugasnya, mencari bu Tuti wali kelas mereka tahun lalu. Kata Iren mereka tidak perlu menganti wali kelas. Namun belum saja kakinya melwati pintu di sana sudah muncul kepsek dan Nuca yang mengikut di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Squad Girls [SELASAI]✔️
Novela Juvenil[Tamat] Sedikit bercerita tentang empat gadis dalam satu gang yang memiliki sikap yang berbeda-beda, tentu dengan kisah percintaan yang beda pula. WARNING! CERITA INI BELUM DIREVISI, JADI JIKA ADA TANDA BACA YG SALAH ATAU BANYAK TYPO HARAP DIMAKLU...