Cara keluar dari balik pintu kamar mandi siswi. Di depan sudah ada ketiga temannya yang menunggu. Ia berjalan sambil melipat kecil hoodie milik Dave berniat mengembalikannya setelah ini.
Namun baru saja Cara ingin membuka pintu, geromobolan gadis menerobos masuk. Menyenggol lengannya hingga hoodie Dave terjatuh.
"Punya mata nggak, sih lo?" sentak Cara dengan suara nyaring. Membuat Iren dan Pita menelengkan kepalanya di balik pintu.
"Apaan nih?" ujar Iren yang entah sejak kapan berada di depan Cara.
Cara menunduk mengambil hoodie Dave lalu menatap sinis ke arah gerombolan adik kelasnya.
"Lo tau 'kan kegunaan wc? Ngapain main kucing-kucingan di sini? Lapangan sana!" ujar Cara lagi.
"Nih bocah dari kemarin emang sengaja cari masalah sama kita, lo 'kan yang ngempesin ban mobil gue? Yang kemarin-kemarin belum cukup juga?" tanya Iren melayangkan tatapan begisnya.
"Maaf teman gue gak sengaja." ucap Gia membelah temannya.
"Nggak sengaja? Lo pikir dengan kata maaf hoodie ini bakal bersih. Maaf lo matra yang simsalabim jadi bersih gitu?" tuding Pita menatap remeh ke arah adik kelasnya menyekap dada dengan dagu yang di naikkan.
Dug.
"Auw" ringis teman Gia. Cara baru saja menendang tulang keringnya sehingga membuat adik kelas yang Cara tahu namanya dari name tag Sarry Anggreani terjatuh.
"Sarry..." teriak Gia membantu sarry berdiri, memapahnya.
"Sorry gue nggak sengaja." ujar Cara enteng.
"Jelas lo sengaja!" ucap Gia dengan suara tinggi. Berjalan mendekat arah Cara, mengikis jarak di atara mereka saling aduh padang.
"Wow... Mulai belagu yah lo?" ujar Iren mendorong Gia memisahkan Gia dari jangkauan Cara.
"Teman gue udah minta maaf 'kan? masalahnya apa lagi?" ujar Gia menahan emosinya.
"lo ini...... Begonya natural yah?" ucap Pita berjalan mendekat ke arah Gia. Spontak Gia memundurkan langkahnya mulai merapat ke arah tembok. Hingga punggu itu resmi menyentuh dinginnya tembok wc. Pita mengurung Gia. "Kalau maaf aja bisa nyelesain masalah gak ada tuh namanya meja hijau. Nggak ada orang di pidanaain! Mikir dong. Lo yang udah mulai semuanya dari awal mau nggak mau lo harus terima konsekuensi. Dengar! Kita nggak pernah main-main soal ginian." ujarnya dengan menepuk pelan pipi Gia.
"Udah, udah. Kita cabut aja" ujar Vichi mererai.
"Ingat, ingat aja. Selama kita masih ada di sekolah ini. Hidup kalian nggak bakal tenang." ucap Iren lalu berjalan meninggalkan Gia cs begitupun Pita ia menyusul Iren.
Sedangkan Vichi harap-harap cemas saat mendapati Cara masih terdiam menatap Gia. Entah apa yang gadis itu akan lakukan.
Cara menyeringai terkekeh pelan lalu berbisik ke arah Gia. "Hal sepele memang, tapi.... congratulations on being our next target" setelah menagatakan itu, Cara dengan sengaja menyabar keras bahu Gia sehingga membuatnya terhuyung ke belakang. Untung saja Sarry dan satu lagi temannya sigap menahan Gia dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Squad Girls [SELASAI]✔️
Roman pour Adolescents[Tamat] Sedikit bercerita tentang empat gadis dalam satu gang yang memiliki sikap yang berbeda-beda, tentu dengan kisah percintaan yang beda pula. WARNING! CERITA INI BELUM DIREVISI, JADI JIKA ADA TANDA BACA YG SALAH ATAU BANYAK TYPO HARAP DIMAKLU...