Part 11

61 5 4
                                    

maap bila ada typo dimana-mana :)

Mentari pagi masuk melalui celah gorden dikamar bernuansa pink itu. Membuat sang empunya menggeliat kecil sambil membuka matanya perlahan. Dilihatnya jam yang bertengger manis di dinding kamar sudah menunjukkan pukul 6 pagi.

Kemarin saat Arkan megantarnya kerumah ia ketiduran dimobil. Bahkan ia tak menyadari saat dirinya dipindahkan dari mobil ke kamar dan saat bajunya diganti. Mungkin kakak atau mamanya yang menganti. Dan dia tertidur dari sore sampai pagi. Oh, tidak?! Shanum tertegun untuk beberapa saat. Dia berfikir. Heran. Mengapa dirinya bisa tertidur selama itu. tanpa terbangun – paling tidak merasa terganggu dengan dengan suara bising yang dihasilkan keluarganya, terutama ketiga saudara kandungnya itu.

"dengan waktu selama itu gue tidur, hibernasi, pingsan, apa mati suri ya?" gumamnya pelan. Namun ia bergidig saat mengatakan 'mati suri' . mungkin kalau yang terakhir tiddak mungkin.

"mungkin aja gue capek, lelah, sama syok aja kali ya. Kan gue kagak pernah dilakuin sekasar itu. Lelah hayati diriku ini" ujarnya lebih kepada diri sendiri sambil memang dadanya untuk mendramatisir keadaan.

Tak lama setelahnya pintu kamarnya diketuk dari luar, lalu pintu kayu bercat putih itu terbuka dan menampilkan wajah sang mama yang masih terlihat muda dan segar tanpa kerutan diusianya yang bisa dikatakan tak lagi muda, mengingat dirinya baru saja menginjak pertengahan kepala empat tiga bulan yang lalu. Mama berjalan mendekat ke arah sang putri tersayang. Dielusnya rambut anak ketiganya dengan penuh kasih sayang.

"kamu udah bangun?" Tanya mama lembut

"hm" Shanum hanya menyerukkan wajahnya pada cerukan leher sang mama. Dia menghirup aroma tubuh sang mama yang membuatnya tenang dan kantuk kembali menyerang.

"yaudah mandi terus sarapan mama tunggu dibawah"

"bentar lagi deh" Shanum semakin mengeratkan pelukannya pada sang mama. Namun seorang ibu memang memiliki tingkat kepekaan yang tinggi. Dibalasnya pelukan Shanum, karena dia tahu anaknya ini sedang dalam sifat manja mode on. Ditambah masalah yang kemarin menimpa putri keduanya.

"udah siap-siap sana! Emang kamu nggak sekolah apa, bentar lagi ujian, kak. Mandi terus segera turun mama tunggu dibawah" ujar mama sambil mengelus rambut Shanum. Mama tidak menyadari kalau yang dia lakukan malah membuat anaknya semakin mager.

"oya papa semalam udah pulang, dia nanyain kamu semalam. Karena biasanya kan kamu yang paling heboh kalau papa pulang. Takut banget nggak kebagian oleh-oleh" mama terkikik geli dengan tingkah putrinya yang satu ini.

Shanum menegakkan badannya dan menghadap sang mama "papa Tanya apa tentang aku?"

"dia nanya, kamu kemana kok nggak ribut pas papa pulang biasanya kan kalau dengar suara mobil langsung stay depan pintu. Papa udah beliin kamu banyak oleh-oleh tu"

"terus mama jawab apa?"

"ya, mama bilang aja kamu lagi nggak enak badan karena kecapek-an belajar"

Shanum sangat bersyukur mamanya tidak mengatakan hal yang sebenarnya pada papa. Bukan maksud ingin berbohong dan menutupi tentang kejadian itu. Namun ia tidak ingin membuat papanya khawatir.

"ya uda deh kalau gitu Shanum mandi dulu ya" lalu ia mencium kedua pipi mamanya dan berjalan ke kamar mandi sambil bersenandung ringan.

Setelah berpakain dengan rapi Shanum segera mengayunkan kakinya menuju ruang makan dimana disana sudah ramai dengan kedua orang tuanya dan ketiga saudaranya yang sepertinya sedang menjalankan ritual pagi mereka. Ritual yang dimaksud adalah saling adu mulut satu sama lain. Biasanya Shanum akan ikut, namun karena dia masih sedikit lemas dan telat turun dia lebih memilih untuk tidak ikutan.

Jatuh Cinta(?) #WATTYS2019 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang