Part 13

51 5 1
                                    

maapkeun bila part ini gaje. lagi nggak ada ide :(

Sore ini empat perempuan cantik dengan pakian yang casual tengah ngopi cantik di salah satu coffe shop milik sepupu Shanum. Sebenarnya Shanum sangat malas untuk keluar sore ini. Apalagi diluar sana masih gerimis sisa hujan siang tadi. Shanum ingin menikmati hujan hanya dirumah saja di balkon kamarnya sambil membaca novel yang baru ia beli kemarin dan ditemani dengan secangkir teh hangat. Sungguh perpaduan yang sempurna.

Namun kegiatan yang satu itu harus tertunda di tengah jalan karena ponselnya yang terus berbunyi penuh dengan notif dari grup yang beranggotakan mereka berempat. Sang biang onar adalah Asti. Karena kesal dengan sang pacar, grup chat jadi korban. Akhirnya mereka sebagai teman sekaligus sahabat yang baik, menerima ajakan Asti untuk ngopi cantik. Memang disaat Asti dan Kyra galau itu, satu kampong bisa repot karena mereka. Beda dengan Freya dan dirinya yang memilih untuk sendiri kini ditambah Kyra. Jadi, hanya Asti yang taken.

Shanum, Freya dan Kyra sedari tadi hanya bisa menghela napas panjang. Asti sudah menangis sejak telpon grup tadi. Menangis, meraung, memaki, dan mengumpat itulah yang Asti lakukan.

"udah dong Asti, mata lo udah bengkak segitu gede mau segede apalagi, sih? Ngapain coba lo tangisin cowok modelan si Bram? Cogan yang masih tersegel masih banyak kali di sekolah kita!" bujuk Kyra

"iya. Kita sedari tadi diliatin sama pengunjung disini. Untung si Aldy mau nerima kita, padahal pengunjung lagi rame-ramenya" ujar Freya seraya mengusap lembut rambut Asti.

Sebenarnya apa yang dikatakan Freya tak sepenuhnya benar. Tak sepenuhnya salah juga. Karena mereka mengambil tempat di pojok café yang tak begitu menarik perhatian pengunjung lain saat Asti nagis. Mereka hanya melihat ke meja mereka saat tangis Asti sedikit keras.

"kenapa? Sehari sebelumnya kita masih komunikasi. Thaa.. pii ken.. napa dia nggak hubungin guu.. eee? Daaa...aann ddii...a ppergi sa...sa..ma cewek laa..in ke tempat favorit gueee" tangis Asti pecah. Dia menjelaskan disela tangisnya. Akhirnya kalau begini Shanum harus turun tangan juga.

"lo tau darimana?" Tanya Shanum

"barusan dikirim sama orang. Dan gue nggak tau siapa orang yang kirim itu gambar" Asti menunjukkan layar ponselnya tanpa mengangkat wajahnya. Malah semakin menelusupkan di kedua lipatan tangannya. Disitu terlihat Bram-pacar Asti tengah menggandeng cewek berparas oriental. Terlihat mesra. Namun Shanum dan yang lain berusaha positif thinking.

"saudaranya kali, Asti. Sepupu jauh si Bram itu" kata Shanum sesantai mungkin. Terlihat pergerakan Asti mengangkat wajahnya dan menghapus air mata sialan yang, mengalir di pipi mulusnya.

"darimana lo tau kalau ini sepupu jauhnya? Darimana, hah?! Lo tau kan gue udah duluan tau seluk beluk Bram daripada kalian!?" Asti membentak ketiga temannya dengan suara yang lemah dan serak.

Memang, Asti sangat selektif memilih pasangan. Bibit, bebet, bobot nya dia cari tahu. Dari ayah, ibunya, Bram sendiri, saudara Bram baik kandung maupun sepupu, keponakan,hingga kakek-neneknya. Saat ditanya mengapa, jawabannya biar nggak selisih paham kedepannya. Tapi kalau sudah begini jadinya terlalau kecewa. Karena terlalu tahu jadinya sayang. Kalau udah sayang jadi nggak bisa ngelepas jadinya susah move-on. :(

"apa salah gue sih Sha?! Apa kurangnya gue?!" Asti menumpahkan segalanya dalam dekapan Shanum.

"lo nggak salah apapun, lo nggak kurang apapun. Lo cantik. Lo pinter. Lo baik. Lo orangnya tulus dan penyayang. Hanya lelaki brengsek sejenis Bram yang tega khianatin, nyakitin dan ninggalin lo. Sekali lagi gue bilang, Bram itu bodoh karena udah nyianyiain orang kayak lo." Bisik Shanum lembut sambil mengusap punggung Asti memberi kekuatan.

Jatuh Cinta(?) #WATTYS2019 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang