Part 28

30 5 0
                                    

Happy reading!!!

Jangan lupa dong vommentnya!!

Semingu telah berlalu. Selama seminggu belakangan ini Shanum latihan bermain gitar dengan Arkan. Selama belajar bermain gitar pun Shanum benar-benar fokus untuk belajar. Dia tidak bawel atau cerewet. Mengikuti setiap arahan yang Arkan berikan. Dan dalam seminggu pun Ia telah mampu bermain gitar. Meski tak semahir Arkan atau pemain gitar lainnya. Ya, setidaknya bisa menyelamatkan nilai Seni Budayanya yang gak jelek-jelek amat itu.

Sekarang pun tiba hari dimana hari pengambilan nilai praktek Seni Budaya. Mereka melakukannya di ruang seni musik. Ruang yang digunakan juga untuk tim ekskul musik di sekolahnya.

"Gilaa woiii. Gue deg-degan sumpah. Udah kayak anak gadis mau lepas perawan" ujar Kyra saat berjalan menuju ruang musik.

"Hust! Mulut lo tuh kalau ngomong dijaga dong. Belum waktunya kita lepas perawan. Tunggu udah ada yang halalin dulu dong" kata Asti sok bijak

"Dih. Tumben lo waras ngomongnya bener. Lurus. Biasanya juga lo ikut belok kayak Kyra" celetuk Freya yang sedari tadi berbicara dengan Shanum.

"Huuhh! Gue gini salah! Gue gitu salah! Maunya kalian semua tuh apa sih?! Dasar netijen lo!" Asti mendengus sebal.

"Udah kali Ti. Nanti kalau lo marah, pas tampil muka lo merah. Gak cantik. Suara lo jadi  gak bagus juga" Shanum pun menengahi. Asti dan Kyra pun hanya bisa mendengus.

"Shanum tuh gebetan lo di depan sama genknya. Ngapain tuh mereka kesini?" bisik Kyra yang berdiri di samping Shanum.

Lah dia lupa kalau punya doi juga!

"Mana tau gue" jawab Shanum cuek

"Ya ketemu Shanum lah" celetuk Asti yang menguping.

"Selamat pagi cewek-cewek cantik" sapa Rey seraya mengedipkan matanya kepada empat gadis itu dengan genit.

"Paan sih lo! Jijik bat gue liatnya" ketus Asti

"Eiittss. Jangan ngegas dong Asti cantik" kata Rey dengan genit.

"Apa lo?!" Asti melotot sepenuhnya.

"Kalian mau kesini ada perlu apa? Ambil nilai juga?" tanya Freya. Mencegah agar tidak berlanjutnya perdebatan Asti dan Rey.

"Noh. Si bos mau ketemu bu boss katanya. Mau ngasih semangat" jawab Rey dengan cepat dan terkekeh di akhir kalimatnya.

"Duuhh. Yang punya gebetan mah beda ya" sindir Asti

"Kenapa lo? Envy? Ke pengin di semangatin juga? Sorry aja nih ya, tapi gue nggak bakal mau nyemangatin Mak Lampir kayak lo. Dasar. Kaleng rombeng" Rey menunjuk Asti tepat di depan wajahnya.

"APA LO BILANG?! COBA LO ULANG SEKALI LAGI! LAGIAN SIAPA JUGA YANG MAU DI SEMANGATIN SAMA LO?! PEDE BANGET LO JADI LAKI. DASAR. NAJONG!" Ujar Asti dengan suara yang melengking. Menjadikan mereka pusat perhatian beberapa siswa. Apalagi letak ruang musik dekat dengan lapangan. Jadilah mereka tontonan drama gratis untuk siswa yang kelasnya mendapat jadwal olahraga.

"EKHEM!!" Deheman keras itu membuat semuanya diam untuk beberapa saat.

"Good luck buat lo. Awas jangan sampai lupa kuncinya. Kalau sampe lupa kunci, gue gak mau jadi partner lo di PENSI. Jangan malu-maluin gue" ujar Arkan datar. Berusaha menormalkan sesuata yang aneh. Yang masuk menyelinap ke dirinya. Ke dalam hatinya.

"Gak usah gugup gitu. Selow aja. Anggap guru sama temen-temen lo itu gak ada. Jangan lupa doa sebelum tampil" ujar Bagas dengan senyum yang tak pernah pudar dari wajah tampannya.

Jatuh Cinta(?) #WATTYS2019 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang