Part 5 🌺

251K 10.8K 134
                                    


Tepat pukul enam pagi suara alarm hp membangunkan tidur Valdo, tangannya terulur mematikan suara itu dan perlahan mengumpulkan kesadarannya. Valdo terbiasa bangun sepagi ini bahkan di Amerika dia juga memasang alarmnya tepat pukul enam pagi. Tetapi hari ini entah mengapa ketika dia membuka matanya, Valdo mengingat kejadian kemarin. Dia bertanya-tanya, bagaimana keadaan perempuan itu sekarang, apakah dia baik-baik saja ataukah dia telah melupakannya. Valdo merasa sangat bersalah, walaupun saat melakukan itu dia tidak sadarkan diri tetapi Valdo tau kalau dia yang bersalah. Valdo meminta Tuhan untuk segera mempertemukan mereka berdua.

Setelah dia menyadarkan diri dengan mandi, Valdo keluar mengenakan celana training dan T-shirt berwarna hitam. Rambutnya yang basah dan sedikit berantakan menambah ketampanannya, Valdo benar-benar sangat tampan.

Pintu diketuk dari luar, disana nyonya Dirmawan berjalan menghampiri anaknya dengan senyum yang tidak pernah luntur. "Val, kamu sudah bangun nak."

"Enn, sudah." Jawab Valdo.

Yuli duduk di sebelah anaknya dan membantu mengeringkan rambut sang putra. Dia sudah terbiasa mendengar anaknya yang irit bicara, tetapi dia juga tau kalau anaknya ini adalah pria berhati lembut.

"Anak mama sudah sangat dewasa, mama harap kamu juga sudah bisa memutuskan sesuatu dengan benar. Mama percaya kalau kamu bisa membantu papa menjalankan bisnis ini Val, mama sangat bangga pada anak mama yang tampan ini hmm." 

Mamanya adalah wanita yang sangat baik di dunia ini, tidak ada yang sebaik mamanya. Mungkin dia tidak akan mengatakan bangga kepadanya setelah tau apa yang telah dia perbuat.

Yuli berdiri dari duduknya dan berkata. "Kalau begitu ayo kita sarapan. Kami semua sangat merindukan masa-masa kita makan bersama, oke"

Valdo menjawab. "Aku akan menyusul nanti."

"Baiklah, kami menunggu kamu di bawah. Cepat selesaikan urusanmu dan segera pergi."

"Enn."

Yuli keluar dari kamar dan kembali menutup pintu dengan perlahan. Valdo mengambil android yang ada di meja dan menjawab telepon dari bawahannya, setelah membahas beberapa bisnis, Valdo menutup telepon dan segera pergi menuju ruang makan. Valdo melihat kalau semua sudah duduk di tempat masing-masing.

Melihat Valdo berjalan menghampiri mereka, Chantika menyapa dengan suara manja. "Pagi kak Valdo."

"Pagi."

"Bagaimana tidur mu Do, nyenyak?" Sambil menyendokkan nasi kedalam piring, Kak Fitri yang duduk di sebelah kak Bima yaitu suaminya, ikut menanyakan apakah Valdo tidur dengan nyenyak atau tidak.

"Nyenyak." Jawab Valdo seperti biasa.

"Kamu bisa nggak sih Do kalau ngomong yang panjang dikit, bilang 'aku tidur nyenyak kak kemarin' 'aku mimpi indah kak kemarin' apa kek, gitu kek. Bagaimana cewek bisa betah sama kamu kalau bicara saja irit, bisa-bisa mereka kabur sebelum memulai. Dan kakak tebak si Winda sudah melupakanmu." Kak Fitri mencibir.

"...." Valdo terdiam, dia tidak bisa membantah perkataan Fitri karena apa yang dia katakan memang benar, tetapi mau bagaimana lagi, dia adalah pria yang tidak bisa mengutarakan perasaannya.

Seorang anak kecil berumur tiga tahun tiba-tiba berlari menghampiri Valdo. "Paman, Raras mau di suapi sama paman Valdo!" Gadis berusia tiga tahun itu menyodorkan piring kearah Valdo dengan kedua tangan mungilnya.

Raras adalah anak dari Fitri dan suaminya Bima, setelah mereka menikah, satu tahun kemudian mereka berdua dikaruniai keturunan yang cantik, anak yang cerdas dan juga lucu.

Melihat anaknya yang ingin mengganggu Valdo, Fitri segera menyuruh Raras untuk menghampirinya. "Raras sini, paman Valdo ingin makan sayang. Raras biar mama suapi saja ya."

Little Baby (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang