Part 29 🌻

151K 6.3K 60
                                    

Setelah berbelanja cukup lama dan telah mendapatkan beberapa barang yang di perlukan. Valdo dan Clara segera pulang untuk mempersiapkan pindahan mereka.

Clara mengemasi barang-barang milik Putri, Valdo dan dirinya ke dalam beberapa koper yang cukup besar. Mereka akan berangkat tepat pagi-pagi sekali. Jarak rumah mereka dengan kediaman Dirmawan lumayan dekat sehingga apabila mereka akan berkunjung tidak menghabiskan waktu yang banyak.

Setelah selesai Clara menengok ke arah luar cendela. Waktu berjalan  begitu cepat hari mulai berubah petang dan Clara segera beranjak untuk melihat dan menidurkan Putri.

Saat Clara ingin memasuki kamar milik Putri, langkahnya terhenti. Clara melihat Valdo yang sedang membacakan sebuah cerita untuk menidurkan Putri. Bibir Clara tersenyum dengan cerah, itu adalah pemandangan yang terindah bagi Clara.

Putri yang melihat mamanya di depan kamar hanya terdiam tiba-tiba memanggilnya. "Mama... sini kita dengarkan papa bercerita." Sambil melambai-lambai.

Clara tersenyum dan segera menghampiri mereka. Clara mengambil sisi lain tempat tidur. Tempat tidur yang mereka tempati cukuplah besar.

Mendengar Valdo bercerita, kedua perempuan itu sudah terlelap di dalam alam mimpinya masing-masing. Valdo menyelimuti Putri dan beranjak dari tempatnya menuju ke arah Clara.

Valdo mengendong Clara dengan hati-hati untuk memindahkannya ke kamar mereka berdua. Perlahan Valdo membaringkan tubuh Clara dan dia ikut berbaring di sisinya. Valdo memeluk erat Clara dan segera pergi ke alam mimpinya dengan damai.

Siapa sangka Valdo yang di kenal dingin memiliki jiwa penyayang terhadap keluarganya. Valdo bahkan rela membacakan cerita untuk buah hatinya.

Kini hari sudah nampak terang, Clara mencoba membuka matanya perlahan dan merentangkan tubuhnya. Perutnya terasa di lingkari dengan sebuah tangan yang kekar dan Clara dapat menebak siapa itu. Clara perlahan mengubah posisi yang semula memunggungi Valdo kini berhadapan dengan dada bidangnya. Clara harus mendongak bila ingin melihat wajah Valdo.

Bulu mata melengkung ke atas.... hidungnya yang mancung sempurna.... astaga.... bibirnya tipis berwarna merah muda seperti halnya memakai lipstik atau pelembap bibir. Clara bahkan hanya cengengesan memerhatikan wajah suaminya. Betapa beruntungnya dirinya itu mendapatkan lelaki yang sangat tampan.

"Apakah sudah merasa puas...." tiba-tiba Valdo membuka mata dan tersenyum ke arah Clara. Mata hitam pekatnya menatap langsung pada mata hazel miliknya.

Clara dibuat salah tingkah dan membenamkan kepala di dada bidang Valdo untuk menyembunyikan rasa malunya.

"Apakah kamu malu hemm..." sambil mengelus rambut panjang Clara dengan masih memeluknya. Clara hanya menganggukkan kepala dan membuat Valdo tertawa.

Mendengar Valdo tertawa, Clara menjauhkan dirinya dari Valdo dan beranjak dari tempat tidur. "Apa kamu marah??" Valdo segera mencengkram lengan Clara.

Clara menyembunyikan senyumnya dan berpura-pura marah. "Tidak..." dan pergi ke arah kamar mandi tanpa menunggu komentar dari Valdo.

Di dalam kamar mandi Clara tersenyum cerah, sedangkan Valdo yang berada di luar terus mondar-mandir menunggu Clara keluar. "Hais... kenapa aku membuatnya marah." Dengan perasaan khawatir. "Clara sayang.... aku hanya bercanda... keluarlah." Valdo takut jika istri kecilnya itu ngambek, tidak lucu bukan jika mereka menikah belum sampai satu minggu tetapi istrinya tidak ingin dekat dengannya.

Setengah jam Clara baru saja keluar dari kamar mandi dengan memakai baju mandi dan handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya yang basah. Clara menatap Valdo yang masih berdiri di depan pintu dengan menyeka tetesan rambutnya.

"Clara... jagan marah... aku hanya bercanda... aku tidak bermaksud untuk itu." Dengan mengengam kedua tangan Clara erat.

Clara yang melihat wajah melas suaminya tidak tahan lagi dan mulai tertawa terbahak-bahak. Valdo yang melihat itu menyadari kalau Clara telah membohonginya tetapi Valdo tidak bisa marah bahkan malah terperangah melihat Clara yang tertawa di balik sinar matahari dengan keadaan rambut yang basah membuat siapapun pasti tidak akan bisa marah.

Bibir Valdo melengkung ke atas dan perlahan menghampiri Clara. Clara yang semula tertawa kini tawanya hilang entah kemana. Valdo semakin dekat dengan Clara, Clara menjauhinya dengan perlahan. Saat tubuh Clara sudah terpojok membentur pintu kamar mandi. Itu adalah situasi yang berbahaya.

"Oohh.... kau berbohong kepadaku dengan membiarkanku menunggumu setengah jam." Dengan menyentuh kedua lengan milik Clara. Tatapan milik Valdo terlihat menyembunyikan sesuatu.

"Eemm.. aku...aku minta maaf." Clara memalingkan wajah ke sisi lain karna memerah. Ditatap sedemikian rupa membuatnya salah tingkah.

"Kamu akan mendapat hukam untuk itu."  Tangan kanan Valdo beralih menyentuh tengkuk leher Clara dan yang kiri melingkari pinggang Clara untuk menipis jarak di antara mereka. Clara yang menyadari akan kebodohannya menutup kedua matanya.

Melihat Clara menutup mata Valdo pun ikut menutup mata dan menempelkan bibirnya ke bibir ranum milik Clara. Yang semula hanya menempel kini lebih dalam. Lumatan lembut itu Valdo berikan kepada Clara.

Tiba-tiba pintu terbuka keras dan suara bising terdengar. "Mama....papa kenapa Putri di tinggal di kamar sendiri." Dengan cemberut.

Clara mendorong dada bidang kekar Valdo perlahan untuk menjauh. Dalam lubuk hati yang terdalam, Valdo merasa furtasi. Bahkan anaknya tidak ingin mama dan papanya bermesraan.

Clara berjalan ke arah Putri dan langsung mengendongnya. "Aduhh... putrinya mama yang cantik kenapa cemberut hemm.." dengan menciumi pipi gembul Putri. Siapapun yang melihat gadis kecil itu tidak akan tahan untuk menciumnya.

"Mama ninggalin Putri sendiri." Dengan melipat kedua tangannya. Jelas sekali gadis kecil itu sedang merajuk sekarang.

"Putri ngambek yaa.... sini-sini mama peluk." Dengan memeluk Putri.

Mereka akan segera pergi ke rumah baru, tinggal berpamitan dan perjalanan saja.







🌻🌻🌻








Lanjut..........

Little Baby (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang