Author POV
"Ngak nginep aja Ra?" Syahnas memberikan tas milik Putri kepada Clara.
"Tidak Nas lain kali saja pas mas Valdo libur." Clara menaruh tas milik Putri di jok belakang bersama dengan Putri yang sedang pergi kealam mimpinya.
"Sering-sering kesini ya Ra... buat cuci mata hehehe." Natan dan Valdo menghampiri para ibu dengan nyengir.
"Apa kamu bilang barusan hah??" Syahnas menjewer kuping suami penggodanya itu.
"Aduh... sakit sayang, bercanda-bercanda." Natan mengelus-elus telinga yang sedikit memerah itu.
"Nat, jaga mata kamu!!"
"Iya ya Do bercanda gue bercanda."
"Kalau sudah kita pergi dulu yaa."
"Hati-hati di jalan."
"Ya, assalamualaikum..."
Mobil milik Valdo segera melesat pergi meninggalkan rumah Nathan. Mereka sampai tepat pukul sepuluh malam dan sudah pasti Putri sedang tertidur dengan sangat nyenyak di jok belakang.
Valdo menggendong Putri dan Clara membawa tasnya yang berbentuk kucing itu untuk segera masuk kedalam rumah. Valdo menetapkan Putri dikamarnya dengan sangat hati-hati. Valdo berdiri dan menutup pintu dengan perlahan pergi menghampiri Clara yang berada diruang tamu menonton tv.
Mendengar langkah kaki Clara mendongak untuk melihat Valdo. "Apa Putri terbangun?"
"Tidak." Valdo menggelengkan kepalanya dan mengambil Clara untuk duduk didalam pangkuannya mencuri beberapa ciuman dan menikmati wajah Clara yang memerah.
Tetapi Valdo teringat sesuatu, senyuman diwajahnya menghilang perlahan. Clara yang melihat itu menjadi agak cemas. "Apa ada sesuatu yang salah?" Clara melingkarkan tangan disekitar leher Valdo untuk menghiburnya.
"Emmm... aku mendapatkan kabar dari Bram kalau perusahaan di Amric terjadi masalah dan.... dan dia berkata kalau aku yang harus turun tangan..." Valdo menatap Clara dengan penuh penyesalan.
Mengerti akan situasinya Clara mengelus-elus pipi Valdo dan tersenyum. "Aku mengerti dan semua itu juga sudah kewajiban, berapa lama memangnya?"
"Mungkin sekitar dua minggu." Valdo memeluk Clara yang berada dipangkuannya, ia tidak tega meninggalkan keluarga kecilnya ini walaupun hanya dua minggu lamanya bahkan hanya satu detikpun ia tak akan rela tetapi ini sangat mendesak.
"Tidak papa itu hanya dua minggu kita masih bisa bersama selamanya." Clara membalas pelukan Valdo tak kalah eratnya.
"Tapi aku tidak akan bisa meninggalkan mu walaupun itu hanya sebentar, aku pasti sangat merindukanmu, merindukan masakanmu dan aku pasti akan merinduka saat setiap malam bersamamu... aaaaa" tiba-tiba Clara mencubit pingang Valdo dengan sangat keras.
"Mesum..." Clara bangkit dari pangkuan Valdo dan langsung menuju kamar mereka.
Valdo hanya tersenyum lebar. "Sayang tunggu aku." Dan mengejar Clara.
Saat pagi tiba Clara sudah membantu Valdo untuk bersiap-siap berangkat ke Amric. Clara melipat semua pakaian milik Valdo terutama mantel yang ia butuhkan disaat musim dingin. Valdo keluar dari kamar mandi dan mendapati Clara yang berkutik dengan kopernya. Valdo kira Clara masih tidur dan tidak berniat untuk membanggunkannya.
Valdo berfikir ini dia mantfaatnya menikah tidak perlu menyiapkannya sendiri dan seorang istri yang ideal plus cantik miliknya pasti ada. Tanpa sadar Valdo terkikik sendiri di depan pintu kamar mandi, Clara yang melihat suaminya tertawa sendiri agak binggung.
"Mas Valdo kenapa?" Valdo tersadar dan berdehem sebentar dan menghampiri Clara lalu memeluknya dan berniat untuk menciumnya tapi Clara menghindar.
"Mas lepaskan!!! Aku belom mandi, masih bau naga." Clara menundukan kepalanya dengan pipi memerah.
"Terus kenapa hemm??" Valdo menciumi Clara. "Aku lebih suka mencium mu saat baru bangun." Valdo sengaja berbicara didekat telinga Clara untuk menggodanya.
Tetapi Valdo tidak tega jika terus menggoda istri tercintanya itu dan melepaskannya. Berjalan untuk mengambil pakaian yang disiapkan Clara untuk berganti.
"Aku akan menyiapkan sarapan dulu." Clara segera pergi kedapur dengan pipi yang masih memerah.
Clara sedang berkutik didapurnya dan saat mendengar hentakan kaki kecil Clara melihat Putri yang terbangun dengan membawa bonekah kesayangan ditangan kecilnya.
"Pagi ma." Dengan mengucek matanya.
"Pagi Putrinya mama." Clara mencium pipi Putri.
Putri duduk di mejanya dengan nyaman dan tak lama Valdo turun dengan membawa kopernya, Valdo mencium pipi Putri dengan sayang. "Pagi princesss."
"Papa mau kemana?" Putri melihat koper yang berada disebelah meja.
"Papa hanya pergi sebentar kok." Valdo membelai rambut Putri.
"Papa ngak akan lamakann??"
"Engakk kokk.... Putri mau papa beliin apa disana hemm??"
"Bener yaa.... kalau begitu Putri mau papa beliin hemmm..." putri seperti berfikir sebentar. "Beliin Putri mainan yang ada rumah kecil terus orangnya kecil, mobil-montornya juga kecil. Pokoknya serba kecil."
"Itu saja tidak ada yang lain??" Putri menggeleng. "Baiklah papa beliin Putri yang sangat banyakk."
Setelah sarapan Putri dan juga Clara mengantar Valdo menuju mobilnya. "Putri jangan nakal yaa."
"Engak kok, Putri ndak akan nakal Putri akan nuruti mama."
"Baiklah kalau begitu papa pergi dulu ya." Valdo mengecup kening Putri dan Clara bergantian.
"Hati-hati."
"Baiklah sayang... Assalamaualaikum.."
"Wa'alaikumssalam..."
🌻🌻🌻
Maapppp aku telat banget upnyaaa...😁😁
Sebagai bermintaan maap aku dobel up dehh😙😙
Tapi tambah kedepan kayaknya ceritanya tambah gak jelas hehehe... gak papa yang penting masih ada yang baca, yang ngak suka ama ceritanya segera pergi dan tidak usah dibaca😁😁Jangan lupa vote dan Commentnya biar aku tambah semangat untuk up okehhh bebsss😍😍😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Baby (Tamat)
RomanceSebuah insiden membuat Clara harus kehilangan masa depannya. Gadis yang memiliki sifat baik hati dan juga tidak mudah putus asa itu harus merelakan masa depannya karna perbuatan lelaki brengsek yang tidak tau siapa namanya. Clara yang baru saja lulu...