Part 35 🌻

153K 6K 87
                                    

Clara segera menoleh kebelakang dan mendapati Winda perlahan berjalan kearahnya dengan senyum mengejeknya. Sambil membawa cambuk ditangannya, Winda menyeret kursi kecil yang berada disamping pintu dan menempatkannya di depan Clara dan juga Putri.

Putri sangat ketakutan sampai-sampai tubuhnya bergetar hebat, tak tega Clara tambah mempererat pelukannya dan menenangkannya perlahan.

Melihat drama didepannya Winda tersenyum kecut dan berkata. "Jangan sok drama, kalian puasin ekting kalian dan setelah itu aku akan membunuh kalian berdua."

"Kau tidak akan berani!!" Bentak Clara dengan sangat marah.

"Owhh kenapa aku tidak berani, dengan hentakan jari kamu akan segera tau seberapa hebatnya kekuatanku."

"Apa kau tidak takut akan kekuatan mas Valdo, mantan pacarmu saja bahkan lebih rendah dari suamiku..."

"Jangan panggil dia suamimu disini."

"Ehh?? Kenapa emang kenyataannya kalau dia memang suamiku."

Tiba-tiba dengan gerakan cepat Winda menghentakan cambuknya dengan keras ketanah. Clara dan Putri sangat terkejut mendengarnya.

"Kenapa takut hemm?? Aku memang sudah merencanakan akan membunuhmu beberapa waktu lalu tapi tidak ada waktu yang tepat dan saat aku mendapat berita Valdo pergi keAmric aku sangat bahagia dan mulai merencanakan sesuatu." Winda berjalan disebelah Clara dan menjambak keras rambutnya sampai Ckara meringis kesakitan. "Pertama-tama aku akan memotong-motong bocah kecil ini menjadi beberapa bagian lalu aku akan membuangnya untuk makanan anjingku yang lapar... hahahaha.." Winda melepaskan cengkraman diramput Clara dan tertawa dengan kejam lalu pergi meninggalkan mereka berdua dan menguncinya.

Clara terus memeluk Putri dengan erat, melihat anaknya sudah kelelahan dan tertidur entah kenapa Clara mulai menitihkan air matanya, wajah Putri yang lembap dengan lingkaran hitam.

Tuhan kenapa bisa seperti ini.... jika bisa biar aku saja yang mendapat musibah ini tidak dengan anakku... biar aku yang menanggungnya... mas Valdo tolonglah kami mass...

Kini sudah tiga hari lamanya mereka dikurung ditempat yang kotor dan sempit, walaupun Clara pernah miskin ia tidak pernah diperlakukan seperti ini.

Setiap hari Clara dan Putri diberi makan tidak bisa disebut makanan malah itu jauh dari pikirannya, satu piring harus ia makan berdua dan Clara harus mengalah untuk anaknya. Makanannyapun hanya berlauk tempe sepotong dan nasi yang sedikit.

Mereka bahkan tidak pernah menyentuh air untuk mereka mandi untug saja terdapat toilet untuk mereka gunakan.

Tiba-tiba pintu terbuka lebar Clara sudah dapat menebaknya itu pastilah Winda. "Apa sekarang aku boleh mencincang anakmu."

Winda menyeret Putri dengan sangat kasar sampai ia menangis lagi, dan setiap kali Winda akan memukul Putri, Clara harus berlari dan memohon dikakiya. "Jangan Win... aku mohon.. hukum aku saja tapi jangan sentuh Putri... hukum aku saja Win." Clara berlutut dengan menangis memohon pada Winda.

"Hahaha.... memohonlah memohonlah atas nama anakmu Clara, dan setelah itu aku tidak akan segan-segan."

Winda menendang perut Clara sampai terlempar ketanah yang dingin. Putri selalu menangis sangat kencang membuat suaranya serak. Meliha mamanya disakiti Putri berlari dan memeluk Clara dengan tangan kecilnya.

Winda tidak terlaru menyakiti Putri tetapi sebagai balasannya ia selalu memukul, menendang atau menjambak Clara sampai ia puas.

Wajah dan seluruh tubuh Clara kini memar-memar karna siksaan itu. Ia hampir tidak bisa bergerak tetapi karna melihat Putri disiksa ia tidak punya pilihan selain memohon pengampunan Winda.

***

"APA KALIAN TIDAK BECUS HAH!!..." Valdo berteriak didepan barisan para anak buahnya dengan amarah yang sangat dalam.

Sudah tiga hari semenjak istri dan anaknya menghilang dan mereka tidak mendapatkan petunjuk apapun. Valdo bahkan mengarahkan polisi untuk mencari tetapi nihil tak ada yang bisa menemukannya.

Saat di Amric sopir pribadi Clara dan Putri melapor, ia mengatakan kalau Clara dan Putri tidak pulang kerumah. Ditengah-tengah rapat Valdo langsung pergi tanpa mengucapkan apapun membuat semua bingung.

Valdo langsung meminta Bram kembali ke Indonesia dengan penerbangan pesawat pribadinya.

Mencari selama tiga hari berturut-turut tanpa tidur, Valdo sangat ketakutan. Belum pernah ia merasa begitu ketakutan yang mendalam selama ini.

Valdo memijat pelipisnya karna pusing, matanya sangat merah karna kurang tidur. Bahkan janggutnya sudah ditumbuhi beberapa helai rambut karena tidak ia cukur.

Tiba-tiba seseorang membuka pintu dan masuk dengan perlahan. Valdo mendongak dan mendapatkan Wijaya disana. "Ayah..."

Wijaya berhenti didepan Valdo dengan tanang. Melihat menantunya yang sangat mengenaskan, Wijaya memeluknya dan menenangkan dengan lembut. "Berdoalah kepada tuhan agar ia memberikan jalan yang lancar agar kita segera menemukan Ckara dan Putri." Wijaya melepaskan pelukannya dan menepuk-nepuk pundak menantunya.

Bram berjalan dengan tergesah-gesah kearah mereka berdua dan berkata. "Permisi tuan, saya mendapatkan informasi penting."

"Cepat katakan apa itu!"

"Saya mendapatkan informasi tentang sopir Taxi yang mengantar nyonya saat nona kecil pulang dari sekolah."

"Dimana ia sekarang." Ada sedikit kelegaan dihati Valdo saat ini.

"Masuk!" Perintah Bram dibalik pintu dan beberapa detik pintu terbuka dan masuk seorang pria paruh baya yang sedikit memar diwajahnya.

"Apa informasi yang kamu dapatkan?" Valdo berjalan kearah pria itu.

"Saat itu saya telah dihajar oleh beberapa penjahat yang menyulik istri dan anak anda dan untungnya saya telah melihat plat nomor mobil itu."

Saat mendengar pengakuan dan informasi sopir Taxi. Valdo segera mengarahkan para anak buahnya dan anak buah milik ayah Clara, polisi-pun ikut terlibat dan mencari istri dan anaknya. Mulai dari tempat kejadian, menelusuri melalui cctv dan berpencar mencari diseluruh wilayah.






🌻🌻🌻





Hemmm... ceritanya mau habisnihh guys tapi tenang aja nanti aku kasih extra partnya kok oke...

Jangan lupa kasih Vote and Comment yupss🖒🖒

Yang mau kasih saran atau kritikan ngak papa nanti aku jawab sebisanya oke..

I love u all
😘😘😘

Little Baby (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang