Hallo aku up nih🤗🤗
Jangan lupa vote and comment😘😘Ini gk penting sih tp apa ada yang mau ngasih ucapan selamat ke akoh.... baru dikasih ponakan soalnya😅😅
Yaudah dehh cuss aja.... silahkan baca😉😉
Author POV
"Pakai ini?"
"Jangan itu terlalu cantik jika kamu pakai."
"Kalau yang ini?"
"Juga tidak, itu berdada rendah membuatmu kelihatan."
" fyuhhh." Menghembuskan nafas dengan pasrah. "Ini?" Dan ini yang terakhir.
"Jangan pakai itu sayang, gaun itu terlalu tipis jika kamu gunakan kamu akan kedinginan, sudah tipis bagian belakang juga terbuka. Tidak cocok denganmu yang lembut."
Clara segera berbalik dan berganti pakaian dengan yang paling sederhana dan yang paling nyaman untuk digunakan semua wanita.
"Sekarang ayo kita berangkat."
Valdo menatap dengan tercengang ditempat. "Sayang kenapa kamu pakai itu? Kita akan menghadiri pesta perjamuan untuk para pemimpin perusahaan dan... dan kenapa kamu memakai daster, aku bahkan membelikanmu gaun yang lebih cocok." Valdo menatap Clara dengan bingung.
"Kalau semua gaun mas Valdo tolak terus aku harus pakai apa, ini-itu tidak cocok, terlalu cantiklah, berdada rendahlah, tipislah. Semua itu mas Valdo yang belikan dan jika tidak aku pakai terus kita apakan semua gaun itu??"
Valdo tersenyum dengan sangat lebar, berjalan kearah Clara dan memeluknya, menyandarkan kepala di leher halus Clara untuk menghirup aroma alami milik istri tercintanya itu. Sedangkan Clara hanya diam dan mengerutkan dahi. "Kamu hanya boleh mengenakannya hanya untukku, orang lain tidak diijinkan untuk menatap wanita tercantik diseluruh dunia ini. Mereka harus tahu bahwa kamu hanya miliku." Valdo mempererat pelukannya.
Clara memerah dari leher sampai wajahnya, disaat genting seperti ini Valdo bahkan sempat membicarakan hal yang romantis. Saat pertama kali mereka bertemu Clara sempat memikirkan suaminya dulu sangat dingin dan keras, bahkan Clara masih memikirkan insiden saat itu. Tetapi ia harus mulai menerimanya, suaminya saat ini berbeda dengan yang dulu, sangat konyol, baik hati dan menggemaskan. Membuat Clara tersenyum dengan cerah.
"Ehh... apakah istri tercintaku sangat tersentuh dengan kata-kataku saat ini." Valdo menaik turunkan kedua alisnya dan mencubit pipi kiri Clara dengan lembut. "Baiklah kamu kenakan ini saja, aku sudah memilihnya kemarin."
"Kenapa kamu tidak memberitahuku??" Kini wajah Clara menjadi muram. "Jika mas Valdo memberikannya tadi kita pasti sudah sampai di sana." Clara cemberut dan mengambil gaun yang dipegang Valdo dan pergi untuk berganti.
Sedangkan Valdo, ia puas melihat istri kecilnya sedang kesal. Valdo tertawa dengan keras, tetapi alasan mengapa ia tidak memperbolehkan Clara memakai gaun itu memang benar tidak ada yang boleh melihat betapa cantiknya istri kecilnya ini.
Valdo menunggu di depan dengan mobil mewahnya, ia bersandar dengan memegang HPnya dengan serius. Jas hitam yang ia kenakan sangat cocok dengan tubuhnya yang adil dan berotot itu membuat siapapun yang melihat pasti akan meneteskan air liurnya.
Clara berjalan menghampiri Valdo dengan cemberut. Menyadari kalau Clara telah selesai Valdo segera memasukan HPnya kedalam jas dan melihat Clara telah berada disampingnya dengan kedua tangan dilipat didadanya.
Valdo mengelus-elus bibir tipisnya dengan menatap Clara serius. "Hemm... gaun ini sangat sederhana tapi juga elegan aku tidak menyangka kalau istri kecilku akan sangat mempesona dengan gaun ini, bagaimana kalau kamu ganti yang lain saja?"
Clara yang semula acuh tak acuh kini menghadap Valdo dengan mata melebar. "Apa? Ganti lagi, tidak bisa kita sudah sangat terlambat tuan Alvaldo dan kita masih harus memilih pakaian yang harus kita gunakan??, bagaimana orang-orang memikirkan tentang kita yang tidak tepat waktu.... dan juga, mas Valdo tidak ingin aku tampil cantik sedangkan mas sendiri tampil begitu mempesona, bagaimana jika para wanita lain menatap dengan pikiran yang tidak-tidak siapa yang akan marah disini." Setelah mengomel panjang Clara langsung masuk kedalam mobil dengan wajah memerah karna marah.
Valdo yang mengerti situasi langsung tersenyum lebar, ia masuk mobil dengan cepat dan menatap Clara. Valdo mencubit kedua pipi Clara dengan senang sedangkan Clara merasa kesakitan. "Apa istri kecilku dengan tidak sadar telah menggagumi suamimu yang tampan ini hemm." Valdo membelai bekas cubitannya dengan lembut.
Clara memerah kembali tetapi tidak marah malahan memerah karna malu. "Sudah-sudah ayo cepat berangkat kita akan sangat terlambat." Clara mengalihkan wajahnya dengan memasang sabuk pengamannya.
Sebuah hotel mewah berbintang lima adalah tujuan mereka. Sebuah pesta besar-besaran itu hanya dihadiri oleh para pemimpin penting diperusahaan masing-masing terutama perusahaan Valdo yang paling tinggi. Banyak para petinggi yang menghadiri pesta hanya untuk melihat putra dari Dirmawan saja, seorang pemuda yang sukses dalam mengatur perusahaannya.
Valdo masuk bersama dengan Clara yang berada disampingnya berjalan beriringan. Semua mata telah menantikan pemuda itu dan kini mereka saling berbisik menggagumi pemuda beserta istrinya.
Clara menjadi cangung dengan tatapan mereka semua ini bahkan baru pertama kalinya Clara datang diacara besar.Valdo yang melihat perubahan ini mempererat pelukan dipingang Clara untuk menenangkannya. Clara menoleh dan memberikan senyum hangatnya.
Seorang pria paruh baya beserta istrinya yang terlalu mencolok menghampiri Clara dan juga Valdo. Mereka menjabat tangan Valdo dan Clara bergantian. "Wah.. sebuah kehormatan saya bisa melihat tuan Alvaldo disini." Kata pria paruh baya itu dengan menepuk-nepuk pundak Valdo.
"Saya juga demikian tuan Rio." Tuan Rio adalah teman dari ayah Valdo sejak masih remaja dan Valdo sudah menganggap tuan Rio sebagai pamannya sendiri. Bahkan mereka kadang saling bercanda untuk menghangatkan suasana. "Dan apakah ini nyonya Alvaldo, senang bertemu dengan anda."
"Saya juga paman."
"Baiklah-baiklah sekarang mari kita pergi untuk sekedar mengobrol tuan-tuan dan untuk nyonya-nyonya silahkan untuk bergosip ria" Dirmawan beserta Yuli datang dengan candanya membuat semua orang tertawa.
"Apa Putri tidak menangis Ra?"
"Engak kok mi, Putri tadi ketiduran saat pergi kerumah Nathan."
"Owhh.. bagus kalau begitu."
Clara beserta Yuli berbincang-bincang masalah Putri yang tambah pintar dan mandiri. Yuli bahkan bilang kalau kepribadian Putri sama dengan Valdo waktu kecil tapi yang membedakan Valdo terlalu dingin dengan temannya berbeda dengan Putri yang gampang bergaul dengan banyak teman. Bahkan semasa Valdo di sekolah menengah pertama ia tidak punya teman hanya Nathan yang selalu bersamanya sampai mereka lulus universitas yang sama.
Setelah menghadiri pesta besar itu Clara dan Valdo berencana menjemput Putri dirumah Nathan. Mobil diparkir digarasi yang lumanyan besar dan mereka segera masuk. Valdo bahkan tau pasword rumah Nathan karna Valdo memang sering tidur di sini.
Saat telah sampai di ruang tamu Clara melihat Putri yang tertawa bersama dengan Leon anak dari Nathan menonton film kartun, Putri yang melihat mamanya datang segera turun dari sofa dan berlari menghampirinya.
"Kok belum tidur?" Clara mencium pipi kiri kanan Putri dengan gemas.
"Putri belum mengantuk ma."
"Putri nakal tidak saat mama dan papa pergi?" Tanya Valdo sambil berganti menggendong Putri.
"Engak kok pah, Putri engak nakal tanya pamam dan aunty kalau tidak percaya."
"Bohong paman Putri dari tadi merengek meminta makan terus." Leon yang masih diatas sofa sedikit menggoda Putri dan sukses membuat Putri cemberut.
"Dimana papa dan mama kamu leon?"
"Di atas om kalau mama didapur."
Lanjut.......
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Baby (Tamat)
RomanceSebuah insiden membuat Clara harus kehilangan masa depannya. Gadis yang memiliki sifat baik hati dan juga tidak mudah putus asa itu harus merelakan masa depannya karna perbuatan lelaki brengsek yang tidak tau siapa namanya. Clara yang baru saja lulu...