02 • Target

3.8K 482 48
                                    

DIREKTUR UTAMA YOUNGHEE GROUP COMPANY DITEMUKAN TEWAS DI APARTEMENNYA
Berdasarkan laporan tim forensik sore ini, telah diidentifikasi bahwa Park Ho Jin dinyatakan tewas terbunuh dengan luka bekas pukulan di bagian kepala. Diduga tersangka menggunakan palu berukuran besar untuk menghabisi nyawanya dengan beberapa kali hantaman. Motif dari penyerangan ini belum diketahui, meskipun polisi telah memasang garis kuning di area TKP tidak membuat masyarakat kota mengurangi minatnya untuk melihat langsung ke lokasi. Hal ini membuat kewalahan karna sudah 500 pasukan polisi bersenjata lengkap dan 250 anggota militer dikerahkan untuk meredakan masyarakat. Hingga petang ini... ❞


Desahan kasar keluar dari mulut Mingyu saat mengetahui fakta bahwa kasus yang baru saja terjadi sudah merebak di kalangan masyarakat kota. Awalnya hanya timnya saja yang dikerahkan karna kebetulan sedang bertugas di daerah TKP, namun kini pasukan khusus telah dikirim dan menyebar di berbagai titik.

Inda penglihatannya menatap nanar layar datar televisi yang mati beberapa detik lalu. Kepalanya pening, tubuhnya mulai protes atas usahanya beberapa minggu terakhir untuk menuntaskan kasus pembobolan ATM. Dan kini jam tidurnya nampaknya harus berkurang kembali.


"Keparat! Aku bisa mati jika terus begadang seperti ini."


Jam hampir menunjukkan pukul 5 sore. Bento yang Seungkwan bawa 6 jam lalu terasa seperti onggokan sampah, terabaikan dan dingin di atas meja. Mingyu tidak sempat menyentuhnya sama sekali. Hal terakhir yang ia makan hanya satu helai roti tawar sebelum ia pergi menuju ke lokasi pembunuhan. Rasa lapar yang terus bergumul di dalam dirinya tak pernah sekalipun ia anggap, nyatanya dia masih sehat sekarang padahal sudah ratusan kali melewatkan jam makannya.


"Mingyu-ssi!" Langkahnya mendadak terhenti, sebuah panggilan mengiterupsinya.

"Ya?"

"Atasan memintamu untuk menyerahkan kasus ini pada Tim Alpha. Kau boleh pulang lebih cepat hari ini."

Sialan. Batinnya.

Mingyu tahu cepat atau lambat ini akan terjadi, terutama karna ketidak mampuannya untuk menangani beberapa kasus yang meningkat tajam beberapa bulan terakhir.

"Katakan pada atasan aku bisa menanganinya. Aku merasa dipermainkan kau tahu?"

"Tapi kau memang kapten yang gagal, Mingyu. Dari 6 kasus kau hanya berhasil memecahkan 2 saja."


Mingyu menatap rekannya frustasi, gejolak amarah di dalam dirinya mulai membuatnya putus asa. Usahanya selama ini sudah gagal, apalagi kasus pembunuhan petinggi perusahaan seperti ini merupakan kasus yang menarik baginya. Ia rela semalam suntuk tidak beristirahat dan pulang hanya untuk mandi dan ganti baju demi memperjuangkan kasus yang harus ia selesaikan.


"Kau butuh istirahat, Mingyu. Gunakan waktumu untuk tidur dan makan yang cukup. Kantong matamu terlihat sangat menyeramkan."

"Aku akan tetap pergi ke TKP. Apa proses otopsi sudah selesai?" tanya Mingyu, yang diam-diam masih berharap bahwa kesempatan untuk dirinya masihlah ada selama kasusnya masih berjalan.

"Kurasa begitu, terakhir kali kudengar dari pihak rumah sakit keluarga Yoon belum ada keluarga yang membawanya pulang."

Mingyu menatap mata rekannya secara langsung, mencoba menebak apa ia berkata jujur. "Baiklah, Min Jae. Kuharap kau tak memberitaku atasan kemana tujuanku selain pulang."

CHALLENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang