Seoul sedang hujan deras. Seperti tak kenal ampun, tetesan air yang jatuh dari langit itu sudah membasahi seluruh jalanan sejak 4 jam lalu, membuat aktivitas masyarakat lumpuh. Kanopi tampak menjadi tempat favorit bagi pejalan kaki saat ini sebagai tempat berteduh, tapi tak ada tanda-tanda hujan akan berhenti dalam waktu dekat.
Sama halnya dengan Mingyu. Pria tinggi itu kini terjebak di salah satu kedai kopi milik temannya dan menunggu hujan reda, ia duduk di kursi dekat counter kasir. Meja di hadapannya dipenuhi dengan berbagai jenis laporan serta arsip mengenai kasus Park Ho Jin. Mulai dari berkas kelahirannya, keluarga, keterangan perusahaan hingga kasus kriminalnya. Mingyu mencoba mencari benang biru yang tersembunyi, meskipun pada dasarnya secara hukum ia sudah tak menangani kasus ini lagi.
Ia memijit pelipisnya, suara hujan di luar sana membuat konsentrasinya buyar terus-menerus. Panggilan dari Min Jae juga terus menganggunya, ia tahu rekannya menghubunginya karna ia ingin membahas masalah Wonwoo.
Ah iya. Pria itu. Model bernama Wonwoo.
Pria yang membuatnya sakit kepala. Jika saja Min Jae tidak berasumsi negatif, Mingyu tidak akan berakhir dengan memiliki dua map yang berisi data-data Wonwoo.
Sebenarnya aku sedang apasih? Batin Mingyu selama beberapa hari terakhir. Ia menggunakan seluruh waktu luangnya di kantor dengan menatap layar komputer, menyusup ke segala situs yang dapat menuntunnya menemukan identitas lengkap Wonwoo. Tapi nihil. Bukankah ini terlalu mencurigakan?
"Mingyu!"
Satu hentakan di pundaknya membuat Mingyu terkejut.
"Sialan kau, Seokmin!"
"Hari ini kau tak perlu membayar." Seokmin berbicara sambil meletakkan nampan berisi frappucino untuk Mingyu yang tampak kusut. Penampilannya luar biasa buruk.
"Thanks, Seok! Tahu saja kalau aku belum menerima gaji."
"Cih," decih Seokmin, sedikit mencibir Mingyu. "Seperti kau pernah membayar saja, dua tahun lagi kedai kopiku akan bangkrut total jika punya pelanggan sepertimu."
Mereka berdua tertawa, sejenak melupakan suara hujan di luar sana. Seokmin memperhatikan Mingyu yang sedang menelaah berkas mengenai relasi perusahaan Younghee, ia tahu betul teman polisinya sedang merasa di bawah tekanan. Di saat seperti ini, biasanya Minghao yang akan membantu Mingyu dalam mengungkap bukti yang ada. Namun kini Minghao tengah berkunjung ke kampung halamannya di Cina. Dan Seokmin sendiri tak dapat membantu banyak.
Perhatian Seokmin teralihkan pada map cokelat di dekat tas Mingyu. Tercetak disana sebuah nama dengan jelas dan tebal.
"Kenapa ada berkas seorang model diantara berkas kasusmu?"
Mata Mingyu mengikuti arah tatapan Seokmin. "Hanya beberapa info. Aku mengobrol dengannya beberapa hari yang lalu dan rekan kerjaku mengatakan hal misterius tentangnya."
"Bung, beberapa info yang kau maksud ialah dua map tebal ini?" Seokmin memicing, mendesak Mingyu dengan pertanyaannya dan tangannya dengan cepat membuka map tersebut. "Dan hampir semua isinya hanya profil umum saja, apa yang ingin kau ketahui tentang Wonwoo?"
Mingyu mendesah putus asa. Berapa kali ia harus menjelaskan bahwa ia tak mengetahui Wonwoo sebelumnya? Rasanya ia ingin rehat dari segala permasalahan yang ada. Baik kasus pembunuhan maupun Wonwoo sendiri.
"Aku baru menyadari beberapa hal." Seokmin berkata kembali sambil mengetuk meja menggunakan ujung kuku telunjuknya. Dahinya berkerut, memilah dugaan yang berputar di otaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHALLENGE
Fanfiction[ COMPLETED ] When a professional model meet a police officer. ❝I'm a killer and I'm proud of it.❞ ─Jeon Wonwoo (26 yo, high-class model) ❝I will try harder to open his mask and show the world his demon side.❞ ─Kim Mingyu (23 yo, regional police of...