05 • Unexpected Meeting

2.2K 352 19
                                    

"Won?"

"Wonwoo?!"


Dentuman keras musik bar terpaksa membuat Soonyoung bergerak dari kursinya untuk membuat temannya sadar dari lamunannya. Pria itu, Wonwoo, diam tanpa kata sejak ia tiba disini. Tak memesan apapun ataupun berbicara dengan siapapun. Setelan jas yang selalu rapi dan mewah membuat dirinya seperti tamu kelas VIP dan penampilannya memang terlalu mencolok diantara pengunjung lainnya.


"Kau tak ingin bersenang-senang dulu?" Pertanyaan Soonyoung membuat Wonwoo mengerjapkan matanya lalu menghembuskan napas, mengusap kasar rambutnya yang sebelumnya tertata rapi dengan gel rambut mahal. "Kamar lantai atas kosong."

"Aku tidak ingin melakukan apapun." Pria berjas itu kemudian mengambil segelas vodka, meneguknya hingga habis lalu bersandar pada sofa.

"Kau rindu Seattle? Rindu gadis simpananmu disana?"

Pertanyaan Soonyoung kembali membawa kenangannya saat ia masih tinggal di Seattle. Wonwoo tak merasakan adanya perbedaan yang kentara, mau hidup berlama-lama di Seattle atau pindah ke Seoul rasanya sama saja, ia selalu saja tertekan. Ia tidak punya apapun yang berharga sebagai pegangannya saat ini, mungkin belum lebih tepatnya.

"Bagaimana bisnismu?"

"Bisnis yang mana, eh?" Soonyoung memicingkan matanya, menanggapi pertanyaan yang dilontarkan Wonwoo dengan balik bertanya. "Aku punya banyak investasi." Lantas Soonyoung mengambil segelas vodka, meneguknya sama seperti yang temannya lakukan. Pemandangan yang cukup memuakkan bagi Wonwoo karna pria itu tampak menggoda gadis-gadis berpakaian minim yang berjalan melewatinya di sela-sela acara minumnya.

"Bisnis fashion. Kau bilang kau baru merintisnya," jawab Wonwoo, matanya masih memperhatikan tingkah laku Soonyoung yang kini duduk bersama dengan gadis berambut abu-abu gelap, saling memagut satu sama lain tanpa merasa terganggu oleh kehadiran Wonwoo.

Soonyoung sialan memang, ia lebih memilih membiarkan ucapan Wonwoo menggantung begitu saja dan melanjutkan aksinya, membuat Wonwoo kesal setengah mati padahal ia sudah tahu kebiasaan temannya sejak lama.

Semenit kemudian Soonyoung berhenti, membisikkan beberapa kalimat pada gadis di sampingnya hingga ia berlalu. "Sukses besar! Aku tak perlu repot-repot memasarkannya secara global karna semuanya sudah berjalan lancar tanpa perlu aku turun tangan. Bahkan edisi depan aku akan meminta kau dan Seungcheol untuk menjadi modelku."

"Jangan meraup untung dari pertemanan kita... Itu tak sehat." Wonwoo kini kesulitan berucap karna satu perempuan yang sedikit agresif bergelayut di tangannya dan hendak meminta ciuman darinya. Bahkan Wonwoo juga harus berusaha menepis tangan gadis itu yang sudah menjelajah liar. Tak ada minat yang Wonwoo berikan padanya, entah karna apa padahal sebelumnya, terutama saat di Seattle, hal ini menjadi hal wajib baginya setiap malam.

"Cih! Jangan sok suci, Won." Jawab Soonyoung, berdecih dan memberikan tekanan lebih di setiap kalimatnya. "Kau tahu betul perangaimu yang sebenarnya seperti apa."

"Aku akan berhenti sebentar lagi, aku sudah menyusun rencana untuk mendapatkan apa yang seharusnya menjadi hakku sejak lama."

Kedua tatapan mata dua pria itu bertemu dalam waktu yang lama setelah kalimat terakhir yang Wonwoo ucapkan, saling diam dan mencoba berkomunikasi tanpa bicara. Kilat mata Wonwoo berubah menjadi sendu untuk sesaat yang mana membuat Soonyoung iba. Kehangatan di hati Wonwoo mulai menjalar di seluruh tubuhnya saat temannya mulai menggenggam punggung tangannya lalu mengusapnya dengan pelan.


Hingga suara Seoungcheol terdengar sayup-sayup diantara musik bar.


CHALLENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang