07 • Revealed

1.8K 311 43
                                    

Langkah kaki ringan pria dengan pantofel kini memecah kesunyian salah satu lobby kantor Kwon Corporation, dimana di dalamnya setiap karyawan perempuan sibuk memperhatikan diri mereka sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah kaki ringan pria dengan pantofel kini memecah kesunyian salah satu lobby kantor Kwon Corporation, dimana di dalamnya setiap karyawan perempuan sibuk memperhatikan diri mereka sendiri. Mereka bersolek, merapikan baju dan rambut mereka, hingga senyuman yang terkesan dipaksakan. Mereka menundukkan kepala seiring dengan berlalunya langkah pria berjas mahal tersebut, meninggalkan bau wangi maskulin yang membuat para wanita mabuk kepayang.

Bisikan demi bisikan tak pernah ia hiraukan, para wanita disana selalu membicarakan atasan mereka─Soonyoung beserta teman-temannya secara tak sopan. Berfantasi ria di balik meja kerja, memikirkan bagaimana jika nantinya mereka dapat menyentuh hati mereka barang sedikit saja. Wonwoo sama sekali tak keberatan dengan itu, bahkan terkadang ia justru tebar pesona memamerkan senyumnya yang terkesan jahat, sepertiayo kau, dan kau, dan kau juga, bermalamlah bersamaku dan kita akan bersenang-senang! Hore!


Baru selangkah pria itu masuk ke dalam ruangan utama pimpinan, sentakan sarkastik harus ia terima. "Jangan bersikap seperti casanova, ini kantorku, Won! Jangan mengambil alih popularitasku."

Soonyoung tersenyum malas melihat temannya datang di jam sepagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soonyoung tersenyum malas melihat temannya datang di jam sepagi ini. Mimpi apa dia? Diantara lingkaran pertemanan mereka sudah jelas kantor Soonyoung bukanlah tempat yang ideal untuk bertemu, mereka lebih suka membahas segala sesuatu di bar Seungcheol saat tengah malam, dimana kerlap-kerlip lampu diiringi musik berdentum keras di sekeliling mereka. Kaki Soonyoung yang tertumpuk di atas meja mendapat perhatian Wonwoo, menepisnya hingga jatuh dan hampir membuat ponsel Soonyoung meluncur bebas.

Pria itu lantas mengumpat, "Kau cari mati, ya? Alat penyadapnya bisa rusak!" Marah dia karna benda seukuran genggaman tangan punyanya nyaris bersentuhan dengan lantai. Ia berdiri, lalu mengambil sesuatu di laci meja kerjanya, berwarna hitam dan mulus. Dan sedetik kemudian ia mengarahkannya pada pria yang berdiri tepat di depannya, menyilangkan tangan dan tampak malas menanggapi aksi Soonyoung.

Wonwoo mendengus, menarik kursi di sebelahnya dan bertanya pada dirinya sendiri, kenapa perusahaan ini bisa diatur oleh orang idiot macam Soonyoung?

"Aku sedang tidak dalam mood yang bagus untuk berdebat." Tangan Wonwoo yang bebas menggapai saku jasnya, mengeluarkan sebatang rokok lalu memantikknya. Kepulan asap putih yang menjadi teman akrabnya sejak dulu kini berbaur dengan ekspresinya yang datar. "Singkirkan pistolmu, mari dengar apa yang perlu didengar."

CHALLENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang