10 • Bloody Day

1.8K 283 69
                                    

Dentingan jam semakin kentara menusuk pendengaran ketiga insan yang kini tengah duduk di sofa merah marun, saling menyilangkan kaki disertai keheningan yang semakin mengikis habis kesabaran si pemilik ruangan. Sudah setengah jam ketiganya hanya saling pandang tanpa sepatah kata yang terucap, bahkan kepulan asap kopi hitam di atas meja sudah mulai mengabur, menyisakan isinya yang sama sekali tak tersentuh.


"Katakan apa yang kalian rencanakan." Si pemilik ruangan bercat putih tulang itu kini bersuara, menyatakan rasa tak nyamannya yang sedari tadi hanya ia simpan dalam benak. "Aku tahu kepulangan Joshua kemari bukanlah suatu kebetulan."

"Woah santai, Jeonghan. Aku hanya akan menghadiri acara seminar kampus di Hawon University."

Jeonghan berdecih, menyadari jawaban Joshua hanya sekedar formalitas dan masih menyimpan makna yang tersirat. Ditambah tatapan Wonwoo yang begitu tajam tapi tetap tenang disaat yang bersamaan. Jeonghan sendiri tak merasa takut pada pria itu, hanya saja dia sedikit menyesali perbuatan mengadunya pada Mingyu hingga membuat Wonwoo sedikit dalam masalah beberapa hari lalu. Meskipun Jeonghan sudah tahu fakta bahwa Wonwoo dinyatakan tak bersalah ─karna saat interogasi kemarin dirinya memang melihat semuanya dari balik cermin dua arah, dirinya tetap yakin Wonwoo masihlah mempunyai pikiran gila lainnya.

"Setidaknya berikan Joshua salam hangat, dia baru saja mendarat jam delapan tadi." Wonwoo berucap pada Jeonghan dengan nada yang bersahabat. Dia membawa Joshua kemari hanya untuk melepas rindu bersama, tak ada hal lain.

Joshua tertawa renyah, "Kau tahu, Jeonghan? Aku bosan dengan New York. Jadi aku kemari untuk mencari suasana baru disamping menghadiri undangan seminar."

Jeonghan diam, ia menelusuri gerak-gerik Joshua yang masih tenang ─tipikal memang. Tapi dalam hatinya ia tahu diam-diam Wonwoo dan Joshua merencanakan suatu skenario. Selaku dokter yang menangani kebiasaan Wonwoo yang buruk dalam hal mengatur emosi dan insomnia, dia juga kenal dengan orang-orang yang memiliki kedekatan khusus dengan Wonwoo ─seperti Joshua. Pria blasteran itu terkenal karna unggahan berbagai videonya di situs internet dalam mengeksplor berbagai tempat, dan pernah juga menjadi model sampul beberapa majalah dengan judul berita yang bermacam-macam dalam periode tertentu. Tidak heran mereka pasti bertemu di tempat pemotretan yang sama.

Tapi ada hal yang tak bisa Jeonghan tampik mengenai Joshua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi ada hal yang tak bisa Jeonghan tampik mengenai Joshua. Pria itu mampu menjadi penenang Wonwoo saat tinggal di Amerika, terbukti dengan fakta bahwa Wonwoo lebih dekat dengan Joshua dibanding dengannya. Seakan-akan Jeonghan merasa ia sudah di nomor duakan yang mengakibatkan dirinya salah presepsi.

"Jangan terus menuduhku." Wonwoo berkata lantas mengubah posisi duduknya. "Kau jelas tahu bahwa aku bebas dari tuduhan apapun. Dan masalah Joshua, dia memang murni datang untuk acara seminar."

Jeonghan memperhatikan gestur Wonwoo dan dia tahu bahwa pria itu memang tak berbohong. Kejujuran nampak dalam sorot matanya. Hanya saja Jeonghan terlalu paranoid setelah kejadian barang bukti yang tersimpan di dalam gudang kemarin. Dia masih memikirkan banyak hal.


CHALLENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang