BAB 2

30 3 1
                                    

~seru gk sih ceritanya?kalau seru vote ya!makasih.Oke silakan membaca~

......

Bel pulang berbunyi,semua murid berhamburan keluar.Di kelas hanya ada Reyna,Giyaats dan tentunya cowok hantu itu.

Setelah memasukkan buku yang berada di kolong meja ke tasnya,Reyna bangkit dari tempat duduknya untuk pulang.

Namun tangannya di tahan oleh seseorang. Ya orang itu adalah Giyaats.

"Lepasin"ujar Reyna ketus. Giyaast bangkit dari duduknya masih dengan memegang tangan Reyna.

"bisa liat?" tanya Giyaats dengan muka datar.

"Siapa?" Reyna mengerutkan keningnya.

"Rendi" jawab Giyaats singkat.

"Cowok itu?iya gue bisa liatnya"ujar Reyna.

Cowok yang ditunjuk Reyna berbalik badan melihat Reyna.Reyna sedikit kaget,bagaimana pun ia itu hantu.

"Lo bisa liat gue?" tanya Rendi dengan berbinar-binar.

"Iya gue bisa liat lo"jawab Reyna menatapnya.

Giyaats mengerutkan keningnya melihat Reyna yang berbicara sendirian.Ia mengaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Bagus deh kalau begitu,lo bisa bantu gue!"ujar Rendi.

"Bantu apa?" tanya gue heran.

"Ntar gue kasih tau.Dah gue balik duluan ya" seru Rendi yang ceria.

Bentar emang tuh anak mau pulang kemana?hantu punya rumah juga ternyata batin Reyna.Reyna menatap Giyaats yang kebingungan.

"Terus Lo ngapain masih megang tangan gue?"tanya Reyna sambil melirik tangannya yang dicengkeram oleh Giyaats.

Spontan Giyaats langsung melepaskan genggamannya.

"Kita kerkom!"perintah Giyaast berjalan keparkiran meninggalkan Reyna di kelas

"Idih..Yas..Giyaats tunggu"Reyna teriak memanggil Giyaats.

Sesampai di parkiran, Giyaats sudah menaiki motor. Ia juga memakai jaket kulit dan helm full face. Reyna menghampiri Giyaats.

"Pake"titah Giyaats memberikan helm pada Reyna.

"Gak nanti rambut gua rusak"tolak Reyna.

"Mau gua yang pakein?"ancam Giyaats.

"Gak usah gua bisa sendiri"kesal Reyna lalu naik ke motor Giyaats.

........
'Reyna POV'

Di perjalanan hening tidak ada yang bicara. Giyaats fokus memperhatikan jalan dan gue menengok kanan-kiri melihat pemandangan.

"Yas kita mau kemana?"tanya gua mencondongkan kepala di bahu Giyaats.

Giyaats merespon dengan mengedikkan bahu tanda tidak tahu.

"Lo gimana sih ngajak kerkom tapi gak tau mau dimana"kesal Reyna.
Giyaats tidak menjawab.

Reyna memutar otak memikirkan tempat yang pas untuk kerkom.

Di rumah gue lagi gak ada orang,nanti apa kata tetangga liat gue cowok kerumah.

Di rumah Giyaats aja kali ya?eh nanti di sangka gue pacarnya lagi sama bonyoknya Giyaats.

Hah iya di cafe mamah aja. Bisa makan gratis pula.

"Yas kita kerkomnya di cafe mamah gue aja yuk!"ajak Reyna.

REYNA{REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang