BAB 10

16 0 0
                                    

Seminggu telah berlalu. Selama seminggu juga Reyna dibully oleh Salwa and the genk. Tak hanya Salwa,Reyna pun dicibir oleh satu sekolah.

Keadaan Reyna sekarang selalu murung, saat pelajaran berlangsung ia tidak fokus. Reyna selalu bengong saat jam pelajaran.

Sedangkan di lain tempat,ada sepasang suami istri yang tengah menjaga anaknya yang terbaring lemah di rumah sakit. Pasien tersebut mengerak-gerakkan jarinya,matanya pun berkedip beberapa kali.

Sang Ibu langsung menangis haru dan memanggil dokter. Dokter langsung memeriksa pasien tersebut.

"Anak ibu telah siuman dari komanya dan hanya membutuhkan istirahat yang cukup" ujar sang dokter.

Sepasang suami istri itu pun tersenyum bahagia karena putra mereka telah sadar. Mereka menghampiri putra semata wayangnya,lalu tersenyum padanya.

"Kalau begitu saya pamit" ucap sang dokter.

"Terima kasih dok" ucap sang ayah pasien tersebut.

Dokter pun pergi meninggalkan ruang inap tersebut. Sepasang suami istri tersebut masih menatap putranya,mereka bersyukur karena sang putra telah sadar dari komanya.

Pasien tersebut adalah Rendi. Rendi terus saja menatap kedua orang tuanya. Sebutir air mata turun di pipi Rendi. Orang tuanya pun menangis melihat Rendi. Mamahnya Rendi mengusap dan mencium tangan anaknya tersebut.

"Mamah kangen sama kamu nak" ucap Sinta mamahnya Rendi dengan suara isakkan. Rendi dan papahnya hanya tersenyum.

🌸🌸🌸🌸🌸

Sepulang sekolah Giyaats mengajak Salwa bertemu di kafe dekat sekolah. Ia ingin membahas soal Reyna.

Kringg

Suara bel kafe bunyi menandakan ada seseorang yang datang. Orang itu adalah Salwa,ia mencari cari keberadaan Giyaats. Pandangannya jatuh ke cowok yang mengenakan seragam sekolah sama sepertinya. Salwa pun menghampiri cowok tersebut.

"Ada apa beb ngajak aku kesini?" tanya Salwa.

Bulu kuduk Giyaats seketika berdiri mendengar Salwa memanggilnya dengan sebutan beb.

"Kenapa Lo masih nyakitin Reyna?" Tanya Giyaats dengan nada dingin,Salwa hanya diam.

"Kenapa sih Yas lo gak suka sama gue?kenapa dihati lo itu harus Reyna?" ucap Salwa.


"Hati gak bisa di paksa Sal!" ucap Giyaats tegas sambil memajukan badannya.

"Kalau lo gak mau Reyna dibully,lo harus jadi pacar gue"Giyaats yang mendengar itu terkejut tapi masih dengan muka dinginnya.

"Dasar cewek rendahan" cibir Giyaats yang mulai kesal.

"Itu sih terserah lo,kalau lo mau liat Reyna bahagia lagi lo harus turutin permintaan gue" ucap Salwa melipat kedua tangannya dan menyender pada soffa.

Rahang Giyaats mengeras. Ia meninggalkan Salwa.

"Liat aja Giyaats apa yang bakal gue lakuin besok"ancam Salwa berteriak pada Giyaats.

"Hallo" ucap Salwa.

"_"

"Gue mau lo besok buat Reyna menderita untuk terakhir kalinya!"perintah Salwa kepada seseorang yang disebrang sana.

"_"

"Bagus,buat dia menderita banget"

"_" lalu Salwa memutuskan sambungan teloponnya.

🍀🍀🍀🍀🍀

Keesokan harinya sepulang sekolah Reyna sedang berjalan sendiri. Kakinya tersandung sesuatu membuatnya terjatuh dan terluka. Lalu datang semua siswa mengepung Reyna.

Masing-masing dari mereka membawa telur dan tepung. Lalu mereka melemparkannya ke Reyna dan mencibirnya.

"Ini balasan untuk si pencuri"

"Dasar lo pencuri"

"Lo gak pantes sekolah disini"

"Lo juga PHO"

Reyna menangis dalam diam,mukanya dipenuhi oleh tepung,bau amis yang muncul akibat telur,dengkulnya yang berdarah akibat terjatuh tadi,dan seragamnya yang kotor dan bau.

Setelah puas mencaci maki dan membully Reyna,semua murid pergi meninggalkannya yang tengah terduduk sambil menangis.

Giyaats melihatnya dari kejauhan,ia ingin menghampiri Reyna namun langkahnya di jegat oleh Salwa.

"Kalau sampai lo dekitin Reyna gue bakal buat dia lebih menderita" ancam Salwa. Giyaats mengeraskan rahangnya dan mengepalkan tangannya.

Salwa meninggalkan Giyaats dan berjalan menghampiri Reyna. Kedua tangannya ia lipat didepan dada.

Reyna yang sedang menangis melihat sepatu berwarna merah di hadapannya.

"Uh...kasihan nangis" ucap Salwa yang mengamati Reyna. Reyna mendonggakkan kepalanya. Salwa jokok,lalu memegang dagu Reyna.

"Makanya jangan macam-macam sama gue"ucap lalu menghempas wajah Reyna.

"Hikss... Lo jahat banget sih Sal!"ucap Reyna bangkit dan berteriak.

"Emang kenapa kalau gua jahat,huh?"Salwa mendorong  Reyna hingga terjatuh.

"Jangan macam-macam sama gue,apalagi sampai merebut Giyaats dari gue"ancam Salwa lalu pergi meninggalkannya.

🍃🍃🍃🍃🍃

Reyna berjalan dengan seragam yang dipenuhi tepung dan bau amis telur. Semua orang langsung menghindar dan menutup hidungnya saat Reyna berjalan.

Di fikiran Reyna saat ini adalah ia ingin mengakhiri hidupnya. Reyna berjalan menuju jembatan. Ia naik ke tembok pembatas dan menatapi dirinya melalui pantulan air.

Pundaknya naik turun. Reyna tidak bisa lagi menahan air matanya. Reyna menarik napas lalu memejamkan matanya kemudian merentangkan tangan.

Sesorang yang memakai baju rumah sakit mengamatinya dari jendela. Ia bingung dengan apa yang akan dilakukan oleh gadis itu. Seseorang yang mengamati itu adalah Rendi.

Keadaan Rendi saat ini telah sangat membaik dan hanya butuh istirahat. Rendi terus mengamati gadis tersebut. Ia merasa familiar dengan muka gadis itu,namun ia tidak bisa mengingatnya. Hingga ia kaget saat gadis itu terjun ke sungai.

Reyna menutup matanya lalu loncat dari jembatan yang agak tinggi. Saat tenggelam Reyna merasa ada yang menggenggam tangannya. Ia ingin melihat sosok tersebut,namun kesadarannya mulai menghilang.

___________________
Hay apa kabar?semoga baik.

Vote dan comentnya ya kawan! Untuk castnya sih aku pengen ganti,tapi nanti aja deh. Untuk tokohnya kalian bayangin aja sendiri. Serah mau kalian sama siapa kek bebas.

TBC💕

REYNA{REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang