'Giyaats POV'
Gue sedang berkutat dengan rumus-rumus fisika,ya menurut gue sih ini gampang hanya kedipkan mata selesai.
Terlintas di otak Gue tentang Reyna. Gue masih gak nyangka Reyna itu anak Indigo.Reyna bilang kalau di sekolah dulunya itu dia gak punya temen.
Gue gak nyangka arwahnya Rendi selama ini duduk sama gue.Jujur gue merasa kesepian duduk sendiri selama dia koma.
Tapi gue kesel sama dia karena suka balapan yang menurut gue gak ada manfaatnya.Ya semoga aja dia kapok gak bakal ikut balapan lagi setelah sadar dari koma.
Kalau di pikir pikir Reyna itu cantik juga walau dia bilang di sekolah dulunya ia itu trouble maker.Tapi menurut gue dia itu baik.
Eh ngapain gue mikirin dia,udh ah mending gue ngerjain PR fisika yang sedikit memusingkan.
........
'Reyna POV'
Gue berangkat dengan mobil kali ini gak bareng bokap karena gue ke siangan.Gue pakai rok di atas lutut dan baju yang sedikit di krop.Rambut gue dikuncir buntut kuda dan memakai kacamata.
Gue mengklakson di depan gerbang sekolah yang sudah di tutup.Kemudian gerbang terbuka gue langsung tancapkan gas tanpa mengucapkan terima kasih kepada satpam.
Kemudian ada Ketua OSIS yang mencegat gue yang mau masuk ke kelas.Ketua OSIS itu adalah Giyaats.
Gue dibawa Giyaats ke meja piket dan di beri hukuman membersihkan rooftop yang ada di lantai tiga.Gue hanya bisa menerimannya dengan mengerucutkan bibir.
Sampai di rooftop gue kaget ngeliat rooftop yang kotornya luar binasa.
"Ayo semangat Reyna" ucap gue menyemangati diri sendiri.
Saat sedang menyapu,Reyna terkejut melihat Rendi yang ikut membantunya.
"Hah!Rendi lo bikin kaget gue aja,tau gak" ujar gue saat berbalik badan.
"Hahaha....sorry deh" kata Rendi masih tertawa.
Walaupun dia hantu tapi ia bisa megang bedan,tapi jika bersentuhan dengan manusia itu mustahil bagi dirinya.
"Eh lo itu bisa kaya gini karena kecelakaan kan?" tanya gue.
"Tau dari mana lo?" tanyanya sambil mengerutkan keningnya.
"Dari Giyaats" jawab gue singkat sambil memandang keadaan di bawah.
Tet...tet..tet....
Bel masuk berbunyi ,gue meninggalkan Rendi dan berlari menurunin tangga.
Gak sengaja gue nabrak cewek yang lagi megang minuman,ya otomatis minumannya tumpah kena baju dia.
"Eh lo kalau jalan ati ati dong!" Bentak cewek itu ke gue.
"Biasa aja dong!gak usah ngegas!"gue balik ngebentak tuh cewek.
"Songong banget lo ya!" bentak cewek itu sambil mendorong punggung gue.
"Iya memangnya kenapa?!"tantang gue sambil mengangkat dagu.
"Berani lo ya sama gue!"cewek tersebut melayangkan tangannya ke udara.
Gue refleks menutup mata ,namun tidak ada tangan yang menyentuh pipi gue. Gue membuka mata ternyata Giyaats yang menahannya.
" Jangan pernah lo sakitin dia,Salwa!"bentak Giyaats sambil mencekram pergelangan tangan Salwa tersebut.
"Kok kamu belaain dia sih?!" tanya Salwa mengerucutkan bibirnya.
"bukan urusan lo!" jawab Giyaats lalu melepaskan cengkramannya dengan kasar.
Setelah itu Giyaats memegang pergelangan tangan gue.Salwa hanya bisa melihat dengan perasaan yang marah,ia menghentakan kaki dan mengepalkan tangannya saat gue ngeliat ke belakang.
Mampus gue pasti akan berurusan sama Salwa batin gue.
Giyaats yang masih memegang tangan gue sampe ke kelas membuat seluruh siswa di kelas heboh.
"WOW gila si Giyaats gandeng si Reyna" ucap Dani tak percaya.
"Giyaats kamu udah jadian sama dia?" tanya Serly.
Gue memutarkan bola mata malas mendengar ocehan satu kelas. Gue mendudukan bokong sedikit gusar.
"Rey kenapa lo?" tanya Rendi.
"Gak kenapa napa kok" jawab gue yang di liatin sama Giyaats dan Rani yang bigung.
Giyaats tau pasti gue lagi ngomong sama Rendi.Dia mengalihkan pandangan ke ambang pintu yang mendapatkan sosok guru killer.
"Ayo anak anak kumpulkan tugasnya" titah bu Maya.
Oh iya pr fisika,bodo ah bantin gue.Kemudian Rendi menyodorkan buku gue.
Untung aja gak ada yang ngeliat Rendi ngasih buku ke gue.Kalau ada yang liat pasti pada heboh ngeliat buku terbang.
"Kok buku gue bisa di lo?" tanya gue heran.Lebih heran lagi ternyata PR nya udah di kerjain sama Rendi.
"Udah lah mending lo kumpulin dulu" perintah Rendi ke Gue.
"Oke" jawab gue sambil tersenyum.
........
Teet..teet..teet..teet..
Bel sekolah berbunyi ,seperti biasa gue masih di sekolah menunggu sekolah sampe sepi.
Alasannya gue males keluar dari sekolah yang berdesak desakan.
"Eh Rey ke taman yuk!" ajak Rendi.
"Ckk..males ah" tolak gue.
"Ayolah"bujuk Rendi dengan wajah yang memelas.
" yaudah ayo"jawab gue sedikit gak ikhlas.
"Kemana Rey?" tanya Giyaats.
"Kemana aja,bukan urusan lo" ketus gue.
"Ikut!" Paksa Giyaats.
"Rey jangan ajak Giyaats deh" pinta Rendi.
"Udah biarin aja dia ikut. Kalau gitu gue gak mau ketaman sama lo" ancam gue yang hendak pergi,Rendi yang hendak memegang tangan gue gagal.Ia baru ingat jika memegang orang itu tidak bisa.
Gue berbalik ke belakang melihat Giyaats yang diam ada di sebelah Rendi,sedangkan Rendi menekukkan wajahnya.
"Lo berdua pada diem aja,katannya mau ke taman" ujar gue heran dengan kelakuan mereka berdua.
"Iya" kata mereka berberengan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNA{REVISI}
Teen FictionReyna merupakan anak indigo plus trouble maker.Reyna pindah sekolah ke SMA blue birds milik teman papahnya.Reyna adalah siswa kelas XI IPA 2.Ia bertemu dengan cowok yang memiliki sifat ice boy,cowok tersebut memiliki wajah tampan. Di kelas tersebut...