Giyaats berjalan menuju toilet,ia tidak sanggup melihat Reyna dengan keadaan seperti itu. Di toilet Giyaats bercermin menantap dirinya. Air matanya jatuh dipipinya yang halus.
"Arggghhh.....kenapa semuanya jadi begini?!" ucap Giyaats yang mengacak-ngacak rambutnya dengan kasar.
"Hiks..kenapa Reyna harus lupa ingatan?" ucap Giyaats sambil menanggis.
"Ini semua gara-gara gue,Reyna hampir mati karena gue. Gue gak becus jagain dia" ujar Giyaats menantap dirinya dicermin.
Giyaats mencuci mukanya dengan gusar. Ia mengelap mukanya dengan kasar. Saat mendongakkan kepala,ia melihat seseorang dari pantulan cermin.
Rendi berada di belakang Giyaats sambil bersandar pada pintu toilet. Giyaats terus menatapi Rendi dari cermin.
"Gue denger tadi" ujar Rendi dengan gaya memasukkan tangannya ke saku celananya.
"Bukan urusan lo" kata Giyaats ketus.
"Lo suka kan sama Reyna?" tanya Rendi yang tersenyum kecut.
Giyaats hanya diam,ia membalikkan badannya dan berhadapan dengan Rendi. Giyaats memberikan tatapan tajam pada Rendi,sedangkan Rendi hanya memperlihatkan muka datarnya.
Giyaats berjalan kearah Rendi,ia mendorong Rendi ke kanan agar bisa keluar dari toilet. Rendi terkekeh melihat tingkah temannya itu. Rendi pun meninggalkan toilet dan menyusul Giyaats.
🌼🌼🌼🌼🌼
Sementara di kamarnya Reyna sedang mengobrol dengan mamahnya. Sinta mencoba mengembalikan ingatan Reyna secara pelan-pelan.
Ceklek
Giyaats masuk ke kamarnya Reyna dengan wajah yang basah. Sinta dan Reyna menatap dirinya. Giyaats izin pamit pulang ke Sinta.
"Tan aku pulang" ucap Giyaats mencium tangan Sinta.
"Oh iya makasih ya dah jagain Reyna" ujar Sinta.
Giyaats berjalan kesoffa mengambil tasnya lalu pergi tanpa berkata sepatah kata pun kepada Reyna. Reyna terus mengamati kepergian Giyaats. Giyaats berpas-pas dengan Rendi di depan pintu kamar Reyna.
Giyaats menatap Rendi tajam. Melihat tatapan temannya itu Rendi mengerutkan dahinya.
"Mau balik lo?" tanya Rendi.
Bukannya menjawab Giyaats malah pergi meninggalkan Rendi. Rendi menatap kepergian Giyaats lalu menggelengkan kepalanya. Rendi lalu masuk ke kamar Reyna.
"Eh nak Rendi" sapa Sinta ramah.
"Tante udah makan belum?kalau belum aku beliin" tawar Rendi.
"Gak usah nanti tante beli sendiri aja"
"Udah aku aja yang beliin" tawar Rendi lagi.
"Gak usah mending kamu jagain Reyna,tante mau ke toilet sebentar" ucap Sinta yang mendapat anggukkan dari Rendi.
Rendi dan Reyna menantap kepergian Sinta. Rendi tersenyum kepada Reyna dan menghampirinya.
"Reyna" ucap Rendi.
Reyna menoleh pada Rendi yang sedang mengamati dirinya. Rendi mengacak-ngacak rambut Reyna. Reyna hanya diam dan terus menatapi cowok yang ada dihadapanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNA{REVISI}
JugendliteraturReyna merupakan anak indigo plus trouble maker.Reyna pindah sekolah ke SMA blue birds milik teman papahnya.Reyna adalah siswa kelas XI IPA 2.Ia bertemu dengan cowok yang memiliki sifat ice boy,cowok tersebut memiliki wajah tampan. Di kelas tersebut...