Jamet #19

861 134 160
                                    

[5 Maret. Senin, 06:38]

"Nempel terosss kayak perangko," kata Blake yang baru parkir motor di sebelah motor Reece. "Pagi Naya."

"Sirik," balas Reece.

"Pagi Blake. Hana mana?" tanya Naya.

"Au, nggak nebeng gue." Blake jalan di belakang Reece sama Naya.

"Papa tadi ngomong apa lagi sama lo?"

"Ya biasa, suruh hati-hati, nggak boleh ngelayap, nggak boleh bolos," jawab Reece. Kurang lebih dua minggu terakhir Reece nggak pernah absen jemputin Naya tiap pagi. Diawali dengan persidangan oleh Bapak Arifin Frantzich yang kemudian direstui oleh beliau untuk berangkat dan pulang sekolah barengan sama anak ceweknya. "Nanti pulsek free nggak?"

"Free, ngapa?"

"Nonton kita latian kuy," ajak Reece.

"Males."

"Pulangnya seblak ceker deh."

"Yauda, Kuy."

"Kita ke kelas duluan. Dadah, sayang," ucap Reece.

Naya pasang muka cringe. "Dadah juga, sayang." Naya lanjut jalan naik ke kelasnya di lantai dua.

"Lo sama Naya ada status nggak sih?" tanya Blake sambil merangkul sohibnya.

"Masih jadi jemuran. Gantung." Mereka memasuki kelas dan duduk di pojokan seperti biasanya. Hana udah duduk manis di depan laptopnya sedangkan George dapat dipastikan dateng terlambat lagi. "Woy, Han."

"Apa, Beb?"

"Ssstt, hanya Nayara Chavia Frantzich yang boleh memanggilku beb," kata Reece. "Lo pulsek free kagak?"

"Yah, enggak. Gue kumpul OSIS."

"Padahal nanti kita boleh pake ruang band buat latian." Blake ngasih tau. "Nggak sia-sia ye kita menang lomba begituan."

Bel tanda masuk kelas bunyi bersamaan dengan kedatangan George Smith.

"Gimana ya nasib orang rumahnya di lereng gunung," gumam George sengaja dikenceng-kencengin.

"Kode minta ditebengin?" tebak Blake. "Gue pulang-pergi sekolah 5 kali setara jemput lo, George."

"Ya gimana boncengan belakangku udah nggak kosong nih."

"Minimal tungguin gue di perempatan kayak biasanya kek Blake, biar gue nggak lari kalo abis turun angkot." George ngomong dengan nada sedih dibuat-buat.

"Yauda besok chat gue."

"Nggak ah, Blake nggak ikhlas, nggak suka dedek."

"Jangan kebanyakan makan mie ayam Bang Ipul deh, George, gini kan jadinya!" omel Hana yang geli sama kejablayan George.

Pak Dami selaku guru bahasa inggris masuk ke kelas. Setelah 6 jam penuh pelajaran, tiba waktunya ishoma. Seperti biasa geng jamet gabut kumpul di meja kantin deket wastafel.

"Reece mau ke mana?" tanya Naya.

"Toilet," jawab Reece terus langsung ngibrit ninggalin temennya yang ngumpul di meja kantin seperti biasa.

"Reece!" panggil seseorang dari kelas 12 IPA 6. Reece yang lagi nahan berak mendecak malas tapi tetep nyamperin yang manggil dia.

"Kenapa, Kak?"

"Lo tahu nggak kenapa Anais seminggu ini nggak masuk?" tanya kakel cewek yang manggil Reece tadi, namanya Sonia.

"Ha? Seminggu, kak? Kenapa?"

Jamet [Reece/NHC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang