Jamet #23

718 142 139
                                    

[2 April. Senin, 06:02]

"Naya, Papa dua bulan lagi ke Makassar."

"Oh."

"Katanya Naya mau tetep di sini, jadi?" tanya Mamake.

"Naya ikut Papa aja," jawab Naya. "Naya berangkat dulu, assalamualaikum."

Naya keluar dari rumahnya dan agak kaget lihat sosok Blake di atas motornya nungguin dia di dekat pos satpam kompleknya. "Ngapain?"

"Jemput lo lah. Sorry, ya nggak masuk, takut sama Om Arifin," bales Blake dengan cengiran menghiasi wajahnya. "Kuy."

Naya nerima helm dari Blake. "Kan gue nggak minta tebengan."

"Untukmu bisa hemat gojek sampe enam rebu."

Mereka berdua sampai di sekolah kepagian. Naya ikut jalan lewat kelas Blake dulu baru ke kelasnya, muter-muter biar nggak sendirian di kelas.

"Kusut bat," ucap Blake. "Napa sih lo?"

Naya geleng-geleng kepala sambil sok nggak kenapa-napa. Langkahnya berhenti tiba-tiba, Naya menatap kosong ke arah Reece yang berdiri di balkon depan kelasnya sendirian.

"Kedip atuh neng," kata Blake sambil jitak dahi Naya. Naya meringis. "Saran gue, samperin. Ngobrol."

"Ngobrol apa?"

"Emang lo nggak mau ngomong apa-apa gitu? Reece kan nggak balikan sama Anais, eh Kak Anais. Jadi, lo masih ada kesempatan," jelas Blake.

"Setelah gue gantungin malah gue yang ngejar, agak lucu."

"Sama lucunya kayak gue yang suka sama lo tapi nyuruh lo ngejar cowok yang lo suka."

Naya terdiam denger balasan dari Blake. "Nggak usah gitu mukanya woy. Udah sana samperin, awas keburu balikan," lanjut Blake. "Gue pergi dulu, dah." Tatapan Naya bertemu dengan Reece. Reece membuang muka dan jalan masuk ke dalam kelas.

"Reece!" panggil Naya. Cowok itu menoleh dan menatap Naya datar.

Naya berlari kecil mendekati Reece. "Gue mau ngomong. Boleh?"

Reece memberi kode lewat tatapan matanya agar Naya melanjutkan omongannya. "Lo balikan sama Kak Anais ya?" tanya Naya. Goblok kenapa gue nanya itu sih, batinnya.

"Kenapa?"

Naya bener-bener nggak tau lagi harus jawab apa. Antara kepingin ngegas bilang 'gue sebenernya suka sama lo' atau 'kalo iya, oh yaudah' terus langsung pergi.

"Soalnya lo jauhin gue." Nggak nyambung, Esmeralda.

"Lo gantungin gue, wajar kan kalo gue milih yang lain?"

Naya meremas pegangan di tasnya sambil liatin punggung Reece yang masuk ke kelasnya. Ia milih ke kantin dulu cari jajan yang bisa bikin moodnya balik sekalian merenungi nasibnya sendirian.

Di kantin Naya malah ketemu Blake yang sarapan bareng Tanya. Naya milih duduk di meja paling ujung setelah beli roti bakar.

"Bagi ya," kata George sambil gigit roti bakar yang lagi dipegang Naya.

"Makin ngerusak mood aja anjing."

"Heh! PMS berkepanjangan." George duduk di meja depan Naya. Iya cuman dia yang dikasih kursi malah duduk di meja.

"George..." Naya menumpukan kepalanya di lutut George. "Gamau jadi bucin."

"Tapi dah terlanjur ya, nak?" balas George sambil elus-elus kepala Naya. "Reece nggak balikan sama Anais, Nay. Harus gue bilang berapa kali sih?"

Jamet [Reece/NHC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang