[18 Maret. Minggu, 11:16]
"Capek banget serius."
"Istirahat bentar lah," sahut Reece yang lagi tengkurep main PlayStation di kasurnya.
"Istirahat bentar yang ada malah aku males-malesan lagi." Anais balik fokus sama modul fisikanya mengingat dia minggu depan udah ujian sekolah. "Enak banget jadi anak kelas 11, cari masalah dulu yang banyak kelas 12 tobat."
"Kamu itu."
"Kamu juga ya," kata Anais sambil puter kursi hadap ke Reece. "Nggak bisa belajar sumpah." Anais loncat ke kasur ikut baringan di sebelah Reece.
"Udah berapa jam njir belajar masa masih kurang? Istirahat aja dulu."
"4 jam aku belajar, 4 jam juga kamu main PS. Minusmu nambah dimarahin mama bodo amat ya." Reece langsung matiin seperangkat alat main gamenya.
"Udah nih udah. Kamu udah mandi?" tanya Reece sambil endus-endus rambut Anais.
"Emangnya kamu? Dari baru melek sampe sekarang main PS terus?" sindir Anais. "Mandi sana!" Anais nendang betis Reece biar jatuh dari kasur.
"Usir nih."
"Usir aja. Kan mama kamu yang nyuruh aku nginep sini sampe mamaku pulang," balas Anais. "Gosah gelitikin, aku nggak geli. Percuma."
"Bosen nggak?" tanya Reece yang telentang mandangin langit-langit kamarnya. "Main yuk."
"Besok aku ujian. Masa ngelayap? Enak kamu libur."
"Refreshing lah. Aku lagi punya duit nih main di theme park," ajak Reece yang tau bener Anais demen main ke theme park.
"Anjir nggak bisa nolak. Mandi cepetan, aku beresin kamarmu!"
"Cium dulu," ucap Reece sambil merem. Anais mendekatkan wajahnya dan...
"Dah." Reece langsung lompat dari kasur ngambil handuk dan masuk kamar mandi secepat-cepatnya.
"Anjing gue dicium beneran," gumam Reece yang udah masuk kamar mandi. Pikirannya mendadak isinya Naya semua. "Udahlah nggak bisa lagi balik sama Naya."
---
[18 Maret. Minggu, 07:12]
"Lo ngapain pagi-pagi?!" tanya Naya dari balkon kamarnya. Blake di halaman rumahnya sambil lambai-lambai.
"Katanya main!" jawab Blake sambil teriak biar Naya di atas denger. "Turun sini!" Naya yang masih pake piyama plus rambutnya masih kusut mau nggak mau harus turun bukain pintu.
"Heh, gak sopan amat di rumah orang teriak-teriak!" seru Pak Arifin yang udah duluan buka pintu.
"Maaf om, tadi ngomong sama Naya di atas," jawab Blake yang langsung cium tangan ke Pak Arifin. "Saya Blake om, ingetkan?"
"Siapa itu Blake? Saya kenalnya Reece."
"Halo, Blake," sapa Bu Arifin. "Masuk dulu, Naya mah jam segini belum turun kamar." Bu Arifin merangkul Blake jalan masuk ke ruang tamu.
"Tunggu ya, Mama panggilin Naya dulu," lanjutnya sambil narik tangan suaminya yang mau menyidang Blake.
"Iya, Ma."
"Dia sampe manggil kamu Mama? Sedeket itu? Astaghfirullah kok kamu biarin?!" tanya Pak Arifin ke istrinya nggak terima.
"Dia udah sering main ke sini. Lagian anaknya sopan. Nggak masalah ah. Mama suka Naya deketnya sama Blake," jawab Bu Arifin.
"Heh, Papa percayanya sama Reece! Naya bolehnya sama Reece!"
"Ma, Pa, udah," sahut Naya lagi yang turun tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jamet [Reece/NHC]
Fanfiction"Eh, gue digodain jamet." "Jamet siapa dah?" [pernah #1 newhopeclub]