Ò
"ROSÈ! Jawab pertanyaan aku! Kamu beneran mau pindah?"
Mau seberapa ngolotnya Taehyung bertanya pun Rosè akan tetap bergeming ditempatnya. Gadis itu tak sanggup menjawab, mau berbohong pun percuma. Rosè yakin Taehyung sudah mengetahuinya.
"Kamu bisu?"
Rosè tersentak. Gadis itu sedikit memundurkan kursinya. Rosè paham jika Taehyung menuntut kebenaran, namun apakah perlu pria itu mengatainya bisu?
Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Rosè beranjak dari sana. Sebenarnya gadis ini juga tak berkehendak kemari, hanya dengan paksaan Taehyung gadis itu mau kemari.
"Rosè maafin aku kalau aku kasar tadi. Aku cuman mau mastiin ramalan cenayang bang Namjoon bener, apa enggak?" teriak Taehyung, berharap Rosè masih bisa mendengarnya.
Rosè berhenti ketika mendengar teriakan Taehyung, gadis itu berbalik dan tersenyum. "Kamu percaya gitu aja apa kata bang Namjoon?"
Terpaksa. Rosè terpaksa berbohong, lagipula belum tentu dirinya benar benar pindah. Gadis itu menelan ludahnya, berbohong pada seseorang membuatnya sangat tidak nyaman.
Disebrang Taehyung tersenyum lalu berlari kearah Rosè. Rosè merentangkan tangannya, siap dihujani pelukan posessif milik Taehyung.
Taehyung menaruh kepala Rose pada pundaknya. Pria itu mendekatkan bibirnya ke telinga Rosè. "Walaupun kamu bilang kamu gak bakalan kemana mana. Hati aku masih cemas Sè." bisik Taehyung.
Pria itu menghela nafas panjang. "Jadi, jangan kemana mana. Tetap disini. Oke?"
Rosè mencengkram bahu Taehyung semakin kuat, gadis itu hanya sanggup mengangguk. Mulutnya kelu untuk sekedar menjawab 'Ya' membenarkan perkataan pria itu.
Taehyung tak peduli sekarang mereka menjadi atensi publik. Yang pria itu inginkan hanyalah tetap bersama Rosè, sampai akhir hembus nafasnya.
"Tolong Rosè, jangan kemana-mana."
-RosèannePark-
SEPULANG nya Rosè dari kencan yang diadakan tiba tiba oleh Taehyung mengundang senyuman dari kedua pria yang kini bercengkrama diruang tengah dirumah Rosè. Kedua pria itu tak lain adalah Eunwoo dan Chanyeol.
Rosè tersenyum canggung, gadis itu membenarkan tataan rambutnya lalu ikut bergabung bersama Chanyeol dan Eunwoo.
"Aigo ... darimana aja sih? Ditungguin juga dari tadi." tanya Chanyeol. Pria itu menyempatkan diri mencubit hidung Rosè. "Kencan bersama Taehyung?"
Rosè terkekeh. Gadis itu menatap mata Chanyeol lekat, disana ada harapan yang sangat besar. Namun tetap bagaimana pun Rosè berhak memilih keputusannya sendiri.
"Jadi gimana, Sè?" tanya Chanyeol. "Kamu mau kan menerima kesempatan ini?" tambah pria itu.
Rosè menunduk. Gadis itu tak pernah berhenti meremas rok span yang ia gunakan. Bagaimana ini?
"Rosè?" panggil Eunwoo. Rosè mendangak, mendapati Eunwoo dengan senyuman manisnya. "Gimana?"
"Rosè ..." Rosè menggantungkan ucapannya. Gadis itu menatap Eunwoo dan Chanyeol bergantian. "Rosè ..." ulang Gadis itu.
"Rosè, mendingan sekarang kamu mandi dulu. Dan abang yakin lo capek, jadi lo istirahat aja dulu." cegah Chanyeol. Pria itu menangkap sinyal jika Rosè ingin menolak tawaran Eunwoo.
Rosè menoleh kearah Chanyeol. Gadis itu mengangguk patuh dan berjalan lesu menuju kamarnya.
Dan Chanyeol ingin membujuk Rosè sekali lagi. Pria itu tak membiarkan Eunwoo untuk dengar keputusan Rosè terlebih dahulu.
"Eunwoo." panggil Chanyeol.
"Apa, hyung?" jawab pria itu.
"Mendingan lo pulang aja dulu. Rosè belum bisa jawab." titah Chanyeol. Eunwoo mengernyitkan dahinya, namun pria itu menurut lalu berpamitan pada Chanyeol dan Rosè melalui chat.
-RosèannePark-
"ROSÈ? Abang masuk ya?"
Ketukan pintu kamar Rosè terdengar semakin kencang, Rosè menyerah. Gadis itu membuka earphone nya dan berjalan lesu menuju pintu dan membukakannya untuk Chanyeol.
"Eunwoo udah pulang." ucap Chanyeol ketika adiknya seperti ingin mencuri pandang dibalik Chanyeol, curiga kalau saja ada Eunwoo dibelakangnya.
"Masuk aja bang." Rosè membuka pintunya lebar, dan menyilahkan Chanyeol untuk masuk. Lalu gadis itu kembali rebahan pada kasurnya.
Chanyeol menyeret kursi yang ada didepan meja rias hingga tepat berada disamping ranjang lalu mendudukinya. Pria itu memukul pupu Rosè yang membuat siempu merintih.
"Apa apaan sih bang?!" teriak Rosè, kaget gadis itu.
"Lo gaperlu ngehindarin gue segininya kali Rosè. Kalau memang lo mau nolak, tolak aja. Besok, Eunwoo kesini lagi." jelas Chanyeol.
Rosè menatap Chanyeol lama sebelum akhirnya menjawab. "Siapa bilang Rosè mau nolak. Rosè belum bisa mastiin aja kok bang." elak gadis itu.
Chanyeol terkekeh. Pria itu menautkan kedua tangannya didepan dada. "Dih, dikira gue orang asing apa kagak bisa ngeh sama gerak gerik lo?"
"Lo gabisa bohong, Rosè."
Rosè menggeleng cepat. "Beneran kak. Aku gak nolak kok. Aku mau mempertimbangin ini dulu."
Chanyeol melengos. "Tsk, percuma pertimbang-timbangin segala. Kalau akhirnya nolak, iya nggak?"
Rosè menggeram. "Pikiran orang bisa berubah kapan aja bang, dan penyesalan itu sesuatu yang percuma. Paham?"
Rosè yang kesal pun memilih beranjak dan menuju taman komplek. Ia kira Chanyeol bisa membuat galaunya hilang, namun pria yang berstatus kakak kandungnya itu hanya mempertambah rumit saja.
Gadis itu duduk disalah satu bangku yang disediakan ditaman. Kepalanya bersender, matanya terpejam. Menikmati semilir malam yang menembus kulitnya.
Biarkan seperti ini sebentar, Rosè hanya tak ingin diganggu sekarang.
"Gue ... harus gimana? Oke, mencoba gaada salahnya bukan?"
Vommet juseyo🙏🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Rosèanne Park | KTH
Fanfiction[ R E V I S I ] Follow sebelum baca, mohon hargai penulis cerita ini! 😉 Biarlah semesta menentang, aku masih milikmu. Jarak memisah, walaupun begitu belum tentu ada kata pisah. Sakit memang, mencintai orang yang banyak dikagumi orang. Aku tambah...