(A)E : 13. Sullybor dan Kembali

487 50 14
                                    

Budayakan vote 🌟


(A)bout EL: 13. Sullybor dan Kembali

















"Apa kau menyesal?" suara itu terdengar manja, disusul tangan ramping yang melingkari lengannya.

Alvin terdiam melihat para anggota Sullybor sedang berpesta. Mereka berada diluar, mengelilingi api unggun sambil minum-minum, tak jarang beberapa dari mereka menari-nari, dan bersorak heboh.

Ia sendiri memilih duduk menjauh, beberapa dari mereka mengajaknya bergabung, dan Alvin mengangkat gelas yang ia pegang sebagai balasannya.

Jari-jari ramping menyentuh lehernya, merambat ke wajah dan dialihkan paksa kearah seseorang. Wanita itu, yang sedari tadi berada didekatnya.

"Apa kau menyesal?" Katanya dengan wajah menyeruak ke lehernya. Mengendus sebelum terkekeh pelan, "Aku selalu suka baumu. Manis...layaknya candu. Kau tahu itu 'kan Nata?"

"Kau mabuk," Hanya itu. Alvin tidak berniat menyingkirkan wanita ini, sosok ini memilih menyesap air didalam gelasnya. Rasanya begitu kuat, tapi tidak sampai menghancurkan kewarasannya.


"Nata ku kembali," Kedua lengannya sudah mengalung dileher Alvin, wanita ini tersenyum, sebelum berteriak heboh, "KALIAN SEMUA LIHAT?! NATA KITA KEMBALI! Ha..ha..ha."

Mereka terlalu mabuk untuk menyadari kehebohan ini. Alvin menyentuh kepala wanita ini pelan dan ia hadapkan ke wajahnya, "Aku sudah kembali, bisakah kau tidak melakukan hal yang membuatku pergi lagi?"


"Demi langit! Aku...aku...maaf...." Wanita ini merengek hampir menangis, tapi seketika langsung berganti menjadi senyuman penuh kemenangan, "Tapi, aku suka! Aku suka bisa memelukmu seperti ini!"

Pelukan langsung menghambur kepadanya, Alvin bisa menduga wanita ini begitu senang akan kedatangannya. Mereka sudah lama tidak bertemu dan kehadirannya disini tentu membuat wanita ini tidak mau melepaskannya.

"Menyingkirlah, Lula. Dia tidak punya waktu untuk berpesta apalagi meladenimu." Seorang pemuda datang, dengan usia tidak jauh dari Alvin. Tampak sangar dengan alis yang tebal dan tatapan tajam.

"Aku ingin berbicara dengan Nata! Jangan mengganggu! Pergilah!" Wanita ini menoleh dan merasa tidak terima.

Pemuda ini dengan mudah menyingkirkan wanita yang bernama Lula, melihat otot-otot yang tercetak dilenggannya hal seperti ini pastilah mudah. Tapi, seperkian detik kemudian Lula kembali menyambar Alvin.

"Nata! Bukankah Thranos sangat jahat padaku? Aku hanya ingin bersamamu, apa itu salah?" Katanya sambil menyentuh wajah Alvin.

"Untuk itulah aku tidak suka alkohol, sebegitu bodohnya kau mau dipermainkan minuman itu, saat kehilangan kewarasan justru dirimulah yang dirugikan!"

"La..la..la..la aku tidak mendengarmu," Lula bersenandung sambil menutup telinganya dan memasang tampang masa bodo.

"Wanita ini, benar-benar!" Thranos semakin kesal, tanpa aba-aba pemuda ini mengangkat Lula kepundaknya. Lula berontak sama sekali tidak membuat Thranos goyah, "Sepertinya wanita ini tidak cukup waras untuk ikut dalam obrolan kita. Aku akan kembali."

Thranos menyuruhnya menunggu. Alvin bisa mendengar makian Lula yang sama sekali tidak didengarkan oleh pemuda perkasa itu. Sepertinya pemuda itu menyerahkan Lula kepada pelayan-pelayan yang berseliweran diantara pesta. Tidak lama kemudian langkah tegap Thranos kembali padanya.

"Dia sama sekali tidak tahan dengan minuman nista itu, otak cerdasnya sama sekali tidak berguna sekarang." Gerutu Thranos sambil mendudukkan dirinya disebelah Alvin.

"Kau sama sekali tidak berubah, Thranos." Sapa Alvin dengan tenang seolah hiruk piruk pesta tidak dapat menyentuh zona nyaman yang pria ini buat.

"Aku tidak sudi minuman laknat itu mengendalikanku."

"Selalu waspada seperti biasanya." Gelas minuman Alvin sudah kosong, beberapa pelayan mendekat untuk mengisinya kembali, tapi Alvin menggeleng, dan meletakkan gelas ini menyuruh mereka membawanya pergi, "Sullybor terlalu rawan jika tidak ada orang sepertimu untuk berjaga."

"Setidaknya kami akan aman selama ada dirimu, mungkin aku terlambat mengucapkan. Tapi, selamat datang kembali, Nata."

"Aku fikir kalian akan mengusirku."

"Kami sudah cukup puas melihat kesetianmu," Thranos yang serius mendadak tersenyum cerah, "Kami mencoba mengujimu dengan mengirim pembunuh ke rumah Zen. Kau tahu, tapi kau membiarkannya. Ya...meskipun aku tidak menyangkal bahwa kekuatan Tyroon merupakan penghalang terbesar kita, dan sialnya salah satu Tyroon membuat Keea semakin susah didekati."

"Ada perubahan rencana."

"Apa maksudmu?" Tanya Thranos tidak mengerti.

"Masihkah wewenangku dianggap disini?" Tanya Alvin, tatapan penguasa ini terpaut pada kobaran api yang bergerak-gerak mengikuti arah angin.

"Kau tidak perlu bertanya." Tegas Thranos bahwa Alvin masih memiliki tempat disini, sosok sehebat Alvin atau yang ia panggil Nata, tidak ada orang yang akan menyia-nyiakannya.

"Sepertinya aku selalu diterima disemua tempat," Alvin bergumam lebih tepatnya kepada dirinya sendiri. Dia tidak membanggakan dirinya tapi kenyataannya memang seperti itu, "Bisakah kalian mewujudkan keinginanku?"

"Apa itu?"

"Hancurkan..." Alvin berkata lambat dengan tatapan membara, kilat-kilat api tampak keji layaknya apa yang sedang Alvin rencanakan ini. "Hancurkan istana Alenta, hancurkan orang-orang tidak berguna itu sampai tidak tersisa."

"Apapun itu," Thranos tampak tersenyum miring, pemuda ini mendadak bersemangat, "Apapun yang bisa membawaku lebih dekat untuk menghancurkan Tyroon. Aku akan melakukannya, aku pasti melakukannya."

Mata dingin Alvin tidak dapat menyembunyikan genderang kemenangan yang berbunyi.

Bagus, memang seharusnya istana itu hancur. Setelah apa yang istana lakukan padanya, istana Alenta pantas dihancurkan. Atas semua kesakitan yang ia alami, setelah sekian lama. Akhirnya, apa yang ia rencanakan tidak sia-sia.

"Bagaimana dengan wanita itu?"

"Wanita?" Tanya Alvin.

"Wanita yang kau suruh kami targetkan untuk membunuhnya." Thranos mengamati Alvin, seolah apapun perubahan ekspresi yang Alvin tunjukkan dapat dilihatnya, "Aku dengar dia sedang mengandung anakmu sekarang."

"Dia dipihak Tyroon sekarang, menurutmu apa yang akan kita lakukan?" Alvin balik bertanya dengan enteng seolah kenyataan itu tidak berpengaruh apa-apa.

Thranos tersenyum setelah mendapat mangsa baru, "Nata kita benar-benar sudah kembali."

























***
Tbc

Lohaa, cepet banget ketemu part ini. 🐱
Typo dll mohon dimaafkan.

Vomment selalu ditunggu!!!!

Next?

Danke
NuriApori

(A)bout EL √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang