Part 1

94.3K 3.6K 19
                                    

Tidak, tidak akan pernah kuijinkan seorangpun melihat kelemahanku.

***

Suara berisik bergema di tempat itu. Tempat kebanyakan murid akan menghabiskan waktunya selama istirahat. Tempat orang orang melepas penat dan rasa lapar yang ditahannya saat pelajaran. Kantin adalah salah satu tempat yang cocok.
Satu meja ujung kanan kantin dipenuhi oleh empat orang gadis yang terlihat mencolok. Memang dimanapun mereka berada, mereka akan menjadi pusat perhatian.

Letta, Lena,  Adel,  dan Bella
Dari keempat gadis itu hanya Letta yang tak memesan makanan.  Ia lebih memilih berkutat dengan novelnya.  Kepalanya menunduk, kacamata bulat bertengger di hidungnya.  Rambut yang ia cepol asal asalan.

Jika ada yang melihat penampilannya saat ini, pasti tidak akan ada yang menyangka kalau ia orang yang ditakuti di seluruh penjuru Jakarta. Perempuan tanpa perasaan yang selalu menghabisi para musuh tanpa ampun. Perempuan kuat yang memiliki banyak rahasia didalam hidupnya.

Bahkan Adel dan Bella juga tidak tahu siapa Letta sebenarnya.  Hanya Lena yang tahu,  itupun ia tahu karena Ayah dan Bunda sering memarahi Letta ketika anak perempuan itu tertangkap polisi. Ketika itu terjadi ia hanya akan terus menangis dan ketika malam akan larut, ia akan merasakan kesakitan yang sangat luar biasa. Rasa sakit yang ia tidak tahu, bahwa rasa itu timbul karena saudara kembarnya.

Diantara ketiganya tidak ada yang berani menegur ataupun mempermasalahkan keputusan Letta. Karena mereka pernah memergoki ketika Letta mengamuk dengan seorang preman yang ingin menyelakai Lena. Letta menghajar habis habisan preman itu hingga mereka pingsan. Letta yang selalu berada di dekat mereka. Namun, juga Letta yang selalu terasa jauh.


Byurr

Ada seorang laki laki yang menumpahkan minumannya hingga mengenai Lena.

Letta langsung mendongak ketika mendengar Adel dan Bella memekik. Letta berdiri,  ia langsung memeluk kembarannya itu, berusaha menenangkannya. Karena Lena memang cengeng.  Lihat saja sekarang ia sudah menangis.

Letta mengelus rambut Lena lembut. Namun perlakuannya itu tidak berarti bagi matanya. Matanya menatap tajam dan penuh ancaman pada seorang cowok ber name tag Alvaro.

Letta segera membawa Lena ke toilet.  Ia langsung melepas kancing rompi seragam Lena sambil terus menenangkan kembarannya itu. Setelah rompinya lepas.  Lena melepaskan sendiri seragamnya.  Ia tahu apa yang akan dilakukan Letta.
Letta pun juga melepas seragam serta rompinya. Sekolah mereka memang memiliki seragam yang memakai rompi. 

Setelah itu,  Letta membantu Lena memakai seragam dan rompinya.

"Kakak gimana?" tanya Lena melihat Letta yang hanya memakai kaos berwarna hitam polos.

"Gapapa,  kakak udah biasa kena hukuman" ucap Letta lembut.
Setelah itu mereka keluar dan mendapati Adel dan Bella yang masih setia menunggu mereka.

"Let, lo ingetkan hari ini ada pemeriksaaan? " tanya Adel.

Letta hanya mengangguk lalu berlalu pergi. Adel,  Lena dan Bella hanya mendengus kasar melihat kelakuan Letta yang suka semaunya sendiri. Walaupun mereka tahu, itu juga demi kebaikan mereka sendiri.

***

Letta mendapat hukuman lari keliling lapangan 10 kali. Awalnya hanya 5 kali keliling lapangan outdoor,  namun karena Letta ingin keliling lapangan indoor. Maka menjadi 10 kali.

Letta terus berlari walaupun kepalanya sangat pusing. Ia merasa sudah tidak kuat lagi. Ini alasan kenapa dirinya tidak ingin menjalani hukuman di lapangan outdoor yang otomatis dapat dilihat siapapun.
Bu Yulia duduk dikursi penonton paling ujung dekat dengan pintu keluar.

Tears from a Strong Girl (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang