Terimakasih, untuk kamu yang selalu didekatku untuk saat ini. Walau kita tidak tahu akan macam apa masa depan nanti. Mungkin, kita hanya sedang saling menjaga jodoh orang.
***
"Gue ada berita penting gaesss!!!!!" seru Rendy.
"Berita Ter! Ter! Ter! Ter! Ter! T-"
"Elah buruan berita apaan!" seru Rafa yang sebal dengan sikap temannya yang lebay itu.
"Terpenting!!!!!!!" seru Jembar.
"Jadi! Kita!...." Jembar diam, suasana mendadak hening menunggu kalimat selanjutnya.
"Jeng! Jeng! Jeng! Drrem dreemdem dem dem! Telolet! Telolet!" Rendy memberi suara latar belakang sambil memukul mukul meja guru.
"Buruan!" seru Varo tegas. Ia jengah dengan sikap kekanakan temannya itu.
"Hehe, ampun bos!" seru Rendy dan Jembar bersamaan.
"Jadi! Kita full jamkos hari iniii!!!!" teriak mereka bersamaan.
"Wooooo!! Klotak! Klotak! Tak! Trak! Tak! Tak!" suasana riuh seketika.
Hingga.....
Tok tok tok!
"Woooa woaa! Ada apa gerangan ketua osis bersama dayang dayangnya kemari?" seru Rendy.
Kiat melotot menatap Rendy. "Duduk! Dan mereka bukan dayang dayang!" serunya tegas.
Rendy dan Jembar pun langsung ngacir ke tempat duduk.
"Yee! Giliran sama Ketos Galak langsung kicep!" seru Rafa.
"Sebenernya ada apa di kelas ini? Dari ujung koridor pun saya bisa mendengar suara berisik yang bersumber dari kelas ini!" ucap Kiat tegas.
"Mending lo to the point aja deh. Cepetan" sahut Varo ketus.
"Jadi sebenarnya kedatangan kami kemari hanya ingin memberi informasi mengenai kegiatan yang akan dilakukan minggu depan. Jadi, saya mohon perhatiannya untuk 1 jam kedepan"
"Huuu!!! Lama banget!!!" gerutuan terdengar dari berbagai mulut manusia di ruang kelas itu.
"Kita akan mengadakan camping di Bogor" ucapnya langsung. Karna hanya ini yang membuat mereka antusias.
Benarkan, lihatlah sekarang siulan, serta para perempuan yang mulai merumpi terlihat dimana mana.
"Diam!" seru Kiat.
Namun, nyatanya teriakannya tetap kalah dengan situasi ini.
"Ih, pada ga bisa diem apa" gerutu Letta.
"Biarin ajalah, udah biasa" sahut Varo. Posisinya sekarang Varo sedang merangkul pinggang Letta. Dan Letta menyandarkan kepalanya di bahu Varo. Posisi ternyaman menurut keduanya.
Suasana makin tak terkendali. Bahkan 3 anak OSIS di depan sudah bingung harus melakukan apalagi.
Berbagai cara sudah mereka lakukan.
Melempar spidol ✔
Melempar buku jurnal ✔
Melempar penghapus ✔
Melempar sepatu ✔
Melempar kotak tulis di meja guru ✔
Melempar taplak meja ✔
Namun, apa respon yang terkena lemparan? Hanya menoleh, menyengir, dan melanjutkan obrolan.Hingga semuanya terdiam ketika sebuah teriakan atau lebih tepatnya bentakan yang sangat keras terdengar.
"DIAM!" seru seseorang. Suaranya besar, tegas dan dingin.
Saat menengok sumber suara, mereka melongo tak percaya dengan siapa yang berteriak. Namun, bagusnya suasana hening seketika.
"Duduk! Diam! Dengarkan!" serunya lagi, kali ini tidak teriak. Hanya dengan suara dingin dan tegasnya. Juga jangan lupakan matanya yang menyorot tajam mengintimidasi semua yang menatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears from a Strong Girl (TELAH TERBIT)
Fiksi Remaja#1 Remaja #1 MasaSMA #1 Teenfiction Tentang dia yang dibedakan Tentang dia yang tidak pernah mendapat keadilan Tentang dia yang selalu disalahkan Tentang dia yang tidak pernah dianggap Tentang dia yang selalu disakiti Tentang dia yang ditakuti Tent...