Kata orang, cinta terbesar adalah cinta milik keluarga. Lantas, apa itu keluarga?
***
"Uhuk!!uhuk!! " Lagi lagi Letta terbatuk.
"Huekk!! " Letta kembali muntah di kamar mandinya.
Sedari tadi ia terduduk di lantai kamar mandi. Perutnya terus terusan memuntahkan air bening.
Kepalanya sangat pusing. Belum lagi, tangannya yang sangat sakit ketika menyentuh air. Juga punggungnya yang beberapa kali terkantuk dinding sangatlah sakit. Hukuman dari papanya benar benar tidak main main.
Tes....
Tes...Letta menyentuh hidungnya dengan tangannya. Dan betapa terkejutnya ia ketika lagi dan lagi hidungnya mengeluarkan darah.
Tubuhnya mulai terasa lemas. Ia lupa belum meminum obat. Seharusnya ia meminumnya 1 jam yang lalu.
Perlahan ia tubuhnya terjatuh di lantai dengan posisi miring. Letta hanya bisa terus menangis. Tak ada yang bisa menolongnya saat ini.
"LETTA!! BUKA PINTUNYA!!! " teriak Rizal dengan gedoran pintu.
"LETTA!!! ABANG MAU MASUK!! " teriak Rizal lagi.
"LETTA!!! " seru Rizal lagi. Namun, karena sudah lelah akhirnya Rizal masuk ke dalam kamarnya.
Ia keluar kearah balkon dan melompat ke balkon Letta. Ia segera masuk melalui pintu balkon kamar Letta.
Dilihatnya makanan yang masih utuh diatas meja. Ia juga sempat syok mendapati kasur Letta penuh bercak darah.
"Letta! " panggil Rizal.
Rizal segera mencarinya ke kamar mandi. Ia langsung memeluk adiknya ketika melihat kondisi letta. Ia juga meneteskan air matanya."Sayang, kamu kenapa? Kita ke rumah sakit sekarang! "seru Rizal.
"Letta nggak papa bang, bawa Letta ke kasur" ucap Letta lemah.
Rizal segera menggotong adiknya ke kasur. Ia berdiri untuk mengambil tisu.
"Kenapa tidurnya miring! Terlentang Letta! " seru Rizal ketika melihat posisi tidur adiknya miring. Dia kan sedang mimisan, seharusnya tidur terlentang.
"Nggak bang" ucap Letta pelan, ia menahan sakit di seluruh badannya. Ia menggigit bibirnya kuat agar tak mengeluarkan ringisan.
"Terlentang Letta! " ucap Rizal lagi, kali ini tangannya memaksa Letta untuk terlentang.
"Punggung Letta sakit bang" ucap Letta pelan, namun Rizal mendengarnya. Ia segera membuka tanktop milik adiknya.
Ia sangat syok melihat kondisi punggung adiknya yang tak jauh berbeda dengan tangannya. Penuh dengan lebam biru juga luka robek yang terus mengeluarkan darah.
"SAYANG!!! " seru Rizal syok. Ia sampai terduduk di lantai dengan kedua lutut sebagai tumpunya.
Kepalanya ia benturkan berkali kali ke ujung kasur Letta. Ia merasa sangat gagal menjadi kakak."Abang... Etta nggak papa" ucap Letta pelan ia mengelus kepala kakaknya agar berhenti membenturkan kepalanya.
"Maafin abang Etta... Abang nggak becus jadi kakak yang baik buat kamu. Abang salah. Seharusnya abang ga biarin papa bawa kamu pulang. Harusnya abang yang antar kamu. Maafin abang Etta" ucap Rizal menangis, tangannya menggengam tangan Letta erat.
"Etta sayang abang" ucap Letta disertai senyuman tipis.
Rizal langsung memeluk adiknya erat. "Abang sayang Etta.. "ucap Rizal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears from a Strong Girl (TELAH TERBIT)
Genç Kurgu#1 Remaja #1 MasaSMA #1 Teenfiction Tentang dia yang dibedakan Tentang dia yang tidak pernah mendapat keadilan Tentang dia yang selalu disalahkan Tentang dia yang tidak pernah dianggap Tentang dia yang selalu disakiti Tentang dia yang ditakuti Tent...