Saat ini mungkin hidupku tidak ada artinya bagi kalian. Tapi, lihat suatu saat nanti. Akan kuhancurkan kalian!
***
Perlahan mata itu membuka matanya. Dilihatnya sekitar. "Masih di rumah sakit" gumamnya.
Saat melihat kearah sofa, ia melihat seorang laki laki sedang tidur pulas. Baju seragamnya sudah diganti dengan sweater hitam, namun masih memakai celana osis.
Letta bangun perlahan, ia berjalan menuju Varo.
"Var...." panggil Letta sambil menepuk pipinya pelan.
"Ehmm... " Varo menggeliat perlahan.
"Eh? Udah bangun? " tanya Varo kikuk sambil bangun untuk duduk."Hm, lo pulang gih" sahut Letta bernada mengusir.
"Kok ngusir? " sahut Varo sewot.
"Ya emang" sahut Letta malas, ia langsung menuju tempat tidur.
Varo berjalan keluar tanpa mengucapkan apapun."Dih, pergi beneran dia" gumam Letta.
Tak lama, pintu itu terbuka lagi. Namun Letta tak menyadarinya.
Letta terus menatap kosong kearah televisi."Makan dulu" tiba tiba ada sendok di depan mulutnya.
"Loh? " tanya Letta kikuk.
"Makan! ""Kok lo balik? " bukannya menerima suapan itu. Letta malah bertanya.
"Pegel tangan gue Letta! Cepet makan! " ucap Varo.
Letta membuka mulutnya ragu.
"Ya mikir aja, mana mungkin gue tega ninggalin lo sendirian disini. Mulai kemarin, apapun yang terjadi sama lo itu tanggung jawab gue Let" ucap Varo tegas.***
Tiga hari dirawat di rumah sakit, Letta merasa bebannya berkurang. Setidaknya ia merasa disayangi ketika berada di rumah sakit. Namun, mau tidak mau ia harus segera pulang.
Letta pulang diantar Alvaro. Tentu saja dengan paksaan. Motornya sudah ada di panti asuhan. Sedangkan mobilnya baru satu jam yang lalu diantar ke rumah oleh sopir pribadi Varo.
"Jaga kesehatan" ucap Varo ketika Letta akan turun dari mobil. Letta hanya berdeham pelan dan turun.
Perlahan Letta membuka pintu rumahnya. Pemandangan pertama, ia melihat seluruh keluarganya sedang berkumpul.Plakk!!
"DARI MANA SAJA KAMU!! " bentak Andini, mamanya diikuti tamparan di pipinya.
"Tiga hari pergi, pulang diantar cowok! Apa yang kamu lakukan!! " kali ini Dika, papanya yang membentak.
Dika melepas sabuk yang ia pakai.
"Tangan kamu sini!! " Letta dengan pasrah mengangkat kedua tangannya kedepan."Jawab papa!!! " Ctarr!!!
"Mau jadi pelacur kamu! " Ctarr!!!
"Jangan membuat keluarga malu! " Ctarr!!
"Dasar! Suka buat ulah! " Ctarr!!!
"Pembuat masalah! " Ctarr!!!
"Pembawa siall! " Ctarr!!!
Dan pukulan terus berlangsung 10 kali. Belum cukup, Dika memberi pukulan telak ke kepala Letta hingga ia tetjatuh.
Setelah itu dengan kasar Dika menarik tangan Letta menuju kamar.
"Tidak ada makan seminggu! " bentak Dika. Ia mendorong Letta masuk kamar, dan menguncinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears from a Strong Girl (TELAH TERBIT)
Novela Juvenil#1 Remaja #1 MasaSMA #1 Teenfiction Tentang dia yang dibedakan Tentang dia yang tidak pernah mendapat keadilan Tentang dia yang selalu disalahkan Tentang dia yang tidak pernah dianggap Tentang dia yang selalu disakiti Tentang dia yang ditakuti Tent...