Ketika pelangi di depan mata,namun tetap saja tak dapat kuraih.
***
"Hoi! Buat yang mau ikut kemah daftar ke Fabilla sekarang! Sekalian bayar ya! Dp dulu gapapa! Biar kalian ga bisa cancel" ucap Rasyid si ketua kelas.
"Ikut semua kan?" tanya Jembar.
Rendy,Jembar dan Rafa sontak menoleh kearah Varo dan Letta.
"Iya, nih! Gue sama Letta" ucap Varo sambil memberi uang kepada Rafa.
Letta melotot, hendak protes namun dengan segera Varo mencium pipinya.
"Udah deh, ini tuh tanggung jawab aku sebagai calon suami kamu"
Secuek cueknya Letta, sedingin dinginnya Letta. Cewek mana yang nggak blushing kalo dibilangin gitu.
"Ciyeee, blushing. Makin sayang deh" goda Varo.
"Udah deh ah!" seru Letta. Ia menelungkupkan kepalanya ke meja.
***
Letta kini sedang berada di ruang tamu. Sendirian, tadi sepulang sekolah ia ada pemotretan. Dan baru pulang jam 8 malam. Namun, sampai apartment ternyata Varo ga ada.
Jadilah ia sekarang sedang menonton tv dan memainkan hp.
Tok tok tok
Letta segera membuka pintu.
"Astagfirullah!" Letta terkejut.Karna kini dihadapannya, Varo berdiri dengan ditopang oleh Rafa.
"Habis berantem sama siapa lagi?" tanya Letta sambil mempersilahkan mereka masuk.
"Tadi kita habis ngumpul. Kayaknya dia habis dikeroyok waktu pulang. Gue nemuin dia di jalan" sahut Rafa.
"Yaudah, makasih ya Raf" ucap Letta.
"Siap bu boss!! Gue pulang dulu" ucap Rafa.
"Hmm"
Letta segera ke dapur mengambil kompresan.
"Sini" ucap Letta menepuk pahanya. Karna dilihat, dari tadi badan Varo miring miring sudah tidak kuat.
"Ke dokter aja apa?" tanya Letta.
Varo menggeleng kecil.
"Tapi ini kayaknya parah. Duduk aja nggak kuat, dokter ya?" tanya Letta lagi. Matanya fokus mengompress lebam lebam di kening.Varo menggeleng lagi.
Setelah merasa selesai, Varo langsung miring dan memeluk perut Letta. Letta menghembuskan nafas pasrah. Sepertinya besok pagi badannya akan pegal semua. Tangannya mengelus kepala Varo lembut.
***
"Varooo!!! Cepetannn!! Nanti ketinggalan bis!" seru Letta dari ambang pintu."Iya iya! Sabar! Ini kunci mobil aku belom ketemu!" sahut Varo.
"Kunci mobil kamu taruh diatas kulkas! Lupa!?" pekik Letta.
Varo menepuk jidatnya, lalu ia segera mengambil kunci.
Selama perjalanan Letta mengomel tidak jelas. Apalagi dengan kemacetan Jakarta.
"Tuh kan macet! Kita pasti telat nanti! Terus gimana!? Ntar kalo ketinggalan bis gimana!" ucap Letta.
"Kita susul naik mobil kan bisa" sahut Varo.
"Kamu tuh ya! Ga ada panik paniknya! Malah santai aja! Ini semua tu gara gara kamu! Coba aja kalo nggak bangun kesiangan! Kita ga bakalan telat!" seru Letta.
"Ya biasanya kamu bangunin aku, tadi nggak bangunin. Jadi aku kesiangan" sahut Varo.
"Heh! Jawab lagi! Kamu tu harusnya sadar diri! Masa harus aku terus yang bangunin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears from a Strong Girl (TELAH TERBIT)
Genç Kurgu#1 Remaja #1 MasaSMA #1 Teenfiction Tentang dia yang dibedakan Tentang dia yang tidak pernah mendapat keadilan Tentang dia yang selalu disalahkan Tentang dia yang tidak pernah dianggap Tentang dia yang selalu disakiti Tentang dia yang ditakuti Tent...