Lajang sayang. Lajang Jalang. Lajang Malang, Lajang Kayang

24.9K 2.4K 44
                                    


Sebelum baca, aku mau kasih tahu kalau ini tuh kumcer yah. Jadi, ada beberapa cerita yang kuramu ke dalam satu judul. Alurnya akan maju mundur (nggak pake syantiek) dengan dua point of view.
Setiap tokoh, ada kisahnya.
Anggaplah ini rujak lah. Campur-campur tapi ennyak.
Selamat membaca.
(Berhenti tanya cerita yg lain dulu yang jelas pasti diapdet. klo blm itu artinya lg nyiapin. )

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Hai, Lajang. Selamat datang di JodohPedia."

Dengan senang hati, Viola mengambil satu permen jelly berwarna kuning dari wadah bentuk hati yang disodorkan penyambut tamu. Ini salah satu ritual yang dia sukai setiap bertandang di Jodohpedia: permen jelly, fruith punch gratis setiap malam Minggu, dan tentu saja cerita-cerita menarik dari pengunjung lain.

Vio berlenggang masuk setelah bilang terima kasih. Pintu besar berbentuk hati ini sama seperti pintu ajaib Doraemon. Bedanya, pintu ini tidak membawa Vio ke mana-mana. Masih di tempat yang sama. Namun, suasana hati Vio berubah drastis. Segala energi negatif, tanggal di luar. Sisanya, perasaan bahagia.

"Vio!"

Hadra, pemilik Jodohpedia menyapa dari balik food display. Pria itu makin fresh dari hari terakhir Vio melihatnya sebulan lalu.

"Hai, Tampan. Lama enggak ketemu. Apa kabar?"

Pria itu tersenyum. Manis sekali. Vio selalu penasaran: kenapa si ganteng superramah ini masih membujang sampai sekarang? Jodohpedia ada karena Hadra terinspirasi dari kisah cintanya yang kandas. Dan kesendiriannya yang awet. Dia rasa perlu membuat wadah bercerita untuk para Lajang Bujang di luar sana.

Sudah lima tahun terlampaui. Banyak lajang-bujang yang menemukan jodohnya di sini. Kenapa status Hadra tidak berubah? Setiap ditanya, pria itu selalu mengakui belum ada yang mau.

Padahal, Vio yakin, Hadra tidak sulit dicintai.

"Baik," dia menjawab. "Cantik sendiri apa kabar? Malam minggu, masih kerja aja," tunjuknya pada file horder dalam dekapan Vio.

"He he. Cuma males bawa pulang ke rumah. Jangan usir aku, ya?"

Senyum Hadra berganti kekehan. Konsep Jodohpedia adalah rumah bercerita. Hampir semua yang mampir, sudah mengerti rules-nya. Mereka tidak diperbolehkan membawa pekerjaan. Gadget pun disimpan. Karena alasan ini, Jodohpedia tidak punya fasilitas Wi-Fi.

Individual dilarang di sini. Untuk itu dekorasi ruangannya mengusung tema kekeluargaan. Hanya ada meja lesehan a'la Jepang yang memuat 6-7 orang. Sudah pasti pengunjungnya siap berbaur. Habiskan waktu berkualitas. Akrab dan intim dengan pengunjung lain.

Sekali lagi, ini rumah bercerita. Yang mau mampir pasti mau patuhi aturan. Yang tidak suka, Hadra juga mempunyai kedai umum di sebelah Jodohpedia.

Vio melihat-lihat isi display. Jodohpedia punya sederet menu supergemas. Dengan nama-nama unik dan sedikit nyeleneh. Di sini, orang-orang bisa temukan Cupcake Lovely Dovey. Pupply Love Tart. Donut In love, Bumba Candy,  dan berbagai menu lucu lainnya untuk si Lajang dan Bujang.

Tapi, jangan salah. Untuk pengunjung anti-lovely-dovey seperti Vio, dia lebih suka memesan menu yang cocok dengan isi hatinya. Espresso Patah Hati selalu jadi andalan.

"Pesan yang biasa?" tanya Hadra. Yang langsung mendapat anggukan semangat dari Vio.

"Ke meja yang...," Vio memantau sekeliling. Meja-meja diisi gabungan pria dan wanita. Rata-rata sudah penuh.
Pilihan Vio akhirnya jatuh di meja bundar nomor enam. Berisi tiga orang perempuan dan seorang pria. "Ah, di sana aja, ya."

"Oke, Cantik."

***

"So, kenapa kalian lajang?"

Ini hebatnya Jodohpedia. Cukup setengah jam, lima orang asing penunggu meja No.6 langsung akrab. Pembahasan soal status sudah biasa di sini. Jadi seperti topik perdana yang nantinya berestafet ke topik-topik asyik lainnya.

"Gue nggak pernah pacaran lebih lama dari masa menstruasi." Audy—si rambut Demi Moore—lebih dulu bicara.

Vio langsung bisa mengkategorikan Audy sebagai si Lajang Sayang.

"Kalau gue," timpal Pika, "enggak ada yang menganggap gue kayak perempuan."

Oh. Lajang Malang! Viola jadi kasihan. Tapi memang benar, postur Pika menyerupai laki-laki. Bahu yang tegap, lengan sedikit berotot, dan tinggi badan tak wajar. Potongan rambutnya pun khas kaum Adam. Tadi, Vio bahkan sempat mengira gadis itu adalah laki-laki.

"Saya skip dulu, ya. Terlalu sakit kalau diceritain." Kristal, si Ibu dosen menengahi. Semua yang ada di situ memaklumi.

Yang paling akhir, si cantik Arunya. Gadis itu menyeruput Capucino Patah Hati-nya dengan gaya misterius. Sebelum ditanya, dia lebih dulu bercerita, "Kalau aku...."

JodohpediaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang