Meet

52 13 0
                                    

Aku selalu datang pagi ke sekolah karena memang aku niat belajar tidak seperti murid lain yang datang ke sekolah hanya untuk mencari suatu hiburan. Jangan salah, mereka mencari hiburannya itu dengan membully siswa lain di gudang yang tersembunyi belakang sekolah.

Kursi ku tepat di sebelah tembok dan posisinya di paling belakang. Aku heran pada hari ini yang biasa nya Choiwon sudah datang sebelumku tapi sampai sekarang belum ada tanda kehadirannya sama sekali.

"Annyeong Lee Naera." Sapa seorang laki-laki.

"Ada apa kau kesini. Aku tidak melayani laki-laki." Jawabku.

"Santai. Aku kesini hanya untuk melihat jawaban pr mu hehe. Aku belum selesai karena aku tidak terlalu paham sama yang namanya matematika."

"Bobby!! Tentu aku tidak akan ngasih suatu jawaban kepada orang lain. Ya! Kerjakan sendiri. Kalau kau tidak mengerti maka tanyalah pada yang lain. Tanyalah kepada June yang sedang duduk bengong saja."

"Cih pelit amat. Dasar gadis introvert."

Aku tidak menanggapi kata terakhir yang Bobby katakan. Itulah yang aku benci dari laki-laki. Mereka tidak peduli rasa hati perempuan yang sakit. Dan gara-gara Bobby, pagi ini aku sudah dijerat dengan mood yang tidak baik.

Jam sudah lumayan siang namun aku sama sekali tidak menemukan sosok orang yang aku tunggu. Bisa dibilang kelas sudah ramai. Tetapi..

"Ya Jeon Choiwon! Darimana saja kau. Lama sekali tahu gak. Mengapa kau datang terlambat?" Ia sudah kuhujani dengan ocehan ku tapi tetap saja menghindar. Apa yang membuatnya begini.

"Oh maaf. Tadi aku harus menjaga ibuku yang sedang sakit. Ia secara tiba-tiba mengidap penyakit kanker stadium 2." Jawabnya ternyata setelah duduk. Dilihat dari ekspresinya ia sangat kelelahan dan juga sedih.

"Oh maaf aku tidak tahu derita keluargamu. Apa aku boleh menjenguknya?"

"Nanti saja. Biarkan ibuku istirahat sehari. Ia sudah dilarikan di rumah sakit dan sedang dirawat."

Istirahat oh istirahat. Semua siswa berbondomg-bondong untuk pergi kenkantin karena perut mereka sudah keroncongan sebab sekolah melakukan gebyar soal mendadak untuk menguji tes IQ. Maka istirahat diundur setengah jam dari yang biasanya.

Aku bersama Choiwon sedang makan bersama disuatu meja. Kita hanya membicarakan tentang pelajaran dan sekolah. Mungkin sedikit curhat kepadanya tentang hal yang tadi terjadi dengan Bobby.

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Bisa dibilang sekarang gerbang sekolah sedang ramai jadi aku menetapkan diri di kelas dahulu untuk menunggu keadaan sepi. Sendirian tanpa Choiwon karena ia memang harus menemui ibunya di rumah sakit. Ingin sekali rasanya untuk pergi menjenguk ibunya itu tapi kesempatan yang diberikan Choiwon itu besok.

Aku memutuskan untuk pergi ke sebuah caffe terdekat untuk meminum sebuah coffe latte kesukaanku.

Saat sampai disana aku segera memesan kopi. Saat berbalik ingin mencari tempat duduk untuk mengerjakan tugas sekaligus aku bertabrakan dengan seseorang. Untungnya kopi ku tidak tumpah melainkan dada seorang yang ku tabrak itu kesakitan. Langsung aku membantunya.

Namun dilihat-lihat dia seorang lelaki yang memakai seragam sma dan sedang membawa secarik kertas tapi kertas itu telah jatuh dari tangannya hingga ku ambil dan mengembalikannya.

"Aw. Kalau jalan lihat-lihat makanya. Sakit tau huhu." Ringis lelaki itu.

"Ah maaf aku sangat tidak hati-hati. Baiklah kalau begitu aku akan duduk. Sekali lagi maaf."

"Dasar perempuan tak tahu menolong." Bisiknya.

Aku kemudian duduk di bangku kosong dan segera mengeluarkan laptop ku untuk mengerjakan tugas. Sebenarnya aku ingin sekali membantunya tapi aku harus jaga jarak dengan laki-laki.

Tak lama secara tiba-tiba laki-laki yang kutabrak tadi duduk didepanku. Aku menurunkan layar laptop dan melihat dia sedang menatapku dengan lumayan sinis dan kesal. Lalu aku melihat sekitarku memang sih meja-meja sudah terisi sisa satu ini yang ada di hadapanku.

"Boleh aku tahu namamu siapa?" Lelaki itu membuka topik pembicaraan dan membuatku sontak kaget.

"Apa itu penting untukmu."

"Ya ingin sekedar tahu saja tidak boleh?"

"Baiklah. Karena ini kau memaksaku. Namaku Lee Naera. Bagaimana denganmu?"

"Namaku Kim Taehyung. Aku pelajar sma kelas 12. Ngomong-ngomong apakah itu latte?"

"Ehm iya ini latte. Emangnya kenapa?"

"Aku suka latte. Tapi pegawai tadi bilang kalau latte sudah habis jadi apa boleh buat akhirnya aku beli jus."

"Ehm bisa gak ngomongnya lo gue aja?" Aku lumayan tidak nyaman ngobrol dengan laki-laki yang baru dikenal dan manggil aku kamu. Ditambah aku yang lumayan benci dengan lelaki.

"Oh ok. Lo ngerjain tugas apa kalau boleh tahu."

"Bisa gak sih gausah sokap kita baru kenal."

"Galak amat. Santai aja anggep gue itu temen yang udah lama kenal. Eh btw lo kelas berapa?"

"Kelas 12 juga napa lo nanya."

"Oh wow berarti kita seumuran."

"Idih mauan aja." Apaansi. Apa yang aku lakukan sekarang mengobrol dengan lelaki yang baru dikenal. Bahaya. Aku cabut aja kali ya.
"Eh em... Taehyung ya. Hm gue mau pulang dulu mau ngerjain tugasnya dirumah."

"Oh yaudah gak napa. Eh kalau boleh tau id line lo apa?"

Bisa aja anda.

"Apaansih. Gausah minta-minta sokap banget sih lo."
Tapi kesempatan gue ini sih walaupun gue tuh benci sama cowok tapi gak tahu kenapa dengan yang satu ini aku merasa seperti biasa saja sama laki-laki. Mungkin karena ia ganteng tidak seperti Bobby.
"Yaudah deh ni." Lalu aku menunjukan id line ku kepadanya.

"Wah makasih banyak ya. Gue juga mau balik. Daa." Sapanya.

"Hm."

Saat diperjalanan menuju halte pikiranku dipenuhi dengan lelaki tadi. Euh Taehyung namanya. Ini pertama kalinya aku lumayan akrab dengan cowok. Astagah sudah pukul segini mama akan mengkhawatirkanku.

Tbc

Latte| KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang