"Na?era!!"
—
"J-joy?!" Panggilku juga dengan nada yang sangat susah dijelaskan. Apa yang dilakukan Joy di rumah Jimin.
"Loh kalian saling kenal?" Tanya Jimin kemudian.
"Ih jijik deh gue bisa kenal sama dia. Kok lo bisa pulang bareng dia sih, jim?" Tanyanya.
"Oh anu ehm. Kita ketemu di halte terus kita pulang bareng deh. Kebetulan juga rumahnya ngelewatin sini." Jawab Jimin dengan jelas jadi tidak dicurigai. Tapi sepertinya tidak deh.
"Woi elo ya ra. Lo tuh cewek macem apa sih. Sukanya ngembad cowok. Dasar ke ganjenan. Pertama sama mantan gue sekarang sama saudara gue. Terus nanti lo sama siapa lagi. Bapak gue?!" Ternyata amarah nya diluapkan ke depan wajahku dan ia menarik kerah bajuku sehingga jarak kami tidak terlalu jauh.
"Joy! Lo apa-apaan sih. Gak usah main fitnah ngembad-embad cowok. Lo tuh ya udah keterlaluan. Makanya bunda gak suka sama lo." Tiba-tiba Jimin melerai dan memarahi balik Joy. Bunda itu sebutan ibu Jimin oleh mereka berdua. Lalu kemanakah orang tua Joy?
"Tapi gue benci sama orang ini, jim. Dia udah ngambil cowok kesayangan gue dengan gampangnya. Dan sekarang gue gak tau harus sama siapa lagi. Gue butuh asupan cowok."
"Lo gila, Joy. Pergaulan lo udah gak bagus. Mending lo pulang ke rumah lo terus tobat sana. Lo tuh punya ot-." Ucapan Jimin yang panjang nan lebar terpotong saat kita semua mendengar dan melihat sesosok orang yang keluar dari rumah mewah itu.
"Bunda." Panggil mereka berdua dengan kompak. Ternyata yang keluar itu ibunya Jimin.
Pakaiannya sangatlah mewah. Aksesoris nya terbuat dari emas semua. Rambutnya coklat mengkilap bergelombang terkibas angin siang. Kulit wajah nya putih bersih memantulkan cahaya di pipinya seperti memakai highlighter.
Ibu Jimin itu berjalan ke arah dimana suara pertengkaran tadi berasal. Saat dekat dengan kita, aroma lingkungan bersalju sedikit ini berubah menjadi aroma pewangi yang dipakai ibu Jimin sekarang.
Aku tidak bisa melepaskan pandanganku dari wanita yang berparas cantik dan bermarga Park ini. Aku tidak tahu apa yang bisa menarik perhatiannya itu. Ia tampak seperti dewi yang turun dari langit ke tujuh. Pantesan saja anaknya ini sangat cakep.
Jimin dan Joy langsung menunduk ketika ibunya Jimin sudah berada di depan mereka. Beda denganku yang masih tercengang dengan kecantikannya.
Ibunya Jimin menatap mereka berdua dengan sangat pekat dan secara tiba-tiba terdengar suara hentaman dari kulit ke kulit. Ternyata Joy ditampar olehnya. Sungguh aku yang melihatnya ini syok karena ini sama sekali tidak terduga.
"Joy kamu anak iblis! Buaknnya tadi bunda suruh kamu pulang tanpa menganggu orang lain. Tadi apa yang dilakukannya, Jimin?" Tanyanya ke Jimin dengan bahasa yang sangat sopan dan baku.
"Ma-maap bunda." Balas Joy dengan terbata-bata sebab ia masih kaget dengan apa yang menimpa dia.
"Sekarang kamu pergi dari sini. Pulang kamu. Kamu gak peduli ya sama orang tuamu. Mereka khawatir dengan perbuatan keji kamu selama ini. Sana kamu minta maaf. Jika kamu balik lagi kesini. Bunda gak akan segan membukakan pintu buatmu." Perintah ibu Jimin dengan tegas karena mood nya kini sedang dipenuhi dengan amarah.
Lalu setelah Joy pergi dari sini, ibu Jimin menoleh ke arah ku dan Jimin secara bergantian. Ibu Jimin berjalan ke hadapanku. Karena aku takut dia akan mengomeliku seperti Joy tadi aku mundur selangkah tapi tatapan ku tidak lepas darinya.
"Nama kamu siapa nak?" Tanyanya dengan nada yang berbeda dari yang tadi. Kini suara nya menjadi lemah lembut diikuti dengan senyuman manisnya yang membuat buku kudukku berdiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Latte| KTH
RomanceSeorang gadis yang tidak terlalu ceria. Ia sangat benci lelaki. Namun saat ingin membeli sebuah latte di caffe favorite nya ia bertemu laki-laki yang tak disangka akan menjadi pendamping hidupnya dan membuat hari-harinya cemerlang dari yang dulu. Wa...