Falling in love for the second time

32 5 0
                                    

Lima hari libur sekolah itu rasanya tidak enak. Tidak ada yang bisa kuajak main karena sibuk dengan acaranya masing-masing. Lalu aku harus apa. Ibuku yang setiap hari masih kerja dan Felix yang juga sibuk dengan tugas kuliahnya ini tidak bisa diajak bermain.

Suatu saat aku memutuskan untuk pergi ke sebuah kafe tengah kota yang terkenal dengan kelezatannya sendiri. Ingin ku mengajak Choiwon tetapi anak itu kini dihujani dengan keinginan untuk menjaga ibunya itu yang masih sakit.

Dan tak lupa diluar sana sudah turun salju jadi aku harus memakai coat supaya tidak kedinginan. Lalu ku beranjak dari kasur yang sedari tadi ku tatapi ponsel sehingga lupa waktu yang seharusnya aku pergi jadi aku tidak akan pulang malam. Mungkin.

Sebelum kebawah aku ingin berpamitan dengan Felix karena ibu belum pulang kerja. Perlahan aku ketuk pintunya yang tak lama kemudian terdengarlah suara serak Felix dari dalam kamarnya.

"Bang. Gue mau keluar ya ngangetin badan di kafe tengah kota tau kan?"

"Oh iya tau. Pulangnya jangan lama-lama ya."

"Ya."

Itu saja respon Felix karena kesibukannya ini ia jadi jarang keluar kamar. Keluar kamar saja jika ada keperluan penting seperti makan, minum, wc, dan lainnya.

Aku tidak perlu kendaraan karena ingin sekali menikmati salju-salju yang sedang turun. Aku sudah lengkap dengan pakaian khusus untuk salju seperti kupluk, sarung tangan, hot pack, sepatu boots,dan pink scarf kesukaan ku.

Jalanan nampak tidak sangat ramai dari yang biasanya. Hidungku cukup mampet karena suhunya yang sangat ekstrim. Tapi mau tak mau saja. Ya sekedar untuk menghilangkan stres di rumah.

Sampai di kafe, kafe nya sih lumayan sepi juga. Bisa untukku beristitahat dengan nyaman. Aku memesan latte dengan topping caramel serta whipped cream yang memang terkenal enak disini.

Aku membawa lattenya kemari menuju tempat duduk dekat jendela yang ada sofanya. Sambil menikmati pemandangan ku seruput sedikit demi sedikit itu latte.

Lalu pandangan ku tertuju kepada orang yang sedang ribut di restoran seberang. Tunggu sebentar. Ku pejamkan mataku lagi sehingga penglihatan ini lebih jelas.

*uhuk

Haduh aku lupa juga aku sedang menyuruput minum. Tapi kuduga juga ternyata itu Taehyung dan Joy yang sedang bertengkar. Kulihat Joy menampar pipi Taehyung lalu ia meninggalkannya begitu saja dengan muka merah dan tas sedang di tangannya.

Joy berlari menuju taksi terdekat dan kulihat ia menangis didalam. Sedangkan Taehyung memegang pipinya yang bekas tamparan Joy.

Yang tadi ia berdiri lalu perlahan ia duduk dan menatap lurus kedepan sambil menghabisi makanan yang ada di mejanya.

Karena aku tidak mengerti dan tidak peduli lagi ku lanjutkan acara Naera bois du latte yang terhambat karena momen tadi.

Sebelum pulang aku memutuskan untuk membeli oleh-oleh untuk ibu dan Felix yang dirumah dengan kue ala-ala prancisnya ini oh ini namanya cinnamon cake roll yang tulisannya itu tertera pada label di nampannya.

Setelah itu ku keluar dengan menggesek-gesekan hot pack yang akan di tempelkan di pipi. Lalu aku sadar jika ingin pulang aku harus melewati restoran yang tadi ditempati Taehyung. Jadi aku harus menyebrang dan jalan aja lurus.

Kupastikan tidak ada Taehyung namun shit dia ada di depan. Entah apa yang ia lakukan tapi itu terlihat menyedihkan.

Ku tundukan kepala sehingga ia tidak bisa melihatku dan jalan secepat mungkin melewatinya. Tapi.

*greb

"Naera."

"..."-gue

"Ra ini lo kan?"

"..."

"Ra jawab dong."

"Hm iy-iya."

"Ma-maafin gue ya ra kalo gue ada salah. "

Taehyung memelukku dan ia mengucapkan kata-kata itu dengan sendu. Aku yang lagi dipeluknya ini merasa sangat awkward karena betapa kesalnya aku dengannya sejak beberapa minggu yang lalu dan lima hari libur sekolah ini membantuku untuk melupakannya tetapi gagal juga.

"Hah. Gak kok lo gak ada salah. Udah gue maafin."

Pura-pura tidak ada masalah dengannya supaya tidak panjang lebar lagi.

"Lo mau pulang ya? Gue anterin boleh? Sambil curhat-curhat dikit."

Kujawab saja dengan anggukan dan secara tiba-tiba ia menggandeng tanganku yang ku balut dengan sarung tangan.

Mungkin belum terlalu nyaman rasanya tapi ya kesempatan dalam kesempitan aja gue bales.

"Jadi gini ra. Gue tuh lagi makan bareng Joy. Itu pula dia yang ngajak. Kita makan masih damai ya untuk beberapa saat. Tapi karena dia nyadar gue tuh gak merhatiin dia dari tadi jadi dia marah. Pake bawa-bawa nama elu lah katanya gara lo gue jadi ngediemin dia padahal sih hm.... ya gitu. Itu gw lagi bengong makan biasa."

"Ya terus."

"Dia mulai marah-marah gak jelas sampe semua orang yang di sana pada ngeliatin kita. Terus dia bilang
'Ah udahlah aku muak sama kamu. Aku tau kamu tuh gak cinta sama aku. Kamu tuh sukanya sama Naera itu kan. Udah lah mending udahan.'
Terus gue jawab lah ya
'Apaansih.'
And dia nya malah marah
'Berani.'
Terus dia nampar gue and dia keluar. Gue mah sabar ya sama cewek kayak Joy. Sumpah pipi gue sakit sampe sekarang."

Taehyung pov
Dalam hatiku ini setelah nyertitain itu masih lumayan sedih. Ditambah pipi yang panas akibat ditampar Joy.

"Sini coba liat."

Naera kemudian menarik perlahan daguku supaya bagian pipi yang terkena tamparannya itu terlihat.

Sarung tangannya dilepas satu dan ia letakkan tangan mungilnya di pipi. Tersentak sedikit karena aku tidak tahu kalau ia bakal ngelakuin hal yang kayak begini.

Walaupun tangannya mungil tetapi hangat. Ia meng elus-elus bagian yang terkena tamparannya dengan sangat gentle. Aku menyukai nya. Lalu ia lepas tangannya yang masih bertengger di pipi.

Wajah ku ini masih memperlihatkan betapa kagetnya aku karena hal terduga semacam itu. Lalu wajah kita saling bertemu dan aku tak tahu harus apa. Bola matanya membesar dan bisa kulihat pipinya memerah.

Naera pov
Entah dari mana ide yang aku lakukan untuk mengusap pipinya itu. Tapi aku sangat iba karen hingga sekarang pipinya masih merah karena tamparan Joy.

Saat aku ingin kembali ke posisi semula wajah kita bertemu. Seketika aku membeku dan tidak bisa bergerak. Yang hanya bisa berubah adalah kelopak mataku yang semakin besar dan pipiku yang terasa panas seperti tae tapi bedanya dia ditampar bukan malu.

Secepat mungkin aku kembali dan menatap lurus kedepan. Tapi seketika tangan tae menggenggamku dan ku sungguh kaget. Ingin ku lepas tapi ya sudah bales aja.

Dalam sekejap kita sudah sampai di depan rumah ku dan tae berterima kasih lalu pergi.

"I really don't know what to say but this is weird. Falling in love with the same person for the second time. And it feels weird."

Tbc

Latte| KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang