tigabelas-jelaskan!!

951 90 12
                                    

Salsha mengerang pelan ketika cahaya matahari tiba-tiba menyeruak menyilaukan matanya,  membuatnya mau tak mau membuka mata. 
Pandangan awal sebuah tembok yang terbuat dari kayu jati dengan dirinya yang berada di atas tempat tidur yang terasa asing membuatnya kaget. 

Berusaha bangun namun yang di dapatnya hanya pening luar biasa di kepalanya, 
Dimana dia? 

"sudah bangun?. "

Salsha menolehkan kepalanya ke arah pintu  yang slambunya terbuka hingga seorang wanita yang salsha kira berusia 50 tahunan berjalan ke arahnya dengan baskom berisi air ditanganya. 

Salsha masih memperhatikan  wanita itu dan dibalas dengan senyuman yang membuat salsha ikut tersenyum.

Wanita itu duduk disamping salsha setelah meletakan sebaskom air tadi di meja samping ranjang. 

"syukurlah kamu udah sadar,  tadi sebenarnya ibu mau ngompres sama ngebasuh badan kamu."
Jeda sejenak,  salsha bingung hendak menjawab apa.

"oh minum dulu," seakan mengerti dia menyodorkan segelas air putih ke salsha. 

"hampir 2 hari kamu pingsan,  waktu itu malam-malam ada laki-laki yang gendong kamu dengan panik ke sini minta tolong. Sekarang kamu dirumah ibu,  sepertinya kalian baru saja tenggelam.  Tapi ibu salut sama suami kamu.  Tanggung jawab sekali dan terlihat sayang sama kamu,  ngelihat dia sepanik itu soal kondisi kamu padahal dia sendiri juga kacau dan gak baik-baik aja."

Salsha masih diam,  otaknya mencerna apa yang dikatakan wanita di depanya ini.

"suami?. " bingung salsha

"iya dia masih diladang,  sebentar lagi pulang kok.  Kamu istirahat aja,  ibu bikinin makanan ya?. "  tawarnya

"en..engga usah bu---

"Asri,  nama ibu asri duh daritadi nyerocos same lupa ngenalin diri maklum aja udah tua hehehe. "

Salsha hanya tersenyum dan mengangguk.

"ah sudah ibu kedapur dulu ibu bikinin bubur ya,  kamu istirahat lagi aja gapapa." setelah menepuk lembut lengan salsha ibu asri pamit untuk pergi. 

Setelah kepergian ibu Asri salsh memerhatikan ruangan yang saat ini di tempatinya,  sebuah kamar sederhana yang dindingnya terbuat dari kayu bercat biru dan berlantai semen.  Dikamar ini ada sebuah lemari besar dan ranjang beserta meja kecil di sisi kanan tempat tidur serta sebuah kipas yang menempel di dinding.  Sederhana tidak banyak perabotan disini namun mampu membuat orang nyaman. 

Lalu salsha menyingkap selimut yang  menutupi tubuhnya,  dipandanginya baskom di meja yang berisi air.  Sepertinya dia harus mandi agar segar dan pusing di kepalanya hilang. 

Ketika menginjakn dadi di lantai salsha baru sadar akan baju yang dipakainya,  daster lusuh bermotif bunga-bunga selutut.  Seinggatnya ini bukan bajunya, 
Lalu di menatap pantulan dirinya dari kaca almari.  Wajah kucel kusam dengan rambut yang di ikat asal-asalan yang terlihat berantakan dan daster selutut, dirinya hanya bertelanjang kaki. 

"mirip emak emak." komentar salsha saat melihat pantulan dirinya. Lalu tanganya bergerak melepas ikat rambutnya,  sepertinya hal pertama yang di lakukanya merapikan rambutnya agar dia tidak mirip dengan setan setan indonesia.
Salsha tersentak saat tanganya ditarik halus,  aldi nendorongnya agar duduk kembali di tempat tidur. 

"aldi?. "
"syukur deh kamu sadar,  denger dari bu Asri aku langsung kesini mastiin bener atau engga." aldi merebut kuncir yang berada di tangan salsha lalu dia mengambil sisir di meja dan mulai menyisir pelan rambut salsha

Salsha hanya diam,  dia terlalu gugup dan bingung  akan kondisi saat ini. 

"lain kali gausah ambil job yang berhubungan  dengan air kalo kamu ga bisa berenang. " lanjut aldi

"makasih ya di.. " cicit salsha, 
Aldi hanya menganggukan kepalanya, 

"eh kamu bisa ngiket rambut?."  kaget salsha saat aldi mengikat rambutnya

"iyalah kamu fikir yang ngieket rambut kamu  siapa kemarin. " jawabnya

"ooh,  pasti sering ngiketin rambut bella ya?. " goda salsha

"engga,  kamu yang pertama. " jawab aldi acuh dn mengembalikan sisir ke tempat semula. 

"berantakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"berantakan. " canda salsha

"ye tadi muji sekarang ngatain,  berantakin lagi nih. " aldi bersiap  kembali mengacak-acak rambut salsb yang baru di rapikanya jika tidak mendengar sebuah demenam.

"ekhem.. "
Keduanya menoleh dan tersenyum kikuk ke arah bu Asri yang sedang memandang ke duanya dengan tatapan menggoda. 

"nih maaf ya maaf bukanya ibu maksud ganggu,  cuma mau nganterin bubur aja kok. " ucap bu asri lalu berjalan mendekat dan menyerahkan nampan berisi mangkuk berisi bubur dengan asap yang masih mengepul ke aldi.

'e..  Terimakasih bu. " kata aldi kikuk,  sementara salsh hanya menundukan kepalanya.  Dia terlalu malu saat ini meski dia sendiri tidak tau kenapa harus malu

"yaudah ibu pamit ya,  ibu paham kok 2 hari salsha pingsan pasti sekarang mau manja manjaan.  Gapapa ibu ngerti namanya juga anak muda,  tapi ibu pesen,  tahan dulu ya kalo mau 'anu' ya meskipun udah sah boleh boleh aja tapi kan kasian salshanya masih skit. "  ucap bu Asri menepuk pungung aldi

Salsha melototkan matanya disaat kata 'anu'sementara aldi hanya tersenyum kikuk. 

"hahaha kalian lucu, udah ah ibu pergi.  Yang tadi becanda kok jangan serius gitu ih hahaha. "

Selepas bu Asri pergi,  aldi meletakan nampan di meja secara pelan dan semua pergerakan itu tak lepas dari tatapan maut salsha.

"jelasin maksudnya apa!. " kesal salsha

"kamu ngaku ngku jadi suami aku?. "

"e..  Iya itu.  Tapi denger penjelasan aku dulu." gugup aldi

"apa?  Penjelasan apa ha?. " marah salsha

Murkanya salsha membuat nyali aldi seketika ciut,  belum di jelaskan saja sudah ngamuk ginu gimana kalo sampe salsha tau yang gantiin baju dia kemarin itu aldi bisa di buang kelaut dia. 
-----------

17 November '18

Kalo Panjang nanti bosan,  lama up maapkan jadwal padet dan maapkan kalo garing diriku berusaha up mumpung free tugas 😩😩

Selamat sabtu malam 💗💗

[2] Lelakiku [Secret Love]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang