Dua puluh Tiga - Pantang Mundur

128 15 6
                                    


Semua butuh proses, karena disetiap proses ada pembelajaran.

jika dipercepat, maka Allah ingin kita bersyukur.

Jika diperlambat, Allah ingin kita bersabar. 


Bandung, Penghujung tahun 2018. 

Pagi-pagi sekali pukul 6 seusai sholat subuh aldi bergegas untuk bersiap-siap. meski daritadi ponselnya terus berbunyi menampilkan nama kiki sang asisten sekaligus managernya itu.


"hallo apa bang?." sambil mengapit ponsel di bahunya aldi bergegas memakai jakatnya.

"kemana lu? kabur gitu aja kita ada jadwal meeting  harus tanda tangan gedung juga gila lu kabur-kabur." omel kiki

"yaelah bisa lu handle kan?  gue lagi sibuk lagi di Bandung ini." 

"pale lu ya seenaknya aja, gak gak balik." omel bang kiki

aldi mengendus nafas kasar. 

setelah berfikir sebentar dia memindahkan ponselnya.

"oke tar malem gue balik, tapi plis seharian ini jangan ribet oke manager dan asisten terhormat?! gue harus memperjuangkan masa depan ini jangan sampe ya gagal gara-gara lu bang. asli kalo sampe gagal gara-gara lu bang. gelud lah kita." ucap aldi memberi ultimatum

lalu aldi mematikan ponselnya, mengambil dompet dan ponselnya lalu bergegas keluar dari kamar hotel.

sampai di mobil sambil menunggu mesin mobil panas aldi mengambil koyo di dashboard mobil. ah ini nih terbiasa hidup enak hidup prihatin gabisa. jujur badan aldi terasapegal-pegal semua, demi bisa dekat dengan rumah salsha aldi memilih hotel ini bukan hotel mewah mungkin lebih tepatnya kost-kostan harian semalaman dia tidur dengan posisi meringkuk karena kasurnya yang kecil dan juga panas hanya ada kipas angin.

"kalau bukan karna salsha mah gak bakal kali gue begini ya allah kayak dewasa jompo aja make koyo cabe." guman aldi. 

setelah selesai dia bergegas menuju ke rumah ibunda salsha yang hanya berjarak 15 menit saja.


----------------------------------

06:30 

masih terlalu pagi memang rumah bercat putih dan biru itu pagarnya juga masih tertutup rapat dan terlihat sepi sedangkan mobil aldi sudah terparkir rapi di pinggir jalan. aldi memutuskan untuk diam sebentar di dalam mobil tanpa masuk takut kedatanganya menganggu yah meskipun dia tau sih kedatanganya bagi salsha memang menganggu tapi kan citranya harus tetap baik di depan ibunda salsha. 

lalu tak lama keluarlah salsha dari dalam rumah dengan pemandangan terbaik menurutnya.

daster selutut dengan cardigan dan rambut dicepol asal-asalan cantiknya natural. lalu aldi bergegas turun dari mobil.

berlari kecil sambil tersenyum ke arah salsha yang memandangnya dengan mata melotot.

"Haii morning.." masih dengan senyum gantengnya aldi menyapa salsha 

"ngapain?!." pekik salsha lalu dia melihat kedalam rumah takut sang ibunda melihat kedatangan aldi.

"mau belanja ya? ikut dong? pasar apa swalayan biar aku anter." alih-alih menjawab pertanyaan salsha aldi justru bertanya

"kamu ngapain kesini!." ulang salsha 

aldi hanya mengangkat bahunya sambil tersenyum menggoda salsha.

[2] Lelakiku [Secret Love]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang