Ayok, berikan vote dan saran-sarannya. Tinggalkan jejak ya ❤️
Selamat membaca....--MPA--
Malam ini adalah malam terakhir keluarga kecil itu untuk tinggal di desa Mbokde, besok siangnya mereka akan kembali ke rumah. Seperti halnya saat ini, setelah makan malam Endaru menghampiri Dalilah dengan sembunyi-sembunyi, anak itu takut jika sang Mama akan memarahinya.
Ika memang tidak menyukai Dalilah, baginya Dalilah itu aneh, hampir semua keluarga Mbokde bertingkah aneh. Endaru sempat meminta izin pada Ika untuk duduk-duduk di depan teras, Ika hendak melarang, namun Saga lebih dulu mengizinkan. Akhirnya, Endaru pun bisa menemui Bibinya.
Dalilah merekahkan senyumnya kala ia mendapati anak kecil itu berlari kecil hanya untuk mendekatinya, Endaru dengan bersemangat langsung menghambur ke pelukan Dalilah, mereka bagai Ibu dan anak jika oranglain yang melihatnya.
"Sudah minta izin sama Mama mu?" Tanya Dalilah, ia tidak ingin Endaru mendapatkan masalah karenanya.
Anak itu melepaskan pelukannya, lalu mengangguk senang sembari memperlihatkan gigi-giginya yang sudah tumbuh dengan rapi.
"Sudah bilang ke Mama, tapi Papa yang beri izin."
Dalilah mengangguk-angukkan kepala, pantas saja Endaru dibolehkan bertemu dengannya karena Saga yang memberi izin, Dalilah ragu jika Ika sendiri yang memperbolehkan.
"Ada apa, Bi?"
Dalilah menghirup napas panjang-panjang, perempuan seumuran Ika itu menatap Endaru dengan pandangan yang tak dapat diartikan.
"Ndaru besok pulang 'kan? Bibi jadi kesepian lagi, padahal Bibi mau main sama kamu lebih lama." Dalilah berkata dengan ekspresi wajah yang terlihat sendu.
Mata bulat nan indah milik Endaru pun membulat terkejut, lalu setelahnya ia mengangguk lemah.
"Iya, Bi. Sebenarnya Ndaru juga masih ingin main sama Bibi dan teman-teman, tapi besok Ndaru harus pulang." Endaru memilin jemarinya dengan gusar, anak kecil itu masih ingin tinggal disini.
"Sayang sekali." Gumam Dalilah pelan.
"Eumm.. Bagaimana kalau Ndaru tinggal disini lebih lama, biar Mama sama Papa yang pulang."
Endaru mengulas senyum manisnya, seolah sedang mendapatkan ide cemerlang.
Sedangkan Dalilah menggelengkan kepala, membuat Endaru memandanginya dengan bertanya-tanya.
"Kenapa?"
"Mama mu pasti tidak akan mengizinkan, sayang." Dalilah berucap dengan lembut, ia mengusap-usap puncak kepala Endaru dengan lembut. Namun, sesekali matanya berkilat-kilat.
"Ndaru biar izin ke Papa, kalau sama Papa pasti dibolehin."
Endaru berkata dengan wajah memelas, nampak sekali anak itu masih ingin tinggal bersama Dalilah. Entah apa yang membuat Ndaru semakin menempel dengan Bibinya, Dalilah menyunggingkan senyuman miring.
"Tidak, Ndaru. Kamu harus pulang sama mereka, Bibi tidak mau kamu dimarahi oleh Mama."
Endaru merengut masam mendengar keputusan Dalilah, mengapa Dalilah tidak mendukung keinginan anak itu saja, toh pasti Papanya akan setuju-setuju saja.
"Ndaru juga heran sama Mama, kenapa Mama tidak bolehin Ndaru sih? Kan Ndaru cuma ingin main, tapi Mama malah marah-marahin Ndaru terus."
Kini anak itu menumpahkan keresahan hatinya, Dalilah semakin memincingkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAKHLUK PENJAGA ANAKKU
Horror-SLOW UPDATE- Ika seorang Ibu yang mengkhawatirkan buah hatinya, sejak beberapa waktu lalu ia merasa ada kejanggalan dengan anaknya. Endaru Mahatma, sang anak berlaku aneh serta misterius. Mengobrol sendiri, ketawa dan bahkan menangis sendiri. Ia su...